Kajian Teknis Alat Pengering Gabah dengan Aliran Udara Pengering Secara Horizontal

Kawiji Kawiji

Abstract

Penelitian ini, pertama bertujuan untuk memperoleh gambaran teknis kinerja (performance) dari alat pengering gabah yang menggunakan sekam sebagai sumber panasnya dan memanfaatkan aliran udara pengeringnya secara horizontal.

Penelitian ini menggunakan percobaan laboratorium dan lapang yang diawali dengan mempersiapkan terlebih dahulu alat pengeringnya, baru dilakukan pengujian yang sebenarnya. Pengujian akan meliputi kinerja (performance) teknis, tingkat keseragaman suhu dan kecepatan aliran udara pengering serta keseragaman kadar air gabah setelah pengeringan. Besaran-besaran yang akan diamati dalam pengujian ini adalah kelembaban nisbi udara luar, debit aliran udara pengering, suhu udara pengering sebelum menembus gabah, suhu dan kelembaban udara setelah keluar dari gabah, kadar air gabah dan selang waktu pengamatan.

Secara garis besar alat pengering ini mempunyai 4 (empat) subsistem yaitu subsistem pembangkit panas, subsistem pengaliran udara, subsistem penempatan produk, subsistem pengendali suhu tungku. Pada kondisi hujan dengan menggunkan blower berkapasitas 19m3/menit (0,5 HP); suhu udara luar 26-30oC; suhu udara pengering 50-60 oC; RH: 70-90%; kadar air gabah mula-mula 30%, kadar air gabah akhir 17%. Alat pengering mampu mengeringkan sebesar 40-50 kg gabah/jam dengan konsumsi sekam 4-6 kg/jam. Subsistem pengendali suhu tungku bekerja cukup baik dengan kisaran suhu 5oC. Suhu pengeringan relatif seragam dengan selisih suhu maksimum hanya 5%.

Keywords

unhulled paddy; box dryer; performance

Full Text:

PDF

References

Anonim, 1981. Laporan Seminar Akademik Pemanfaatan Limbah Industri Hasil Pertanian. Bogor. Ikatan Mahasiswa teknologi Pertanian IPB.

Anonim, 1982. Usaha Penyelamat Produksi Pangan Laporan MENPAN, bl September. Jakarta. Deptan.

Anonim, 1988. Hasil Rapat Kerja Pasca Panen. Dir. Bina Usaha Petani Tanaman Pangan. Jakarta. Deptan.

Anonim, 1990. Limbah Hasil Pertanian (Monografi Pertama). Kantor Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Pangan. Jakarta. Deptan.

Basith, A. 1986. Pengeringan dan Penguapan. Kerjasama Dit. Jen. Industri Kecil Departemen Perindustrian RI dengan Fak. Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Busono, S. 1983. Analisa Sistem Pemanfaatan Sekan untuk Pengering Gabah di Dati II Bekasi (Thesis Sarjana). Bogor. FATETA-IPB Bogor.

Julianto. 1964. Rendemen Padi di Beberapa Negara Asia. Dir. Jen. Bina produksi. Jakarta. Depten.

Kawiji, 1991. Studi Tungku Pengeringan Berbahan Baku Sekam (Laporan penelitian). UNS. Fak. Pertanian-UNS.

Pratomo, M. 1984. Teknik Pengolahan Hasil Pertanian, Bogor. Jurusan Mekanisasi Pertanian. UNS.

Soemardi dan Sigit Nugraha. 1984. Pengaruh Pengeringan dengan Suhu Tinggi terhadap Biji Retak. Laporan. Karawang. Sub BPTP.

Sumangat. 1978. The Use of Husk as a Fuel for Drying Rice. Bangkok, Thailand. Postharvest Technical Meeting.

Ruiten, V. 1981. Rice Milling Technologi. Rice Post Harevest Technology, p.85-104. IDRC. Canada.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.