Tektonika Perpaduan Unsur Jawa Dengan Eropa Pada Pendopo Dalem Kabupaten Rembang
Abstract
Dalem Kabupaten Rembang (regent residence), including the Pendopo as part of the Dalem component, was built around 1750. This building has a traditional Javanese concept that combined colonial architectural elements. This study aims to see the philosophical aspects of the saka guru that may influence the tectonic fusion of Javanese and European elements. In order to know the tectonic aspect of the Pendopo Dalem Kabupaten, this research using qualitative methods, while data collecting is conducted through literature study and observation. The findings of this study can be seen from the philosophical aspect in the concept of the “papat kiblat lima pancer“, where is reflected in the main structure of the saka guru (wooden material). Where functions as the main structure of the pendopo. Wooden material have given the aspect of its function which resists lateral forces (wind) to the overall construction. Meanwhile, the cement brick material on saka rawa and saka emper continuing the roof load to its foundation, used as bearing wall system.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adityaningrum, Dewi, dkk. (2020). “Arsitektur Jawa Pada Wujud Bentuk dan Ruang Masjid Agung Surakarta,” dalam Sinektika Jurnal Arsitektur, Vol. 17, No. 1, 1 Januari 2020, Hal:54-60.
Budiwiyanto, Joko. 2008. “Gaya Arsitektur Yunani Kuno dan Pengaruhnya Terhadap Seni Bangunan di Indonesia,” dalam Ornamen, Vol. 5, No. 2, Hal: 1-15.
Darsiti. (1989). Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830- 1939. Yogyakarta: Tamansiswa.
Djoko, dkk. (2012). “Nilai Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa. Humaniora,” dalam Humaniora, Vol. 24, No. 3, Oktober 2012, Hal 269-278.
Djono, Tri Prasetyo Utomo, Slamet Subiyantoro. (2012). “Nilai Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa”, dalam Humaniora, vol 24 hal: 269 – 278.
Ds, Slamet. (1985). Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Tengah. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
Handinoto. (2010). Arsitektur dan Kota-kota di Jawa pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu
Juniwati, Anik, dkk. (2003). “Perlunya Pengetahuan Tektonika pada Pengajaran Struktur di Arsitektur,” dalam Dimensi Teknik Arsitektur. Vol 31, No. 2, Hal 120-123.
Kapilawi, Yohanes W.D, dkk. (2019). “Kajian Tektonika Arsitektur Rumah Tradisional Sabu di Kampung Adat Namata,” dalam Jurnal Gewang, Vol 1, No. 1, Hal: 8-13.
Muljadinata, Albertus S. dan Antariksa. (2017). “Penerapan Konsep Tradisional Pendopo Bangunan SMA Van Deventer Karya Karsten,” dalam Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Tradisional 2017. Medan.
Musman, Asti. (2017). Filosofi Rumah Jawa: Mengungkap Makna Rumah Orang Jawa. Yogyakarta: Pustaka Jawi.
Prihatmaji, Yulianto P. (2007). “Perilaku Rumah Tradisional Jawa “Joglo” Terhadap Gempat,” dalam Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 35, No. 1, Juli 2007, Hal: 1-12.
Prijotomo, Josef. (2006). (Re)Kontstruksi Arsitektur Jawa: Griya Jawa Tanpa Tulisan. Surabaya: PT. Wastu Lanas Grafika.
Prijotomo, Josef dan Murni Rachmawati. (1995). Petungan: Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ronald, Arya. (1988). Manusia dan Rumah Jawa. Yogyakarta: Penerbit JUTA UGM.
. (2005). Nilai-nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Santosa, Adi, Murni Rachmawati, Vincentius Totok Noerwasito. (2020). “Hibriditas Tektonika Arsitektur Joglo”, dalam Prosiding Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), vol 4 hal: 088 – 095.
Laporan Penelitian. Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sudarwanto, Budi dan Murtomo, Bambang Adji. (2013). “Studi Struktur dan Konstruksi Bangunan Tradisional Rumah ‘Pencu’ di Kudus,” dalam Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, Vol. 2, No. 1, Januari 2013, Hal: 35-42.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Sukesi. (1985). “Bupati Pesisiran (Akhir Abad 19 Sampai Permulaan Abad 20)”, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi). Direktorat Jenderal Kebudayaan. Yogyakarta.
Suprijanto, Imam. (2002). “Rumah Tradisional Osing: Konsep Ruang dan Bentuk,” dalam Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 30, No. 1, Juli 2002, Hal: 10-20.
Umah, Rois Ainul dan Tian Fitriara Huda. (2017). “Pergeseran Bentuk dan Fungsi Rumah Joglo di Wilayah Banyuwangi”, dalam Prosiding Pendidikan Budaya dan Sejarah: “Dibalik Revitalisasi Budaya”.
Wulur, Fanny Alfrits, dkk. (2015). “Gaya Bangunan Arsitektur Kolonial pada Bangunan Umum Bersejarah di Kota Manado”, dalam Sabua, Vol. 7, No. 1, Hal: 371.
Yuwanti, Sri. (2016). “Penggunaan Petungan dalam Pembangunan Rumah Tinggal Masa Kini sebagai Aspek Tangible-Intangible Kebudayaan Masyarakat Pati Modern”, dalam Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, Hal: 095 – 104.