Pengaruh Konsentrasi Aktivator Asam Fosfat (H3PO4) pada Pembuatan Karbon Aktif dari Sabut Kelapa terhadap Adsorpsi Logam Kromium

Hamida Ishmatu Sholikhah, Hartika Rahma Putri, Inayati Inayati

Abstract

Abstrak. Kromium merupakan salah satu logam berat berbahaya yang terkandung dalam air limbah industri. Hal ini dapat dikurangi dengan berbagai metode, seperti adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk menginisialisasi karbon aktif dari sabut kelapa dengan berbagai konsentrasi aktivator asam fosfat (H3PO4) (0,1M; 0,5M; 1M; 1,5M; 2M) dan variasi waktu kontak (30; 60; 90 ; 120; 150; 180 menit) untuk mendapatkan kapasitas adsorpsi krom yang optimum. Analisis karbon sabut kelapa aktif dengan SAA diperoleh luas permukaan 53,39 m2/g. Larutan kalium kromat (K2CrO4) diadsorpsi oleh adsorben kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer UV-VIS untuk mengukur kandungan kromium. Penelitian ini membuktikan bahwa adsorpsi kromium oleh karbon aktif sabut kelapa semakin meningkat dari waktu ke waktu hingga mencapai kondisi optimum. Peningkatan kapasitas adsorpsi berbanding lurus dengan semakin pekatnya aktivator asam fosfat. Kapasitas adsorpsi maksimum yang diperoleh adalah 3.464 mg/g dan kondisi optimum pada waktu kontak 150 menit dengan konsentrasi aktivator asam fosfat 2M.

 

Abstract. Chromium is one of the hazardous heavy metal contained in the industrial wastewater. It can be reduced by various methods, such as adsorption. The purpose of this study was initialized an activated carbon from coconut fiber by various phosphoric acid (H3PO4) activator concentration (0,1M; 0,5M; 1M; 1,5M; 2M) and variation of contact time (30; 60; 90; 120; 150; 180 minutes) to obtain optimum adsorption capacity of chromium. Analysis of the activated coconut fiber carbon by SAA obtained a surface area of 53,39 m2/g. The potassium chromate (K2CrO4) solution was adsorbed by the adsorbent and then analyzed by a UV-VIS Spectrophotometer to measure the chromium content. This study proved that chromium adsorption by activated coconut fiber carbon was increased by the time until reaching optimum condition. Enhancement of adsorption capacity was directly proportional as the more concentrated phosphoric acid activator. Maximum adsorption capacity obtained was 3,464 mg/g and the optimum condition was at contact time of 150 minutes with the phosphoric acid activator concentration of 2M.

Full Text:

View PDF

References

[1] K. Zarkasi, A. Dewi Moelyaningrum, P. Trirahayu Ningrum, “Penggunaan Arang Aktif Kulit Durian (Durio Zibethinus Murr) terhadap Tingkat Adsorpsi Kromium (Cr 6+ ) pada Limbah Batik,” 5 67–73 (2018).

[2] D. Herawati, S.D. Santoso, I. Amalina, “Kondisi Optimum Adsorpsi-Fluidisasi Zat Warna Limbah Tekstil Menggunakan Adsorben Jantung Pisang,” J. Sain Heal. 2 1–7 (2018).

[3] K. Kardiman, L.I. La Ifa, R. Rasyid, “Pembuatan Adsorben dari Sabut Kelapa sebagai Penyerap Logam Berat Pb(II),” ILTEK J. Teknol. 14 2083–2087 (2020). https://doi.org/10.47398/iltek.v14i2.421.

[4] L.Y. Hsu, H. Teng, “Influence of Different Chemical Reagents on the Preparation of Activated Carbons from Bituminous Coal,” Fuel Process. Technol. 64 155–166 (2000). https://doi.org/10.1016/S0378-3820(00)00071-0.

[5] H.S.J.K.A.D. Wuntu, “Pengaktif Pada Arang Aktif Limbah Gergajian Kayu Meranti,” 1 43–46 (2008).

[6] Erika Mulyana Gultom, M. Turmuzi Lubis, “Aplikasi Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Aktivator H3PO4 untuk Penyerapan Logam Berat Cd dan Pb,” J. Tek. Kim. USU. 3 5–10 (2014). https://doi.org/10.32734/jtk.v3i1.1493.

[7] Darmayanti Darmayanti, Nurdin Rahman, Supriadi Supriadi, “Adsorpsi Timbal (Pb) dan Zink (Zn) dari Larutannya Menggunakan Arang Hayati (Biocharcoal) Kulit Pisang Kepok Berdasarkan Variasi pH,” J. Akad. Kim. 1 159–165 (2012).

[8] A. Amri, Supranto, M. Fahrurozi, “Kesetimbangan Adsorpsi Optional Campuran Biner Cd ( II ) dan Cr ( III ) dengan Zeolit Alam Terimpregnasi 2-merkaptobenzotiazol,” J. Natur Indonesa. 6 111–117 (2004).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.