Karakteristik dan Faktor Prioritas Penyebab Kekumuhan di Kawasan Permukiman Girlibanji (Pinggir Kali Banjaran-Kranji), Kabupaten Banyumas

Ricca Padyansari, Murtanti Jani Rahayu, Lintang Suminar

Abstract

Pelaksanaan aktivitas yang terpusat pada kawasan perkotaan dapat mempengaruhi laju perpindahan penduduk menuju kota. Pertumbuhan penduduk perkotaan yang terus meningkat mengakibatkan tingginya permintaan lahan untuk kawasan permukiman yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan untuk kawasan hunian yang layak huni. Fenomena tersebut terjadi diantaranya di Kabupaten Banyumas seiring dengan terus berkembangnya Kawasan Perkotaan Purwokerto sebagai ibukota Kabupaten Banyumas. Hal ini mengakibatkan  munculnya kawasan kawasan kumuh di Kawasan Perkotaan Purwokerto. Salah satu kawasan yang teridentifikasi permukiman kumuh adalah Kawasan Girlibanji. Dalam menangani kawasan permukiman kumuh, Pemerintah Kabupaten Banyumas telah berupaya mengatasi permasalahan kekumuhan dengan penerapan beberapa kebijakan tetapi  permasalahan permukiman kumuh belum teratasi sepenuhnya khususnya di Kawasan Girlibanji. Ketidakberhasilan penerapan kebijakan penanganan permukiman kumuh dikarenakan belum diketahui faktor prioritas penyebab meningkatnya permukiman kumuh pada kawasan secara jelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor prioritas penyebab kekumuhan di Kawasan Permukiman Girlibanji dengan menggunakan Analytical Hierarchy Prosess (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor prioritas penyebab kekumuhan di Kawasan Permukiman Girlibanji adalah jaringan air limbah, kepadatan dan kualitas bangunan, jaringan sistem persampahan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan jaringan drainase.

Keywords

Analytical Hierarchy Process (AHP); faktor prioritas; Girlibanji; karakteristik; permukiman kumuh

Full Text:

PDF

References

Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Afrina, S., Fuady, Z., & Yusuf, M. A. (2021). Identifikasi Faktor Penyebab Utama Kekumuhan Permukiman di Dusun Tengku Muda, Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Raja, Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Dan Perencanaan, 5(2), 58–64. Diakses dari: https://jim.usk.ac.id/ArsitekturPWK/article/view/17874

Akbar, M. A. (2020). Strategi Penanganan Permukiman Kumuh di Kota Balikpapan Berdasarkan Tipologi Kawasannya. Institut Teknologi Kalimantan.

Apriliani, D., Heldayani, E., Utomo, B., & Setianto, H. (2022). Faktor-Faktor Penyebab Tumbuhnya Permukiman Kumuh di Kelurahan Tuan Kentang Kota Palembang. RUAS: Review of Urbanism and Architectural Studies, 20(2), 73–84. https://doi.org/10.21776/ub.ruas.2022.020.02.7

Arung, R., & Ulimaz, M. (2021). Analisis Faktor Penyebab Kumuh Permukiman Kumuh di Kelurahan Baru Ulu, Kota Balikpapan. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota, 17(4), 472–481. https://doi.org/10.14710/pwk.v17i4.37953

Asa, D. M. (2015). Penanganan Permukiman Kumuh di Kelurahan Penggungrejo Kota Pasuruan. Insitut Teknologi Nasional.

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Persentase Penduduk Daerah Perkotaan menurut Provinsi, 2010-2035. Diakses Juli 12, 2023, dari website Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/statictable/2014/02/18/1276/persentase-penduduk-daerah-perkotaan-menurut-provinsi-2010-2035.html

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. (2023). Kabupaten Banyumas dalam Angka 2023. Banyumas: BPS Kabupaten Banyumas.

Crysta, E. A., & Budisusanto, Y. (2017). Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih, Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 6(2), C389–C393. https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.24173

Damisi, D. M., Kumurur, V. A., & Sela, R. L. E. (2014). Analisis Faktor-Faktor Kekumuhan Kawasan Permukiman Pesisir Tradisional (Studi Kasus: Desa Bajo Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo). Jurnal Sabua, 6(1), 163–172. Diakses dari: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/SABUA/article/view/5282

Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas. (2016). Laporan Akhir Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Banyumas. Diakses dari: https://drive.google.com/file/d/1xB9hkXTl5DTHtVyXsdjKpjUZmvFrh1hF/view?pli=1

Fitri, D. A., & Sulistinah. (2021). Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Permukiman Kumuh Daerah Perkotaan di Indonesia. Jurnal Swara Bhumi, 1(1), 1–9. Diakses dari: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/38202

Hariyanto, A. (2007). Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya Menciptakan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Yang Sehat (Contoh Kasus : Kota Pangkalpinang). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota Unisba, 7(2). Diakses dari: https://ojs.petra.ac.id/ojsnew/index.php/pwk/article/view/17761

Ismail, R. M. M. A., Sriartha, I. P., & Sutarjo. (2016). Kajian Permukiman Kumuh di Kota Singaraja. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 4(3). Diakses dari: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPG/article/view/20561

Istikasari, M., & Khadiyanto, P. (2014). Identifikasi Permukiman Kumuh di Pusat Kota Jambi. Ruang, 2(4), 301–310.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2018). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

Lestari, I. D., & Sugiri, A. (2013). Peran Badan Keswadayaan Masyarakat dalam Penanganan Permukiman Kumuh di Podosugih, Kota Pekalongan. Teknik Perencanaan Wilayah Kota, 2(1), 30–41. Diakses dari: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/1406

Magfirah, A. (2022). Arahan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa, Makassar, Indonesia.

Muvidayanti, S., & Sriyono. (2019). Karakteristik dan Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kelurahan Tanjung Mas Kota Semarang. Geo Image, 8(1), 37–44. Diakses dari: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage/article/view/29658

Nawagamuwa, A., & Viking, N. (2003). Slums, Squatter Areas and Informal Settlements—Do They Block or Help Urban Sustainability in Developing Contexts? Proceedings of the 9th International Conference on Sri Lanka Studies. Matara.

Pemerintah Kabupaten Banyumas. (2020). Surat Keputusan Bupati Banyumas Nomor 660/630 Tahun 2020 tentang Penetapan Lokasi dan Luasan Kawasan Kumuh Perkotaan di Kabupaten Banyumas.

Putra, K. E., & Andriana, M. (2017). Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kelurahan Bagan Deli Belawan Kota Medan. Jurnal Koridor, 8(2), 97–104. https://doi.org/10.32734/koridor.v8i2.1334

Putro, J. D. (2011). Penataan Kawasan Kumuh Pinggiran Sungai di Kecamatan Sungai Raya. Jurnal Teknik Sipil, 11(1). https://doi.org/10.26418/jtsft.v11i1.1066

Reed, M. S., Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., … Stringer, L. C. (2009). Who’s In and Why? A Typology of Stakeholder Analysis Methods for Natural Resource Management. Journal of Environmental Management, 90(5), 1933–1949. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2009.01.001

Robaka, C. Y. V. (2019). Penentuan Prioritas Penanganan Infrastruktur Permukiman Kumuh Perkotaan Berdasarkan Bentuk Partisipasi Masyarakat di Kelurahan Kalipang Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Skripsi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional, Malang, Indonesia.

Saaty, T. L. (2008). Decision Making With The Analytic Hierarchy Process. International Journal of Services Sciences, 1(1), 83–98. https://doi.org/10.1504/IJSSCI.2008.017590

Sari, A. R., & Ridlo, M. A. (2021). Studi Literature: Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan. Jurnal Kajian Ruang, 1(2), 160–176. https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20022

Sekatia, A. (2015). Kajian Permukiman Kumuh dan Nelayan Tambak Lorok Semarang (Studi Kasus Partisipasi Masyarakat). Modul, 15(1), 57–66. Diakses dari: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul/article/view/10736

Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Surtiani, E. E. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pancuran, Salatiga). Tesis, Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang, Indoensia.

Wiarni, S., Mononimbar, W., & Supardjo, S. (2018). Analisis Tingkat Kekumuhan Kawasan Permukiman di Kecamatan Kotamobagu Timur. Spasial, 5(1), 61–70. Diakses dari: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasial/article/view/19095

Wijaya, D. W. (2016). Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh (Studi Penentuan Kawasan Prioritas untuk Peningkatan Kualitas Infrastruktur pada Kawasan Pemukiman Kumuh di Kota Malang). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.21776/ub.jiap.2016.002.01.1

Wimardana, A. S., & Setiawan, R. P. (2016). Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin. Jurnal Teknik ITS, 5(2), C166–C171. https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.18386

Yustika, F. N., & Umilia, E. (2019). Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Permukiman Kumuh di Kelurahan Kalisari Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 8(2), C189–C193. https://doi.org/10.12962/j23373539.v8i2.48986

Zulkarnaini, W. R., Elfindri, & Sari, D. T. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permukiman Kumuh di Kota Bukittinggi. Jurnal Planologi, 16(2), 169–188. https://doi.org/10.30659/jpsa.v16i2.5047

Refbacks

  • There are currently no refbacks.