PENILAIAN PENERAPAN KONSEP LIVABLE SETTLEMENT DI PERMUKIMAN KOTA SURAKARTA

William Chrysostom Gonta, Winny Astuti, Ana Hardiana

Abstract

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Konsep livable settlement merupakan suatu konsep tentang permukiman yang disesuaikan dengan aspek-aspek permukiman layak huni. Berdasarkan persepsi masyarakat, Kota Surakarta merupakan salah satu dari beberapa kota layak huni di Indonesia berdasarkan Most Liveable City Index (MLCI) Tahun 2017. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan di dalam permukiman khususnya kawasan perkotaan Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis tingkat kesesuaian dari permukiman Kota Surakarta berdasarkan aspek-aspek livable settlement. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode teknik analisis skoring dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman Kota Surakarta mendekati sesuai dengan konsep livable settlement dengan skor sebesar 68,75%. Komponen permukiman yang sudah sesuai dengan indikator layak huni di antaranya: kondisi bangunan, jalan lingkungan, air bersih, persampahan, pengelolaan air limbah, pengamanan bahaya kebakaran, kepadatan bangunan yang tidak tinggi, biaya hidup yang terjangkau, ketersediaan transportasi umum, aksesibilitas, dan tarif transportasi umum. Untuk komponen permukiman yang belum sesuai dengan indikator layak huni di antaranya: luas bangunan, ketersediaan ruang terbuka hijau publik, fungsionalitas ruang terbuka hijau publik, drainase lingkungan, dan jalur pedestrian yang belum aman.

Keywords

kawasan perkotaan; kesesuaian; komponen permukiman; livable settlement

Full Text:

PDF

References

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta. (2018). Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Tahun 2018 Direktorat Jenderal Cipta Karya. (2016). Surat Edaran Nomor: 40/SE/DC/2016 Tentang Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Diakses dari http://kotaku.pu.go.id/view/6900/surat-edaran-djck-no-40-se-dc-2016-tentang-pedoman-umum-program-kotaku Furlan, R. (2015). Livability and Social Capital in West Bay, The New Business Precinct of Doha. Arts and Social Sciences Journal, 6(3), 1-11. DOI: 10.4172/2151-6200.1000116 Furlan, R. (2016). Urban Design and Social Liveability: The Revitalization of the Corniche in Doha. American Journal of Environmental Engineering, 6(3), 73-87. DOI: 10.5923/j.ajee.20160603.01. Helena, A. C., & Hidayati, I. N. (2016). Pemanfaatan Citra Quickbird dan SIG Untuk Pemetaan Tingkat Kenyaman Permukiman Di Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Semarang Utara. MGI, 30(1), 1-8. DOI: 10.22146/mgi.15600 Hendarti, H. (2006). Perananan Biaya Sosial dalam Meningkatkan Kinerja Sosial dan Keuangan Perusahaan High and Low Profile. Journal The Winners, 7(2), 128-143. DOI: 10.21512/tw.v7i2.617 Heylen, K. (2006). Liveability in Social Housing: Three Case in Flanders. ENHR International Conference, 1-23. Diakses dari https://pdfs.semanticscholar.org/f63e/8e5ea69101d102125368aecf2eb0c8bc51c8.pdf Ikatan Ahli Perencana (IAP). (2018, April 3). Launching Indonesia Most Livable City Index (MLCI) 2017. Diakses dari http://iapindonesia.org/news/5ee0b863140bc31fdd46313a Khadiyanto, P., Soetomo, S. & Hadi, S. P. (2015). Settlement Adaptation on a Seawater Tide Overflow Area, at The North Part of Semarang, Indonesia, Journal of Flood Risk Management, 10(4), 535-545. DOI: 10.1111/jfr3.12167 Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2007. RPIJM Rencana Program Investasi Jangka Menengah) dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum 2006-2010. Jakarta. Diakses dari: http://ciptakarya.pu.go.id/dok/rpijm/01.%20PENJELASAN%20UMUM%2017-09-2007.pdf Luhst, K. M. (1997). Real Estate Valuation; Principles and Applications. USA: Time Mirror Education Group. Maslow, A. (1994). Motivasi dan Kepribadian (Teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia). Jakarta: PT. PBP. PDAM Kota Surakarta. (2019). Komunikasi Personal Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 22/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Teknis Pengadaan, Pendaftaran, Penetapan Status, Penghunian, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara. Diakses dari http://setjen.kemenkeu.go.id/api/Medias/642e53bb-e15e-469a-b5ea-fe58d3571cac Perry, C. (1929). The Neighborhood Unit. New York: Thoemmes Press. Putri, H. & Jamal, A. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Perumahan di Kota Banda Aceh, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, 1(2), 55-61. Diakses dari http://jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/view/3708 Raditya, D. (2011, September 27). Pengertian Umum tentang Perencanaan Wilayah dan Kota, Wordpress. Diakses dari https://dennyraditya73.wordpress.com/2011/09/27/pengertian-umum-tentang-perencanaan-wilayah-dan-kota/ Silas, J. & Ernawati, R. (2013). Liveability of Settlements by People in the Kampung of Surabaya. International CIB World, 2. Diakses dari https://www.irbnet.de/daten/iconda/CIB_DC27199.pdf SNI 03-1727-1989 tentang Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Diakses dari https://kupdf.net/download/sni-03-1727-1989-ppurg_58a6fad56454a7310cb1e8d1_pdf Tarigan, R. (2012). Perencanaan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Diakses dari https://www.bphn.go.id/data/documents/11uu001.pdf

Refbacks

  • There are currently no refbacks.