Kajian Karakteristik Koridor Jalan Slamet Riyadi Sebagai Ruang Interaksi Sosial Kota Surakarta Berdasarkan Teori Good City Form
Abstract
Koridor adalah lahan memanjang yang membelah kota/kawasan atau sebuah lorong membentuk fasade bangunan berderet dengan lantai atau ruang kota bergerak dari ruang satu ke ruang lainnya (Wiharnanto dalam (Sumartono, 2003)). Koridor berfungsi sebagai jalan sekaligus wadah berinteraksi (Kurokawa, 1997). Koridor Jalan Slamet Riyadi yang berada di pusat Kota Surakarta terjadi perkembangan aktivitas perkotaan juga berfungsi sebagai ruang interaksi sosial. Adanya keselarasan antara aktivitas masyarakat dengan ruang yang mewadahinya menimbulkan suatu karakteristik yang dapat diamati berdasarkan Teori Good City Form (Lynch, 1981). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Koridor Jalan Slamet Riyadi sebagai ruang interaksi sosial Kota Surakarta berdasarkan Teori Good City Form. Menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk mengeksplorasi isu dengan pendeskripsian secara detail sehingga didapatkan gambaran mendalam tentang karakteristik koridor jalan berdasarkan Teori Good City Form di lokasi terkait. Pendekatan penelitian dilakukan secara deduktif dengan peneliti akan melakukan penelitian berangkat dari teori mengenai koridor, aktivitas di ruang publik, dan Good City Form Theory untuk terjun ke lapangan melakukan pencarian data yang dibutuhkan. Koridor Jalan Slamet Riyadi memenuhi kriteria bentuk yang baik sebagai ruang interaksi Kota Surakarta berdasarkan Teori Good City Form, juga memiliki karakteristik fisik (physical characteristic) dan karakteristik spasial (spatial characteristic) yang berbeda dari jalan perkotaan lainnya. Karakteristik fisik berupa jalan besar yang membelah pusat Kota Surakarta dengan pembagian jalur lalu lintas yang beragam mulai dari jalur lambat untuk becak dan sepeda, jalur kendaraan bermotor berdampingan dengan rel kereta api aktif, dan citywalk sebagai jalur pejalan kaki dengan dilengkapi deretan bangunan untuk perdagangan dan jasa serta pepohonan rindang. Sedangkan karakteristik spasial berupa jalan perkotaan yang memiliki nilai sejarah diantaranya sebagai pembatas daerah kekuasaan antara Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran serta memiliki peranan sangat penting bagi Kota Surakarta selain sebagai penghubung menuju pusat Kota Surakarta, juga menjadi wadah penyelenggaraan beragam aktivitas bagi masyarakat juga event tahunan Kota Surakarta.
Kata kunci: Karakteristik; Koridor Jalan Slamet Riyadi; Ruang Interaksi Sosial; Teori Good City Form
Full Text:
PDFReferences
(n.d.). P.2101 Koleksi Arsip Rekso Pustoko Pura Mangkunegaran Agyeman, J., & Zavetoski, S. (2015). Incomplete Streets: Processes, Practices, and Possibilities. Oxon: Routledge. Bacon, E. N. (1967). Design of Cities. Thames and Hudson. Bertolini, L. (2000). Planning in the Borderless City: A Conceptualisation and an Application to the Case of Station Area Redevelopment. Town Planning Review, 71, 455-475. Bertolini, L., & Dijst, M. (2003). Mobility Environments and Network Cities. Journal of Urban Desig, 8, 27-43. Bishop, K. R. (1989). Designing Urban Corridors. Washington DC: American Planning Association. Brenner, N., Marcuse, P., & Mayer, M. (2012). Cities for People, Not for Profit. Critical Urban Theory and the Right to the City. Oxon: Routledge. Budiharjo, E., & Sujarto, D. (2005). Kota Berkelanjutan. Bandung: PT Alumni. Gehl, J., & Gemzoe, L. (1996). Public Space - Public Life. Copenhagen: Department of Urban Design School of Architecture Royal Danish Academy of Fine Arts Denmark. Hajer, M., & Reijndorp, A. (2001). In Search of New Public Domain. Rotterdam: NAi Publishers. Jacobs, A. B. (1993). Great Streets. Cambridge: MIT Press. Jacobs, J. (1961). The Death and Life of Great American Cities. New York: Random House, Inc. Kostof, S. (1992). The City Assembled: The Elements of Urban Form Through History. London: Thames and Hudson. Krier, R. (1979). Urban Space. New York: Academy Editions. Kurokawa, K. (1997). Each One a Hero: The Philosophy of Symbiosis. Tokyo, New York, Londo: Kodansha Int'l Ltd. Linarwati, M., Fathoni , A., & Minarsih, M. M. (2016). Studi Deskriptif Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event Intreview dalam Merekrut Karyawan Baru di Bank Mega Cabang Kudus, Journal of Management, 2(2). Lynch, K. (1981). Good City Form. Cambridge: MIT Press. Mehta, V. (2013). The Street: A Quintessential Social Public Space. Oxon: Routledge. Nas, P. (1979). Kota di Dunia Ketiga: Pengantar Sociologi Kota dalam Tiga Bagian. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Nikolaeva, A. (2012). Designing Public Space for Mobility: Contestation, Negotiation and Experiment at Amsterdam Airport Schiphol. Tijdschrift voor Economische en Sociale Geografie, 103, 542–554. Pontoh, N. K., & Setiawan, I. (2008). Pengantar Perencanaan Kota. Bandung: Penerbit ITB. Project for Public Spaces. (2008). Great Corridors, Great Communities. New York. Shiraishi, T. (1997). Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa (1912-1926). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold. Soedarmono. (2008). Babad Solo. Solo: Solo Heritage Community. Sukandarrumidi. (2004). Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sumartono, L. (2003). Kajian Koridor Pandanaran Sebagai Linkage Kota di Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro. Trancik, R. (1986). Finding Lost Spaces: Theories of Urban Design. USA: John Wiiley and Sons. Widayat. (2004). Metode Penelitian Pemasaran. Malang: CV Cahaya Press. Zahnd, M. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya. Yogyakarta: Kanisius. Zaida, S. (2004). Surakarta: Perkembangan Kota Ditinjau dari Perubahan Kondisi Sosial pada Bekas Ibukota Kerajaan di Jawa [Skripsi]. Bogor: Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Refbacks
- There are currently no refbacks.