Hubungan Antara Ukuran Indung Telur dengan Jumlah dan Mutu Sel Telur Sapi Brahman Cross

Ahmad Taofik

Abstract

Perkembangan teknologi reproduksi seperti alih janin merupakan salah satu alat bantu  manusia dalam meningkatkan mutu dan jumlah ternak dalam waktu yang relative singkat.  Pemenuhan kebutuhan bahan alih janin dewasa ini dapat diperoleh melalui proses ferrtilisasi secara in vitro dan in vivo.

Melalui teknik fertilisasi in vivo, sangat sulit memprediksi berapa embrio yang dapat dihasilkan.  Disamping itu, karena dalam teknik penyiapan sel telur untuk dibuahi melalui fertilisasi in vivo diawali dengan proses super ovulasi maka ternak betina yang menjadi sumber sel telur penggunaannya menjadi sangat terbatas.

Sebaliknya, dalam teknik fertilisasi in vitro, mutu sel telur yang dapat disediakan tergantung dari kemampuan keterampilan pelaksana penyedia sel telur, baik dalam memilih indung telur maupun menilai folikel yang diperkirakan berisi sel telur yang layak untuk dibuahi.

Ukuran indung telur yang besar memiliki lapisan luar yang lebih luas sehingga jumlah folikel yang terlihat lebih banyak dibandingkan dengan indung telur yang kecil.  Perbedaan ukuran indung telur, salah satunya disebabkan adanya corpus luteum yang berkorelasi dengan keberadaan folikel yang membungkus sel telur.  Indung telur yang memiliki lebih dari satu corpus luteum akan menghasilkan sel telur dengan mutu yang lebih baik.

Salah satu sumber potensial dalam memenuhi kebutuhan sel telur untuk fertilisasi in vitro adalah rumah potong hewan (RPH).  Indung telur asal sapi yang dipotong di RPH memiliki ukuran yang bervariasi berhubungan dengan kondisi masing-masing sapi.  Atas dasar hal tersebut, untuk kebutuhan praktis di lapangan dilakukan penelitian tentang Hubungan antara Ukuran Indung Telur dengan Jumlah dan Mutu Sel Telur Sapi Brahman Cross.

Full Text:

PDF

References

Boediono, A., Y, Usiantono, K. Mohaman, I. Djuwita dan Y. Sukra. 1999. Produksi Embrio Kambing dengan Teknologi Maturasi dan Kultur In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Veteriner. Hal. : 258 – 263

Hafez, E.S.E. 1993. Anatomy of Female Reproduction dalam Reproduction in farm Animal. E.S.E. Hafez (ed). Lea and Febiger. Hal. : 20 – 55

Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung

Toeliher, R.m. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.