Komposisi Unsur Hara Kompos yang Dibuat dengan Bantuan Agen Dekomposer Limbah Bioetanol pada Level yang Berbeda

Reza Achmad Bachtiar, Muhammad Rifki, Yayang Resty Nurhayat, Sarah Wulandari, Rizki Atikah Kutsiadi, Aqni Hanifa, Muhammad Cahyadi

Abstract

The objective of research was to evaluate the effect of different level of decomposers from bioethanol waste as a bioactivator to compost nutrient content. The materials used in this study were feces collected from six 3 to 5 years old of male Fresian Holstein (PFH), and decomposer agents from processed-bioethanol waste. The experimental design used was completely randomized design with four treatments and six replications, i.e. P1: 0.4% of decomposer, P2: 0.5% of decomposer, P3: 0.6% of decomposer, P4: 0.7 of decomposer %. Analysis of nutrient contents of compost was conducted at the the Laboratory of Chemistry and Soil Fertility, Department of Soil Science, Faculty of Agriculture, Gajah Mada University, Yogyakarta. Data analysis was performed using Minitab 17 software. The results of the analysis of variance showed that different levels of decomposer affected organic C, phosphor (P), Kalium (K), and Magnesium (Mg). Organic C, P, K, and Mg contents were found highest in P2, on the other hand N and Ca contents, C/N ratio, pH, and temperature of compost were not different among treatments. It could be concluded that compost made with 0.5% decomposer agents from processed-bioethanol waste was the best.

Keywords

Bioethanol waste; Compost; Decomposer; Nutrient content

References

Agus, F. dan Widianto. 2004. Konservasi tanah pertanian lahan kering. World Agroforestry Centre ICREF. Bogor.

Alfadlli, N. S., S. Noor., B. S. Hertanto and M. Cahyadi. 2018. The effect of various decomposers on quality of cattle dung compost. Buletin Peternakan 42 (3): 250-255.

Astari, L. P. 2011. Kualitas pupuk kompos bedding kuda dengan menggunakan aktivator mikroba yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bahar, S. dan B. Haryanto. 2000. Pembuatan kompos berbahan baku limbah ternak. Laporan bagian Proyek Teknologi Peternakan ARMP-II: 200-202.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk teknis analisis kimia tanah, tanaman, air, dan pupuk balai penelitian tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Ginting, N. 2007. Teknologi pengolahan limbah peternakan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Garfindo Persada, Jakarta

Kesumaningwati, R. 2015. Penggunaan MOL bonggol pisang (musa paradisiaca) sebagai dekomposer untuk pengomposan tandan kosong kelapa sawit. Ziraa’ah. 40(1) : 40-45.

Kusmiyarti, T. B. 2013. Kualitas kompos dari berbagai kombinasi bahan baku limbah organik. Agrotrop: Journal on Agriculture Science 3(1) : 83-92.

Marlinda. 2015. Pengaruh penambahan bioakivator EM4 dan promi dalam pembuatan pupuk cair organik dari sampah organik rumah tangga. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Samarinda. Samarinda.

Nurcahyani, K. dan B. Utami. 2015. Pengolahan limbah cair industri alkohol bekonang menggunakan proses fermentasi. Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Indonesia pp 112 – 116.

Rukmana, R. 2007. Bertanam petsai dan sawi. Kanisius. Yogyakarta. Hal: 11-35.

Sembiring, M. P. dan R. S. Irianty. 2012. Pembuatan kompos dari limbah padat (sludge) pabrik pulp dan paper. Jurnal Riset Kimia 5(1): 132-136.

Soeprijanto, T. Ismail, M. D. Lastuti, dan B. Niken. 2010, Pengolahan vinasse dari air limbah industri alkohol menjadi biogas menggunakan bioreaktor UASB. Jurnal Purifikasi 11(1): 11-20.

Standar Nasional Indonesia 19-7030-2004. 2004. Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.

Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan prosedur statistika (pendekatan biometrik). Penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Subagyo, Y. B. P. 2008. Ilmu ternak potong dan kerja. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Triwibowo, M. B., S. Suratno, dan S. A. Hesty. 2015. Pengaruh pemberian bioaktivator effective microorganism 4 (EM-4) terhadap kecepatan dan kualitas pembuatan kompos serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar bioteknologi di SMA. Pancaran 4(2): 11-20.

Wahyono, S. F., L. Sahwan dan F. Suryanto. 2003. Mengolah sampah menjadi kompos sistem open windrow bergulir skala kawasan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

Wibowo, N. A., B. E. Tjahjana, N. Heryana dan Sakiroh. 2014. Peraan mikroorganisme dalam pengelolaan hara terpadu pada perkebunan kakao. Bunga Rampai: Inovasi Teknologi Bioindustri Kakao. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Sukabumi. p. 91-98.

Widawati, S. dan Suliasih. 2005. The application of soil microbe from wamena botanical garden as biofertilizer (compost plus) on purple eggplant (Solanum melongena L.). Jurnal Ilmiah Pertanian. Gakuryoku 11(3): 20-24.

Widyaningrum, P. dan Lisdiana. 2013. Perbedaan fisik dan kimia kompos daun yang menggunakan bioaktivator mol dan EM4. Jurnal Sain dan Teknologi. 11(1): 65-72.

Yuliarti, N dan Isroi. 2009. Kompos. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Yuwono, D. 2007. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.