PELATIHAN PRAKTEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “MiKIR” UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN BREBES
Abstract
Kurikulum yang diterapkan untuk jenjang sekolah menengah saat ini adalah Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada “Students Centered Learning” (SCL). Dalam arti, ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa harus yang paling aktif berproses bukan gurunya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran seharusnya berpusat pada siswa dan pengetahuan harus dibangun sendiri secara aktif oleh siswa. Secara umum konsep matematika bersifat abstrak sehingga sebagian besar guru matematika masih memiliki keyakinan bahwa materi matematika perlu diajarkan dengan cara menjelaskan seluruh konsep di depan kelas dan dilanjutkan dengan kegiatan drill dalam bentuk latihan soal sebanyak mungkin sehingga penerapan paradigma SCL menjadi tantangan berat bagi para guru matematika. Tantangan terbesarnya adalah menemukan cara yang efektif dan efisien untuk melatihkan penerapan model-model pembelajaran yang sejalan dengan paradigma SCL sehingga memungkinkan terjadinya perubahan mindset dari “teacher centered” ke SCL sebagai proses yang alami.Pendekatan yang digunakan dalam penyampaian materi pelatihan adalah “pendekatan MiKIR” yang terdiri dari komponen: mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Pelatihan dan pendampingan praktek pembelajaran yang menyegarkan dan meningkatkan kemampuan berpikir logis matematis peserta sudah terlaksana pada Sabtu, 12 Juni 2012 di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 03 (MANU 03) Pemaron Kabupaten Brebes. Oleh karena itu, diharapkan peserta pelatihan (guru-guru matematika/sains MANU 03 Pemaron Kabupaten Brebes dan guru-guru matematika sekolah menengah yang berada di sekitar MANU 03 Pemaron Kabupaten Brebes) dapat belajar matematika dengan lebih bermakna dan percaya diri karena telah memiliki pengalaman nyata dan praktis tentang belajar dalam situasi dan kondisi SCL secara nyaman dan menyenangkan. Pengalaman tersebut diharapkan dapat mendorong dan menyemangati mereka untuk menerapkannya di kelas masing-masing. Dengan kata lain, pelatihan ini akan berdampak positif juga kepada peserta didik.
Keywords
References
[1] Gibson, A. (1987). Active Learning: Teaching and Learning in the Junior Division. North York: North York Board of Education.
[2] Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Depdiknas: Jakarta.
[3] Salyers, V. (2006, July). Using the ICARE Format for Structuring Online Courses. Impact 2006, WebCT, 8th Annual Users Conference; San Antonio, TX.
[4] Sukandi, U. 2018. Modul Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP dan MTs.
[5] Walters, K., Smith, T.M., Leindwand, S., Surr, W., Stein, A., Bailey, P. (2014). An up-close look at student-centered math teaching. American Institute for Research: New-England.
[6] Zain, S., Rasidi, F., & Abidin, I. (2012) Student-Centred learning in mathematics-constructivism in the classroom. Journal of international education, 8 (4), 319-327.
Refbacks
- There are currently no refbacks.