POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) PADA LINTASAN BRT TRANS JATENG KORIDOR UNGARAN-BAWEN

Denny Apriliyani, Fadjar Hari Mardiansjah

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Semarang mengakibatkan perkembangan kota meluas ke wilayah pinggiran yang salah satunya mengarah ke selatan yaitu Koridor Ungaran-Bawen, Kabupaten Semarang. Hal tersebut mengakibatkan ketergantungan yang tinggi terhadap pusat kota (Kota Semarang) yang dapat dilihat dari tingginya pergerakan penduduk pinggiran ke pusat kota. Pergerakan penduduk wilayah pinggiran Koridor Ungaran-Bawen menuju pusat Kota Semarang diwadahi melalui sistem transportasi publik berupa Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor I (Stasiun Tawang-Terminal Bawen) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pemberhentian BRT Trans Jateng Koridor I di Koridor Ungaran-Bawen terdiri dari 28 pemberhentian halte bus dan 1 terminal bus yang dapat diklasifikasikan menjadi 9 kawasan transit yang berada pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bergas, dan Kecamatan Bawen yang masih didominasi dengan lahan non terbangun. Lahan non terbangun tersebut dapat dimanfaatkan dengan menerapkan konsep Transit Oriented Development dengan keragaman penggunaan lahan di sekitar titik pemberhentian yang terintegrasi dengan sistem transportasi kota. Maka, perlu dilakukan penilaian besaran potensi yang dimiliki kawasan transit BRT Trans Jateng Koridor Ungaran-Bawen sebagai kawasan TOD sebelum menerapkannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis interpretasi citra dan analisis kebutuhan ruang. Beberapa kawasan transit yang memiliki potensi lebih sebagai kawasan TOD yaitu kawasan transit 1, 3, 4, 5, 6, dan 8, yang mana kawasan transit tersebut memiliki luas ketersediaan lahan kosong yang dapat dimanfaatkan di atas 100.000 m2 yang dapat menyerap/mewadahi penduduk lebih banyak. Strategi pengembangan yang digunakan pada kawasan transit yang memiliki potensi lebih sebagai kawasan TOD yaitu infill site serta kombinasi antara infill site dan new growth area, karena lahan yang akan dikembangkan yaitu lahan kosong. Ketersediaan lahan kosong tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan hunian dan sarana publik tambahan sebagai pengembangan kawasan TOD dengan 3 konsep penyediaan yang berbeda, yaitu terintegrasi, kelompok, dan berdiri sendiri.

Keywords

lahan kosong; pemberhentian; Transit Oriented Development

Full Text:

PDF

References

Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (2018, Agustus 16). Kabupaten Semarang dalam Angka 2018. Diakses dari https://semarangkab.bps.go.id/publication/2018/08/16/d91ff1f0c2c70645c440fac1/kabupaten-semarang-dalam-angka-2018.html Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (2018, September 26). Kecamatan Ungaran Barat dalam Angka 2018. Diakses dari https://semarangkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/40a2fe6d6db8aeb9e93ca948/kecamatan-ungaran-barat-dalam-angka-2018.html Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (2018, September 26). Kecamatan Ungaran Timur dalam Angka 2018. Diakses dari https://semarangkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/c5ce7e6e7769c6d8a72da7e4/kecamatan-ungaran-timur-dalam-angka-2018.html Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (2018, September 26). Kecamatan Bergas dalam Angka 2018. Diakses dari https://semarangkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/aa389a6a9fbf6c6048e20e97/kecamatan-bergas-dalam-angka-2018.html Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (2018, September 26). Kecamatan Bawen dalam Angka 2018. Diakses dari https://semarangkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/50d81188f65c15054555f76e/kecamatan-bawen-dalam-angka-2018.html Bakosurtanal. (2004) Peta Citra Satelit Kawasan Transit BRT Trans Jateng Koridor Ungaran-Bawen Burchell, R. W., Downs, A., McCann, B., & Mukherji, S. (2005). Sprawl Costs Economic Impacts of Unchecked Development. Washingtoon, Covelo, London: Island Press. Calthrope, P. (1993). The Next American Metropolis. New York: Princeton Architectural Press. Handayeni, K. D. M. E. (2014). Penerapan TOD (Transit Oriented Development) sebagai Upaya Mewujudkan Transportasi yang Berkelanjutan di Kota Surabaya. Diakses dari https://docplayer.info/49202271-Penerapan-tod-transit-oriented-development-sebagai-upaya-mewujudkan-transportasi-yang-berkelanjutan-di-kota-surabaya.html Handayeni, K. D. M. E. & Ariastita, P. G. (2014). Keberlanjutan Transportasi di Kota Surabaya Melalui Pengembangan Kawasan Berbasis TOD (Transit Oriented Development). Tata Loka, 16, 108–115. Diakses dari https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/tataloka/article/view/248/165 Institute for Transportation Development Policy. (2017). TOD Standard. New York: ITDP. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses dari https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pencarian Marlina, E. (2008). Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: Andi Offset. Nasri, A., & Zhang, L. (2014). The Analysis of Transit-Oriented Development (TOD) in Washington, D.C. and Baltimore Metropolitan Areas. Transport Policy, 32, 172–179. DOI: 10.1016/j.tranpol.2013.12.009. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031. Diakses dari http://tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_semarang_6_2011.pdf Purbo, B. (2017). Model Penentuan Lokasi Titik Transit (Studi Kasus: Kota Semarang). Tugas Akhir Tidak Dipublikasi, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Kota Semarang. Purwadhi, F. & Hardiyanti, S. (2001). Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Grasindo. SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Diakses dari http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Tata-Cara-Perencanaan-Lingkungan-Perumahan-di-Perkotaan-_-SNI-03-1733-2004.pdf Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.