Pemberian Sex Education kepada Remaja di MA Futuhhiyah, Desa Sempu, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali
Abstract
Pendahuluan: Pengetahuan yang tidak adekuat dan menyimpang terkait pubertas dapat berdampak buruk bagi remaja, seperti terjadinya pelecehan seksual dan kehamilan usia dini. Penyampaian informasi terkait hal ini masih terhambat oleh persepsi yang menganggap topik pubertas sebagai hal tabu. Program ini bertujuan untuk mengedukasi siswa di MA Al Futuhiyyah terkait pubertas, cara menjaga kesehatan alat reproduksi, dan keamanan diri dari pelecehan seksual melalui penyampaian materi yang objektif.
Metode:Program ini dilaksanakan secara luring di MA Al Futuhiyyah dengan target edukasi berupa siswa kelas 12 SMA. Pemaparan materi yang meliputi fisiologi pubertas, kesehatan alat reproduksi dan pelecehan seksual terbagi menjadi dua segmen di antara pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur dampak dari edukasi. Kedua tes menggunakan 10 item soal pilihan ganda yang sama dan mencakup tiap subsegmen materi yang kemudian dilihat peningkatan rata-rata nilai dari pretest dan posttest.
Hasil dan pembahasan: Sosialisasi diikuti oleh 73 siswa, dengan total 70 siswa yang mengikuti seluruh rangkaian pretest hingga posttest secara lengkap. Hasil analisis data menemukan peningkatan rata-rata nilai sebesar 0.7, dengan rata-rata nilai pretest sebesar 8.21 (SD=1.25) danposttest sebesar 8.91 (SD=0.96). Peningkatan juga ditemukan pada persentase rata-rata nilai di pembagian tiap subsegmen.
Kesimpulan: Program pemberian sex education berlangsung dengan baik. Pengetahuan para siswa terkait pubertas, kesehatan alat reproduksi, dan pelecehan seksual ditemukan meningkat pasca pemberian materi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
1. Coast E, Lattof SR, Strong J. Puberty and menstruation knowledge among young adolescents in low- and middle-income countries: a scoping review. Int J Public Health. 2019 Mar 1;64(2):293–304.
2. Tim SDKI 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017: Kesehatan Reproduksi Remaja. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN, Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketanagakerjaan BPS, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, editors. Jakarta: BKKBN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2018.
3. Kosvianti E, Susanti E, Purnomo W, Suhadi A. Puberty knowledge and communication among adolescent sexual offenders in Indonesia: a qualitative study. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology. 2020;14(3):1883.
4. Skoog T, Bayram Özdemir S. Explaining why early-maturing girls are more exposed to sexual harassment in early adolescence. Journal of Early Adolescence. 2016 May 1;36(4):490–509.
5. Diabelková J, Rimárová K, Dorko E, Urdzík P, Houžvičková A, Argalášová Ľ. Adolescent pregnancy outcomes and risk factors. Int J Environ Res Public Health. 2023 Mar 1;20(5).
6. Cezimbra GSS, Campos Junior D, Araujo Júnior E, Guazzelli CAF, Atallah ÁN. Increased vulnerability to pregnancy and sexual violence in adolescents with precocious menstruation. Int J Reprod Med. 2020 Mar 11;2020:1–5.
7. Hanifah NAA, Stefani M. Hubungan pernikahan usia dini dengan angka kejadian stunting pada balita di Kelurahan Mekarsari. Jurnal Gizi lmiah. 2022;9(3):32–41.
8. Afriani, Abidin UW. Hubungan pernikahan usia dini terhadap kejadian stunting di Kecamatan Anreapi. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan. 2022;5(3):291–7.
9. Pelu TL, Halil N. The effect of health education about puberty on knowledge of physical changes in the early youth in MTsAl-Ikhwan, Tidore Island. International Journal of Scientific Research and Management. 2022 May 2;10(05):74–81.
10. Maslikhah M, Andanawarih P. Pemberian edukasi tentang pubertas di posyandu remaja pashmina di Kota Pekalongan. Jurnal ABDIMAS-HIP Pengabdian Kepada Masyarakat. 2023 Feb 14;4(1):1–5.
11. Rosita R, Ikawati N, Saleh S. Penyuluhan tentang pubertas dalam menghadapi perubahan fisik pada remaja. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri). 2023 Feb 1;7(1):213–20.
12. Bahari R, Shokravi FA, Anosheh M, Moridi M. Effect of a health education program on puberty knowledge among visually impaired female adolescent students. Med J Islam Repub Iran. 2021;35:74.
13. Dewi SC, Istianah U, Hendarsih S. Peningkatan kemampuan menjalani masa pubertas melalui penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja putri kelas viii di SMPN 2 Gamping Sleman. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2019;8(2):95–103.
14. Nurbayani S, Dede M, Widiawaty MA. Utilizing library repository for sexual harassment study in Indonesia: a systematic literature review. Heliyon. 2022 Aug 1;8(8).
15. Syani RS, Nurwardani M. Effectiveness in sexual education training to improve the knowledge of self-protection from sexual harassment of teenage girls in junior high school xSleman, Yogyakarta, Indonesia. In: Proceedings of the 1st Annual Internatioal Conference on Social Sciences and Humanities (AICOSH 2019). Atlantic Press; 2019. p. 149–52.
16. Thapaliya R, Adhikari SK. Effectiveness of sexual harassment risk reduction education based on health belief model: a quasi experimental study. Journal of Karnali Academy of Health Sciences. 2020 Aug 29;3(2):80–7.
17. de Lijster GPA, Felten H, Kok G, Kocken PL. Effects of an interactive school-based program for preventing adolescent sexual harassment: a cluster-randomized controlled evaluation study. J Youth Adolesc. 2016 May 1;45(5):874–86.
18. Solehati T, Siti Toyibah R, Helena S, Noviyanti K, Muthi S, Adityani D, et al. Edukasi kesehatan seksual remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap pelecehan seksual. Jurnal Keperawatan. 2022;14(S2):431–8.
Refbacks
- There are currently no refbacks.