PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN JEMBATAN MERAH SURABAYA

Alethea Jihan Masyithah, Sardjito -, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni

Abstract

Kawasan Jembatan Merah Surabaya merupakan kawasan Kota Lama Surabaya yang masih mempunyai banyak bangunan cagar budaya. Fungsi utama kawasan ini adalah perdagangan dan jasa, serta akan direncanakan menjadi salah satu kawasan pariwisata sejarah di Kota Surabaya. Kawasan ini memiliki titik transit berupa terminal yang melayani moda transportasi angkutan kota (lyn) dan bus kota untuk tujuan dalam maupun luar kota Surabaya. Dalam kebijakan transportasi Surabaya, kawasan ini akan dijadikan sebagai satu dari beberapa kawasan yang akan dikembangkan konsep Transit Oriented Development (TOD). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pengembangan Kawasan Jembatan Merah Surabaya berdasarkan konsep TOD dengan mempertimbangkan kesesuaian karakteristik kawasan sebagai kawasan Kota Lama Surabaya. Tujuan tersebut dilakukan melalui tiga sasaran. Pertama, menentukan kriteria, indikator dan variabel konsep TOD sesuai dengan karakteristik kawasan Jembatan Merah Surabaya dengan analisis Delphi. Kedua, menentukan prioritas pengembangan kawasan Jembatan Merah berdasarkan konsep TOD dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ketiga, identifikasi karakteristik kawasan Jembatan Merah Surabaya sesuai dengan kriteria kawasan TOD menggunakan analisis deskriptif statistik. Adapun output dari penelitian ini adalah Prioritas Pengembangan Kawasan Jembatan Merah Surabaya berdasarkan Konsep TOD. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebelas variabel yang berpengaruh terhadap pembentukan kawasan Jembatan Merah Surabaya berdasarkan konsep TOD. Urutan variabel berpengaruh menurut prioritas pengembangannya, yakni: Penggunaan Lahan Non-Residensial; Ketersediaan Jalur Pedestrian; Kondisi Jalur Pedestrian; Kondisi Bangunan; Konektivitas Jalur Pedestrian; Dimensi Jalur Pedestrian; Ketersediaan Penyebrangan Pedestrian; KLB (Koefisien Lantai Bangunan); KDB (Koefisien Dasar Bangunan); Kepadatan Bangunan dan Penggunaan Lahan Residensial. Dengan mengacu pada hasil tersebut, diidentifikasi pula tingkat kesesuaian dari karakteristik kawasan Jembatan Merah Surabaya dengan kriteria TOD.

Keywords

kawasan Jembatan Merah Surabaya; kawasan tansit; Kota Lama Surabaya; pengembangan kawasan; Transit Oriented Development

Full Text:

PDF

References

Bappeko Surabaya. (2018). SMART : Surabaya Integrated Mass Rapid Transit. Surabaya.

Calthorpe Associates. (2011). Transit-Oriented Development Design Guidelines. San Diego: Calthorpe Associates. Diakses dari https://planning.saccounty.net/PlansandProjectsIn-Progress/Documents/General Plan 2030/GP Elements/TOD Guidelines.pdf

Cervero, R., & Day, J. (2018). Suburbanization and Transit-Oriented Development in China. Transport Policy, 15(5), 315–323. https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2008.12.011

City of Winnipeg. (2011). Winnipeg Transit-Oriented Development Handbook. Winnipeg: PB’s Place Making Group. Diakses dari https://www.winnipeg.ca/ppd/Documents/CityPlanning/PoliciesGuidelinesStudies/Transit-Oriented-Development-Handbook.pdf

Curtis, C., Renne, J. L., & Bertolini, L. (2009). Transit Oriented Development: Making It Happen. Farnham: Ashgate.

Dittmar, H., & Ohland, G. (2004). The New Transit Town: Best Practices in Transit Oriented Development. Washington: Island Press.

Florida Department of Transportation. (2012). Florida TOD Guidebook. Florida. Diakses dari https://issuu.com/floridanotallaboard/docs/florida_tod_guidebook-sm__1_

Institute for Transportation and Development Policy. (2017). TOD Standard. New York: ITDP. Diakses dari www.ITDP.org

Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.

Peraturan Menteri ATR/KaBPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit.

Peraturan Menteri PU No.3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

Renne, J., & Listokin, D. (2016). Guide to Facilitate Historic Preservation through Transit-Oriented Development. Diakses dari https://groups.tti.tamu.edu/communications/files/2016/10/TOD-and-HP-Guidebook-v11-HRhyperlinks.pdf

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Watson, D., Plattus, A. J., & Shibley, R. G. (2003). Time-Saver Standards for Urban Design. New York: McGraw-Hill.

Winkelman, S. (2014). Transit Oriented Development: What? Why? and How? MAIN-LAC Dialogue. Washington: Center for Clean Air Policy.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.