Hubungan Pengetahuan Kode Etik Kedokteran Tentang Aborsi terhadap Sikap Mahasiswa Kedokteran Terhadap Aborsi
Abstract
Pendahuluan: Aborsi adalah pengguguran kandungan sebelum usia janin mencapai 22 minggu. Aborsi dibagi menjadi dua, yaitu dialakukan secara buatan atau spontan. Oposisi dari tindakan aborsi berpendapat janin dianggap sebagai manusia, membunuh manusia yang tidak bersalah merupakan tindakan moral yang salah. Secara keseluruhan, 35 aborsi terjadi setiap tahun per 1.000 perempuan berusia 15-44 tahun di seluruh dunia. Dalam menjaga kualitas dan etika tenaga medis, seorang dokter dipandu dalam suatu pedoman norma etik profesi dokter yang disebut Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Pada penelitian tahun 2016 dikatakan perbedaan pengetahuan etika kedokteran tentang aborsi berpengaruh pada sikap yang diambil dokter untuk melakukan aborsi. Di 2020 ini peneliti mencoba meneliti kembali apakah perbedaan pengetahuan KODEKI tentang aborsi berpengaruh signifikan terhadap sikap yang diambil oleh dokter muda melakukan tindakan aborsi.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Uji prasyarat menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Bila data terdistribusi normal maka akan digunakan uji korelasi person, sedangkan bila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji spearman.
Hasil: Pada uji normalitas, didapatkan p= 0,101 untuk kelompok skor pengetahuan Kode etika kedokteran tentang aborsi dan p= 0,616 untuk skor sikap mahasiswa kedokteran terhadap aborsi. Pada uji korelasi Pearson, didapatkan nilai p= 0,002 yang menunjukkan bahwa hubungan Pengetahuan Kode Etika Kedokteran Tentang Aborsi dengan Sikap Mahasiswa Kedokteran Terhadap Aborsi bermakna karena p<0,05. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,339 menunjukkan bahwa korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang.
Kesimpulan: Hubungan pengetahuan kode etika kedokteran tentang aborsi dengan sikap mahasiswa kedokteran terhadap aborsi bermakna secara statistik.
Kata Kunci: Aborsi, Pengetahuan KODEKI, Sikap
ABSTRACT
Introduction: Abortion is an abortion before the fetus reaches 22 weeks of age. Abortion is divided into two, namely done artificially or spontaneously. Opposition to the act of abortion argues that the fetus is considered a human being, killing an innocent human being is a moral wrong act. In all, 35 abortions occur annually per 1,000 women aged 15-44 worldwide. In maintaining the quality and ethics of medical personnel, a doctor is guided by a professional ethical norm guideline called the Indonesian Medical Code of Ethics (KODEKI). In a 2016 study, it was stated that differences in medical ethics knowledge about abortion had an effect on the attitudes taken by doctors to perform abortions. In 2020, the researchers tried to re-examine whether the differences in KODEKI's knowledge about abortion had a significant effect on the attitudes taken by young doctors in carrying out abortion.
Methods: This research is an analytic observational study with a cross sectional approach. The subjects in this study were students of the Medical Study Program, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University. The prerequisite test used the validity test, reliability test and normality test. If the data is normally distributed, the person correlation test will be used, whereas if the data is not normally distributed, the Spearman test is used.
Results: In the normality test, it was found that p = 0.101 for the group of knowledge scores on the code of medical ethics about abortion and p = 0.616 for scores on the attitudes of medical students towards abortion. In the Pearson correlation test, the p value was obtained = 0.002, which indicates that the relationship between Knowledge of the Code of Medical Ethics on Abortion and the Attitudes of Medical Students to Abortion is significant because p <0.05. The Pearson correlation value of 0.339 indicates that the correlation is negative with moderate correlation strength.
Conclusions: The relationship between knowledge of medical ethics code about abortion and attitudes of medical students towards abortion is statistically significant.
Keywords: abortion, KODEKI knowledge, attitude
Pendahuluan: Aborsi adalah pengguguran kandungan sebelum usia janin mencapai 22 minggu. Aborsi dibagi menjadi dua, yaitu dialakukan secara buatan atau spontan. Oposisi dari tindakan aborsi berpendapat janin dianggap sebagai manusia, membunuh manusia yang tidak bersalah merupakan tindakan moral yang salah. Secara keseluruhan, 35 aborsi terjadi setiap tahun per 1.000 perempuan berusia 15-44 tahun di seluruh dunia. Dalam menjaga kualitas dan etika tenaga medis, seorang dokter dipandu dalam suatu pedoman norma etik profesi dokter yang disebut Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Pada penelitian tahun 2016 dikatakan perbedaan pengetahuan etika kedokteran tentang aborsi berpengaruh pada sikap yang diambil dokter untuk melakukan aborsi. Di 2020 ini peneliti mencoba meneliti kembali apakah perbedaan pengetahuan KODEKI tentang aborsi berpengaruh signifikan terhadap sikap yang diambil oleh dokter muda melakukan tindakan aborsi.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Uji prasyarat menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Bila data terdistribusi normal maka akan digunakan uji korelasi person, sedangkan bila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji spearman.
Hasil: Pada uji normalitas, didapatkan p= 0,101 untuk kelompok skor pengetahuan Kode etika kedokteran tentang aborsi dan p= 0,616 untuk skor sikap mahasiswa kedokteran terhadap aborsi. Pada uji korelasi Pearson, didapatkan nilai p= 0,002 yang menunjukkan bahwa hubungan Pengetahuan Kode Etika Kedokteran Tentang Aborsi dengan Sikap Mahasiswa Kedokteran Terhadap Aborsi bermakna karena p<0,05. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,339 menunjukkan bahwa korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang.
Kesimpulan: Hubungan pengetahuan kode etika kedokteran tentang aborsi dengan sikap mahasiswa kedokteran terhadap aborsi bermakna secara statistik.
Kata Kunci: Aborsi, Pengetahuan KODEKI, Sikap
ABSTRACT
Introduction: Abortion is an abortion before the fetus reaches 22 weeks of age. Abortion is divided into two, namely done artificially or spontaneously. Opposition to the act of abortion argues that the fetus is considered a human being, killing an innocent human being is a moral wrong act. In all, 35 abortions occur annually per 1,000 women aged 15-44 worldwide. In maintaining the quality and ethics of medical personnel, a doctor is guided by a professional ethical norm guideline called the Indonesian Medical Code of Ethics (KODEKI). In a 2016 study, it was stated that differences in medical ethics knowledge about abortion had an effect on the attitudes taken by doctors to perform abortions. In 2020, the researchers tried to re-examine whether the differences in KODEKI's knowledge about abortion had a significant effect on the attitudes taken by young doctors in carrying out abortion.
Methods: This research is an analytic observational study with a cross sectional approach. The subjects in this study were students of the Medical Study Program, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University. The prerequisite test used the validity test, reliability test and normality test. If the data is normally distributed, the person correlation test will be used, whereas if the data is not normally distributed, the Spearman test is used.
Results: In the normality test, it was found that p = 0.101 for the group of knowledge scores on the code of medical ethics about abortion and p = 0.616 for scores on the attitudes of medical students towards abortion. In the Pearson correlation test, the p value was obtained = 0.002, which indicates that the relationship between Knowledge of the Code of Medical Ethics on Abortion and the Attitudes of Medical Students to Abortion is significant because p <0.05. The Pearson correlation value of 0.339 indicates that the correlation is negative with moderate correlation strength.
Conclusions: The relationship between knowledge of medical ethics code about abortion and attitudes of medical students towards abortion is statistically significant.
Full Text:
PDFReferences
Abortion, M. (2014) ‘Medical Management of First-Trimester’, 123(3), pp. 676–692.
Alka B Patil, Pranil Dode, A. A. (2014) ‘Medical Ethics in Abortion’, Indian Journal of Clinical Practice, 25(6), pp. 544–548. Available at: http://medind.nic.in/iaa/t14/i11/iaat14i11p544.pdf.
Amalia, M. (2015) ‘FAKTOR RISIKO KEJADIAN ABORTUS ( STUDI DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG ) RISK FACTORS INCIDENT ABORTION ( Studies in Islamic Hospital Sultan Agung Semarang )’, 10(1), pp. 23–29.
Amer, A. B. (2019) ‘Understanding the Ethical Theories in Medical Practice’, Open Journal of Nursing, 09(02), pp. 188–193. doi: 10.4236/ojn.2019.92018.
Ayu, S. M. and Kurniawati, T. (2017) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Aborsi Dengan Sikap Remaja Terhadap Aborsi Di Man 2 Kediri Jawa Timur’, Unnes Journal of Public Health, 6(2), p. 97. doi: 10.15294/ujph.v6i2.13736.
Benlahcene, A. et al. (2018) ‘A Narrative Review of Ethics Theories: Teleological & Deontological Ethics’, Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS), 23(1), pp. 31–32. doi: 10.9790/0837-2307063138.
Purwaningrum, E. D. and Fibriana, A. I. (2017) ‘Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan’, Higeia Jorunal Of Public Health, 1(3), pp. 84–94.
Steer, P. J. (2018) ‘The language of abortion: time to terminate TOP : AGAINST: “Termination of pregnancy” is less likely than “abortion” to be misunderstood or cause distress’, BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 125(9), p. 1066. doi: 10.1111/1471-0528.15136.
Susanti, R. et al. (1996) ‘Payung hukum pelaksaan abortus provokatus pada kehamilan akibat perkosaan’, (36).
Tsuyoshi onda, S. S. L. R. G. S. . L. K. (2017) ‘Uneven Progress and Unequal Access’, Abortion Worldwide 2017: Uneven Progress and Unequal Access is available online at, visit https://www.guttmacher.org/report/abortion-worldwide-2017., pp. 1–68.
Watson, K. (2018) ‘Why we should stop using the term “elective abortion”’, AMA Journal of Ethics, 20(12), pp. E1175–E1180. doi: 10.1001/amajethics.2018.1175.
Hanafiah, J, Amir, A. (2017). Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Refbacks
- There are currently no refbacks.