Analisis Feminisme Islam dalam Meningkatnya Peran Perempuan Sebagai Militan ISIS di Perang Suriah 2014-2017
Abstract
ISIS menjadi organisasi teror yang diwaspadai oleh seluruh negara. Kewaspadaan ini memuncak pada tahun 2014 ketika ISIS bergerak menyerang wilayah Suriah. Dengan munculnya ISIS sebagai ancaman baru di wilayah Timur Tengah, negara-negara di kawasan tersebut mengumpulkan kekuatan untuk mencegah persebaran ISIS. Di sisi lain, ISIS juga terus membangun kekuatan untuk dapat menguasai wilayah Timur Tengah dan menyebarkan ajarannya. Salah satu caranya dengan mengadakan perekrutan militan dari negara-negara luar Timur Tengah. Puluhan hingga ratusan orang yang kemudian bergabung dengan ISIS, menjadi militan perang ISIS dalam perang-perang di wilayah Suriah, termasuk para perempuan. Meningkatnya angka perekrutan militan perempuan ISIS pada periode 2014-2017 menimbulkan sejumlah pertanyaan, apa yang mendasari gerakan ini disaat ISIS sendiri masih memiliki budaya yang patriarkis. Melalui pandangan feminisme Islam, penulis akan mengkaji isu tersebut dalam tulisan ini.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.