Pengembangan Sistem Manajemen Breeding Sapi Bali

Luqman Hakim, Suyadi Suyadi, Nuryadi Nuryadi, Trinil Susilawati, Ani Nurgiartiningsih

Abstract

Sebagai plasma nutfah Nasional, keberadaan sapi Bali perlu dipertahankan dan dimanfaatkan secara lestari-produktif; sebab memiliki beberapa keunggulan spesifik. Pengadaan sapi Bali bibit dapat diperoleh melalui pengembangan Village Breeding Center. Namun tampaknya belum ada program pemuliaan yang jelas dan terarah; karena rekording belum dilakukan secara lengkap, benar, dan berkesinambungan. Proyek Perbibitan dan Pengembangan Sapi Bali (P3Bali) yang mengemban memperbaiki mutu sapi Bali dan menghasilkan sapi pejantan unggul, tampaknya belum efektif. Suatu kegiatan dan kajian tentang sistem manajemen breeding sapi Bali (metode survei dan deep interviev) telah dilakukan di P3Bali dan instansi terkait (Agustus - Nopember 2004). Fenotip sapi Bali di P3Bali, di Instalasi Populasi Dasar (IPD) Kabupaten Tabanan dan di Kabupaten Karangasem masih relatif seragam. Pertumbuhan maksimal yang didasarkan ukuran statistik vital (tinggi gumba, panjang badan, lingkar dada) dan bobot badannya, dicapai pada kelompok umur PI-4, dan selanjutnya relatif tidak ada pertumbuhan. Performansnya di IPD dan di Kabupaten Karangasem relatif lebih baik daripada di P3Bali; bahkan selama 9 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Sistem seleksi untuk calon induk atau pejantan telah mengikuti prosedur yang standar (performance test dan progeny test); tetapi tidak ditemukan silsilah dari ternak yang terjaring. Namun kriteria seleksi bobot badan masih sangat longgar (140 – 160 kg).  Adanya pemasukan sapi baru setiap tahun di P3Bali, dapat menetralisir upaya perbaikan mutu genetik hasil seleksi yang telah terkonsentrasi; sehingga secara time-series tampak tidak ada peningkatan performans produksi. dan mutu genetiknya. Adanya skema breeding di P3Bali yang sudah memenuhi standar, belum banyak diterapkan di lapang. Kurang lengkapnya rekording tidak dapat menghindari inbreeding; dan dengan intensitas seleksi yang rendah, tampak tidak ada kemajuan genetik dalam program seleksi (uji progeni untuk karakter bobot sapih dan bobot badan umur 1 tahun).

 

Kata kunci : sistem manajemen, breeding, sapi Bali

Full Text:

PDF

References

Direktur Perbibitan. 2001. Kebijaksanaan Perbibitan Nasional. Makalah Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Kebijaksanaan Perbibitan di Solo Tanggal 24 - 26 September 2001. Direktorat Perbibitan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Dwipa, I.B.G. dan B.D. Sarwono, 1992. Musim dan Bobot Badan Sapi Bali yang Di-antar-pulaukan dari Lombok. Jurnal Penelitian Universitas Mataram, NTB. I(2):1 – 10.

Hakim, L., Nuryadi, Suyadi, T. Susilawati, dan V.M.A. Nurgiartiningsih. 2004. Pengembangan Sistem Manajemen Breeding Sapi Bali. Laporan Kerjasama Teknis Antara Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Dengan Proyek Pembinaan Peningkatan Produksi Peternakan Tahun Anggaran 2004. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.