Tingkat Kesiapan Kota Surakarta sebagai Kota Nyaman Bersepeda
Abstract
Kota Surakarta merupakan kota menengah yang terus berkembang dengan total kendaraan bermotor sebanyak 85% dari total jumlah penduduk. Pemerintah Kota Surakarta saat ini mengalami kemacetan di banyak titik. Salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan adalah dengan ditetapkannya Kota Surakarta sebagai kota nyaman bersepeda. Dalam kota nyaman bersepeda dibutuhkan integrasi antar aspek yaitu kebijakan dan kelembagaan, luas wilayah, jumlah penduduk kota, bentuk kota, infrastuktur yang dibagi menjadi jalur dan pakir sepeda, perbandingan pemilihan moda transportasi, dan sosial kebudayaan bersepeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan Kota Surakarta sebagai kota nyaman bersepeda dan juga mengetahui tingkat kepentingan dari variabel kota nyaman bersepeda di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan dua tahap analisis (1) analisis deskriptif untuk mengetahui kesiapan Kota Surakarta sebagai kota nyaman bersepeda yang dinilai pada setiap variabelnya (2) teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk memutuskan variabel mana yang mempunyai tingkat kepentingan tertinggi ke terendah terhadap kesiapan kota nyaman bersepeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang siap dalam konteks kota nyaman bersepeda adalah jumlah penduduk dan luas wilayah. Urutan prioritas variabel kota nyaman bersepeda di Kota Surakarta menurut para pelaku utama adalah jaringan/ jalur sepeda, kebijakan dan kelembagaan, perbandingan pemilihan moda, sosial kebudayaan bersepeda, parkir sepeda, bentuk kota, jumlah penduduk, dan urutan terakhir adalah luas wilayah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adisasmita, S. (2012). Perencaaan Infrastruktur Transportasi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Anderson, J. (1979). Public Policy Making, (Second ed.). New York: Holt Renehart and Winston. Asidiqi, H. (2017). Pengaruh Urban Compactness Terhadap Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Solo Baru. Arsitektura,15(1), 27-34. https://doi.org/10.20961/arst.v15i1.11384 Badan Pusat Statistik. (2017). Kota Surakarta dalam Angka 2017. Diakses dari https://surakartakota.bps.go.id/publication/2017/08/16/c70e0b4680351cc99240cbfa/kota-surakarta-dalam-angka-2017.html Badan Pusat Statistik. (2018). Data Jumlah Kendaraan Bermotor dan Tidak Bermotor di Kota Surakarta Copenhagenize. (2011). The Copenhagenize Index Bicycle Friendly City. Diakses dari: https://copenhagenizeindex.eu/criteria.html Dinas Perhubungan Kota Surakarta. (2018). Data Jumlah Kendaraan Bermotor dan Tidak Bermotor di Kota Surakarta Dinas Perhubungan Kota Surakarta. (2018). Ketersediaan Jalur Lambat menurut Fungsi Jalan Arteri dan Kolektor Elkin, T. d. (1991). Reviving the city: towards sustainable urban developmen. London: Friends of the Earth. Haughton, G. (1997). Developing Sustainable Urban Development Models. Cities, 14(4), 189-195. https://doi.org/10.1016/S0264-2751(97)00002-4 Jenks, M. (2000). Compact Cities Sustainable Urban Form for Developing Countries. USA and Canada: SPON Press. Joo, S., Oh, C., Jeong, E., & Lee, G. (2015). Categorizing bicycling Environments Using GPS-based Public Bicycle Speed Data. Transportation Research Part C Emerging Technologies, 56. https://doi.org/10.1016/j.trc.2015.04.012 Kadir, Abd W., dkk. (2013). Analisis Stakeholder Pengelolaan Taman Nasional Bantimulung Bulusaraung Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 20(1), 11-21 https://doi.org/10.22146/jml.18470 Kristinsdottir, S. (2012). A Bicycle Friendly City, a Possibility or a Dream? Sweden: Lund University. Neuman, M. (2005). The Compact City Fallacy. Journal of Planning Education and Research , 25(1), 11-26. https://doi.org/10.1177/0739456X04270466 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. Diakses Februari, 2020 dari website http://ppid.dephub.go.id/files/datahubdat/PM_111_Tahun_2015.pdf Peraturan Walikota Surakarta No 27-C Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan. Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja. Diakses Februari, 2020 dari website https://organisasi.surakarta.go.id/web/files/perwali.pdf Policy, I. f. (2014). TOD Standart. New York: Despacio. Richardson, H. C.-H. (2000). In M. J. (Eds), Compact Cities : Sustainable Urban Forms for Developing Countries. London: Spon Press. SNI 03-1733-2004 tentang Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Diakses Februqari, 2020 dari website http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Tata-Cara-Perencanaan-Lingkungan-Perumahan-di-Perkotaan-_-SNI-03-1733-2004.pdf Tamin, O. Z. (2007). Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota-Kota Besar di Indonesia. Jurnal Transportasi 7(2), 87-104 87. Diakses dari http://journal.unpar.ac.id/index.php/journaltransportasi/article/view/1820 Undang-Undang Nomor 56 Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Lahan. Diakses Februari, 2020 dari website https://www.atrbpn.go.id/Publikasi/Peraturan-Perundangan/Undang-Undang/undang-undang-nomor-56-tahun-1960-919 UP3AD, K. S. (2014). Data Obyek Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya. Diakses Februari, 2020 dari UP3AD KOTA SURAKARTA, http://dppad.jatengprov.go.id/up3ad-kota-surakarta/ Wahab, S. (2005). Analisis Kebijakasanaan dari Formulasi ke. Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Williams, S. (2015). New Platium New Gold Bicycle Friendly Communities. Diakses Februari, 2020 dari The League of American Bicyclists: http://www.bikeleague.org/content/new-platinum-new-gold-bicycle-friendly-communities. Yunus, S. (2000). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Zayed, M. A. (2016). Towards an Index of City Readiness for Cycling. Transportation Science and Technology, 5(3), 210-225. https://doi.org/10.1016/j.ijtst.2017.01.002
Refbacks
- There are currently no refbacks.