SELAMETAN KEMATIAN DI DESA JAWENG KABUPATEN BOYOLALI
Abstract
ABSTRAK
Tradisi merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan terus menerus oleh masyarakat, sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pada akhirnya menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat (Agus Riyanto, 2014:1). Tradisi membentuk suatu nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang menjadi pedoman bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta menjadi suatu kekayaan budaya bagi suatu daerah yang harus dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya. Sampai saat ini, masih banyak desa-desa di Jawa yang melakukan tradisi seperti itu. Desa tersebut adalah Desa Jaweng, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Salah satu tradisi yang masih dilakukan adalah tradisi selametan kematian yang terdapat nilai-nilai Islam di dalam pelaksanaanya seperti adanya ceramah agama Islam atau tausiyah, membaca do’a-do’a, ayat-ayat Al-Qur’an, sholawat, dan berdzikir yang dikenal dengan tahlilan. Tradisi selametan setelah kematian tersebut sampai sekarang masih banyak dilakukan masyarakat di Desa Jaweng karena didorong oleh suatu sistem keyakinan dan kepercayaan yang kuat terhadap sistem nilai dan adat istiadat yang sudah berjalan turun temurun. Tulisan ini bertujuan agar masyarakat mengetahui bahwa keberadaan tradisi selametan kematian di Desa Jaweng tersimpan nilai positif dalam pelaksanaannya. Masyarakat di Desa Jaweng memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam menilai tradisi tersebut. Seperti halnya ada masyarakat yang memiliki keinginan atau termotivasi untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan tersebut dan ada juga yang menilai bahwa kegiatan semacam itu tidak perlu dilakukan karena tidak ada hadist yang mendasarinya. Tradisi semacam ini perlu diambil nilai positif yang terkandung oleh masyarakat itu sendiri. Seperti halnya tradisi tersebut untuk silaturrahmi atau sekedar menyambung ikatan saudara dengan masyarakat satu dengan yang lain yang menimbulkan rasa satu kepentingan dan kebersamaan sehingga muncul hubungan sosial yang erat.
Kata Kunci: Islam, Jawa, selametan, tradisi
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Geertz, Clifford. 1989. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya
Mulder, Niels. 1996. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama
Sutardjo, Imam. 2008. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah – Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Simuh. Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: Suatu Studi Terhadap Serat Wirid Hidayah Jati. Jakarta: UI-Press, 1988, hal. 1-2
Sutiyono, Dr. 2013.Poros Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Graha Ilmu
--------- 1977. Adat Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah Dan Budaya Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Al Qurtuby Sumanto. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol.1, No. 1, April 2004:63-80. Waskita
Riyanto, Agus. Persepsi Masyarakat Bontang Terhadap Tradisi Pesta laut Di Kelurahan Bontang Kuala. eJournal Ilmu Sosiatri ISSN 0000-0000, ejournal.pin.or.id © Copyright 2014
Iqbal Fauzi, Muhammad. 2014. Tradisi Tahlilan Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Tegalangus (Analisis Sosio Kultural). Jakarta: Skripsi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Selamatan Diakses hari Minggu 12 Maret 2017, Jam 19:11 WIB
https://aswajamag.blogspot.co.id/2015/01/dalil-dan-hukum-tahlilankenduri.html?m=0 Diakses hari Sabtu 25 Maret 2017, Jam 11.20 WIB
Refbacks
- There are currently no refbacks.