Kualitas Fisik Telur Itik Tegal yang Dipelihara Menggunakan Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi Intensif di KTT Bulusari Kabupaten Pemalang

Ananda Nicola Haryanto, Warsono Sarengat, Dwi Sunarti

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh sistem pemeliharaan semi intensif dan intensif terhadap kualitas fisik telur seperti berat telur, berat kerabang, tebal kerabang, warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks putih telur dan indeks haugh.  Penelitian ini menggunakan Itik Tegal berumur 36 - 48 minggu yang diberi pakan dengan komposisi ransum dari peternak rakyat.  Data yang diperoleh kemudian dibandingkan rata-ratanya dengan menggunakan uji Mann-Whitney.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa itik yang dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif menghasilkan telur dengan kualitas fisik yang lebih baik dibandingkan dengan itik yang dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan intensif.  Berat telur, berat kerabang, ketebalan kerabang, indeks putih telur dan indeks haugh memberikan kualitas yang sama antara sistem pemeliharaan intensif dengan semi intensif.

Keywords

kualitas fisik telur, itik tegal, sistem pemeliharaan, intensif, semi intensif

References

Abraham, J. dan R. Ravindran. 2009. Studies on the ‘aroor system of sustainable duck rearing’ in Kerala, India. International Journal of Poultry Science 8(8): 804-807.

Argo, L.B., Tristiarti dan I. Mangisah. 2013. Kualitas fisik telur ayam Arab petelur fase I dengan berbagai level Azolla microphylla. Animal Agricultural Journal 2(1): 445-457.

Bell, D.D. dan W.W. Weaver. 2002. Comercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Ed. Kluwer Academic Publishers. New York.

Budi, E.S., E. Yektiningsih dan E. Priyanto. 2015. Profitabilitas usaha ternak itik petelur di Desa Kebonsari Kecamatan Candi, Sidoarjo. Jurnal Agraris 1(1): 32-37.

Etuk, I.F., G.S. Ojewola, S.F. Abasiekong, K.U. Amaefule dan E.B. Etuk. 2012. Egg quality of Muscovy ducks reared under different management systems in the humid tropic. Revista Cientificia UDO Agricola 12(1): 226-229.

Eviyati, R. 2005. Tinjauan agribisnis peternakan. Jurnal Agrijati 1(1): 30-37.

Fitriza, Y.T., F.T. Haryadi dan S.P. Syahlani. 2012. Analisis pendapatan dan persepsi peternak plasma terhadap kontrak perjanjian pola kemitraan ayam pedaging di Propinsi Lampung. Buletin Peternakan 36(1): 57-65.

Handayani, M., A. Setiadi, S. Gayatri dan H. Setiyawan. 2007. Profil usaha peternakan itik di Kabupaten Brebes. Journal of Animal Agricultural Socio-economics 3(1): 20-25.

Irianti, A. dan Friyatmi. 2016. Demografi dan Kependudukan. Edisi Pertama. Kencana. Jakarta.

Ismaya, Y. Erwanto, H. Sasongko, B. Ariyadi dan T.S.M. Widi. 2016. Integrated Farming System dalam Pengentasan Kawasan Rawan Pangan. CV Kolom Cetak. Yogyakarta.

Ismoyowati dan D. Purwantini. 2013. Produksi dan kualitas telur itik lokal di daerah sentra peternakan itik. Jurnal Pembangunan Pedesaan 13(1): 11-16.

Juliambarwati, M., A. Ratriyanto dan A. Hanifa. 2012. Pengaruh penggunaan tepung limbah udang dalam ransum terhadap kualitas telur itik. Jurnal Sains Peternakan 10(1): 1-6.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 35/Permentan/OT.140/3/2007 tentang Pedoman Budidaya Itik Petelur yang Baik.

Ketaren, P.P. dan L.H. Prasetyo. 2002. Pengaruh pemberian pakan terbatas terhadap produktivitas itik silang Mojosari x Alabio (MA): 2. masa bertelur fase kedua umur 44-7 minggu. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 7(2): 76-83.

Lestari, D., Riyanti dan V. Wanniatie. 2015. Pengaruh lama penyimpanan dan warna kerabang terhadap kualitas internal telur itik Tegal. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 3(1): 7-14.

Nugraha, D., U. Atmomarsono dan L.D. Mahfudz. 2012. Pengaruh penambahan eceng gondok (Eichornia crassipes) fermentasi dalam ransum terhadap produksi itik Tegal. Animal Agricultural Journal 1(1): 75-85.

Nugraha, F.J., M. Mufti dan I.H. Sulistiawan. 2013. Kualitas telur itik yang dipelihara secara terkurung basah dan kering di Kabupaten Cirebon. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 726-734.

Permana, D., M. Lamid dan S. Mulyani. 2014. Perbedaan potensi pemberian bahan substitusi tepung limbah udang dan cangkang kepiting terhadap berat telur dan kerabang telur itik. Jurnal Agroveteriner 2(2): 81-88.

Prasetya, F.H., I. Setiawan dan D. Garnida. 2018. Karakteristik eksterior dan interior telur itik Bali (kasus di kelompok ternak itik Maniksari di Dusun Lepang, Desa Takmung Kec. Banjarangkan, Kab. Klungkung, Provinsi Bali. Student E-Journal 4(1): 1-8.

Purnamasari, D. K., K.G. Wiryawan, Erwan dan L.A. Paozan. 2015. Potensi limbah rajungan (Portunus pelagicus) sebagai pakan itik petelur. Jurnal Peternakan Sriwijaya 4(1): 11-19.

Rondonuwu, C.R., J.L.P. Saerang, W. Utiah dan N. Siregar. 2018. Pengaruh pemberian tepung keong sawah (Pila ampulacea) sebagai pengganti tepung ikan dalam pakan terhadap kualitas telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Jurnal Zootek 38(1): 1-8.

Safarudin, M. 2000. Pengaruh Pemberian Pakan pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Ekstensif terhadap Produksi dan Kualitas Telur Itik Tegal. Skirpsi. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Simanjuntak, R., U. Santoso dan T. Akbarillah. 2013. Pengaruh pemberian tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum terhadap kualitas telur itik Mojosaro (Anas Javanica). Jurnal Sain Peternakan Indonesia 8(1): 65-76.

Sujana E., S. Wahyuni, dan H. Burhanuddin. 2006. Efek pemberian ransum yang mengandung tepung daun singkong, daun ubi jalar dan eceng gondok sebagai sumber pigmen karotenoid terhadap kualitas kuning telur itik Tegal. Jurnal Ilmu Ternak 6(1): 53 – 56.

Tugiyanti, E., dan N. Iriyanti. 2012. Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat ransum dengan penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat prosedur antihistamin. Jurnal Aplikasi Tekologi Pangan 1(2): 44-47.

Tumanggor, B.G., D.M. Suci dan S. Suharti. 2017. Kajian pemberian pakan pada itik dengan sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif di peternakan rakyat. Buletin Makanan Ternak 104(1): 21-29.

Wibowo, B., E. Juarini dan Sumanto. 2007. Karakteristik pola pembibitan itik petelur di daerah sentra produksi. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, Indonesia. Hal. 658-663.

Widyantara, P.R.A., G.A.M. Kristina Dewi dan I.N.T. Ariana. 2017. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas telur konsumsi ayam kampung dan ayam Lohman Brown. Majalah Ilmiah Peternakan 20(1): 5-11.

Wijaya, Y., E. Suprijatna dan S. Kismiati. 2017. Penggunaan limbah industri jamu dan bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.) sebagai sinbiotik untuk aditif pakan terhadap kualitas interior telur ayam ras petelur. Jurnal Peternakan Indonesia 19(2): 46-53.

Yosi, F., S. Sandi dan N. Afridayanti. 2015. Pengaruh penggunaan asap cair dan lama penyimpanan terhadap kualitas telur itik Pegagan. Jurnal Peternakan Sriwijaya 4(1): 20-27.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.