Tingkat Kesesuaian Fisik Spasial Kawasan Strategis Sektor Perdagangan dan Jasa: Studi Kasus Kawasan Nusukan, Kota Surakarta
Abstract
Kawasan Nusukan (Joglo dan sekitarnya) ditetapkan sebagai kawasan strategis sektor perdagangan dan jasa sejak sebelum RTRW Kota Surakarta direvisi hingga RTRW versi terbaru tahun 2021-2041. Setelah dua kali ditetapkan sebagai kawasan strategis sektor perdagangan dan jasa, masih ditemui beberapa permasalahan fisik yang menghambat pemenuhan kriteria fisik spasial Kawasan Nusukan sebagai kawasan pusat perdagangan dan jasa. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain belum adanya perkembangan signifikan pada guna lahan perdagangan dan jasa, belum tersedianya jenis perdagangan dan jasa kategori hiburan yang biasanya terdapat pada kawasan pusat perdagangan dan jasa, masih adanya parkir on-street yang mempersempit ruang gerak kendaraan, kurang tersedianya jalur pedestrian, dan kemacetan pada jam-jam sibuk. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat kesesuaian fisik spasial Kawasan Nusukan sebagai kawasan strategis sektor perdagangan dan jasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pembobotan metode weighted product dan analisis skoring. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dari aspek kestrategisan lokasi, Kawasan Nusukan tergolong cukup strategis yaitu memiliki nilai sentralitas tinggi, terhubung dengan pusat-pusat kegiatan yang ada di sekitarnya melalui jaringan moda transportasi umum dengan tingkat kemudahan akses dari segi keterkaitan jarak dan kelancaran lalu lintas kategori sedang. Dari aspek karakteristik spasial aktivitas ekonomi, pola aktivitas perdagangan dan jasa sudah menunjukkan pola klaster, tingkat densitas sedang dengan keragaman aktivitas perdagangan dan jasa yang tinggi. Dari segi kelengkapan infrastruktuktur, sebanyak 41% zona perdagangan dan jasa menyediakan ruang parkir, sehingga masih ditemuinya parkir pada badan jalan. Ketersedian pedestrian hanya sejumlah 27% dari total panjang jalan yang membutuhkan pedestrian sehingga antar bangunan perdagangan dan jasa kurang terkoneksi. Berdasarkan variabel yang telah diujikan, nilai kesesuaian fisik spasial Kawasan Nusukan sebagai kawasan strategis perdagangan dan jasa termasuk dalam kategori sedang, yang berarti sudah cukup memenuhi kriteria fisik spasial kawasan pusat pelayanan perdagangan dan jasa, serta hanya diperlukan sedikit upaya peningkatan dari segi infrastruktur untuk mencapai kondisi ideal.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abubakar, I. (1995). Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Adi, B. J., & Suharsih. (2022). Parah! Kemacetan Simpang Joglo Totalnya Bisa Sampai 7 Jam Sehari. Diakses dari https://www.solopos.com/index.php/parah-kemacetan-simpang-joglo-solo-totalnya-bisa-sampai-7-jam-sehari-1235064
Afriansyah, R. (2018). Penilaian Kesesuaian Kawasan Simpang Lima Gumul sebagai Central Business District. Skripsi, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Brawijaya, Indonesia.
Amelia, S., Rustiadi, E., Barus, B., & Juanda, B. (2022). Analisis Spasial Karakteristik Kawasan Strategis Ekonomi Koridor Barat-Timur dalam Pengembangan Wilayah Provinsi Sumatera Barat. Tataloka, 24(2), 141–155. https://doi.org/10.14710/tataloka.24.2.141-155
Bahadure, S., & Kotharkar, R. (2015). Assessing Sustainability of Mixed Use Neighbourhoods through Residents’ Travel Behaviour and Perception: The Case of Nagpur, India. Sustainability, 7(9), 12164–12189. https://doi.org/10.3390/su70912164
Banai, R. (1998). The New Urbanism: An Assessment of The Core Commercial Areas, With Perspectives From (Retail) Location and Land-Use Theories, and The Conventional Wisdom. Environment and Planning B: Planning and Design, 25(2), 169–185. https://doi.org/https://doi.org/10.1068/b250169
BPS Kota Surakarta. (2022). Kota Surakarta dalam Angka 2022. Surakarta: BPS Kota Surakarta. Diakses dari: https://surakartakota.bps.go.id/publication/2022/02/25/390cd145a4421b481796b716/kota-surakarta-dalam-angka-2022.html
Bridgman, P. W. (1922). Dimensional Analysis. Michigan: University of Michigan.
Budiharsono, S. (2001). Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Delaware Valley Regional Planning Commission. (2013). Suburban Downtown Retail Districts. Philadelphia: DVRPC.
Dewi, A. A., Soedwiwahjono, S., & Nurhadi, K. (2020). Kesiapan Aksesibilitas Jalur Pedestrian Kawasan Transit Terminal Tirtonadi, Kota Surakarta Berdasarkan Konsep Transit Oriented Development (TOD). Desa-Kota, 2(1), 31–44. https://doi.org/10.20961/desa-kota.v2i1.31548.31-44
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Esteban-Bravo, M., Múgica, J. M., & Vidal-Sanz, M. (2006). Do Business Density and Variety Determine Retail Performance? Business Economics Series 17.
Farida, U. (2013). Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 1(1), 49–66. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/jwl.1.1.49-66
Kantola, H. (2016). Retail Success: The Impact of Space and Agglomeration. Jönköping University, Sweden.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2006). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2009). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2014). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.
Kusumadewi, S. (2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maisarina, R., Irwansyah, M., & Izziah. (2017). Kajian Pengembangan Kawasan Strategis Sektor Perdagangan dan Jasa Kota Banda Aceh (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata). Jurnal Teknik Sipil, 1 Special(2), 451–460.
Muta’ali, L. (2011). Kapita Selekta Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Muta’ali, L. (2013). Penataan Ruang Wilayah dan Kota: Tinjauan Normatif-Teknis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Muta’ali, L. (2015). Teknik Analisis Regional Untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang dan Lingkungan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi,Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Nugroho, M., & Paramita, R. (2009). Peningkatan Loyalitas Melalui Lokasi dan Keanekaragaman Barang. Jurnal Ekobis, 10(1), 222–230.
Ortiz, L. (2019). Preparing a Commercial District Diagnostic. The Local Initiatives Support Corporation.
Pangarso, F. B. (2019). Pendekatan Teoritik Pemahaman Tatanan Fisik Spasial Lingkungan Binaan bagi Desain Bangunan/Gedung (Arsitektur dalam konteks lingkungan perkotaan). Universitas Katolik Parahyangan.
Pemerintah Kota Surakarta. (2021). Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 4 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta tahun 2021–2031.
Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
Pusat Kebijakan Ekonomi Makro. (2013). Kajian Profil Sektor Riil: Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Jakarta: Kementerian Keuangan RI.
Schul, N. W., & Hayes, C. R. (1965). Spatial Aspects of the Retail Core: The Case of Greensboro, North Carolina. Southeastern Geographer, 5, 1–14.
Siska, D. (2018). Analisis Pengembangan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 13(2), 181–185.
Suryaningtyas, I. (2018). Evaluasi Kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal Jalan Kapten Piere Tendean – Jalan Adi Sumarmo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret.
Tarigan, R. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Teller, C., & Schnedlitz, P. (2012). Drivers of Agglomeration Effects in Retailing: The Shopping Mall Tenant’s Perspective. Journal of Marketing Management, 28(9–10), 1043–1061. https://doi.org/10.1080/0267257X.2011.617708
van Dusseldorp, D. B. W. (1971). Planning of Service Centres in Rural Areas of Developing Countries. Wageningen: International Institute for Land Reclamation and Improvement.
Refbacks
- There are currently no refbacks.