Pengembangan Indigenous Tourism dengan Perspektif Dynamic Governance (Studi pada Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang)

Ida Ayu Githa, Muhammad Rifki Alfian Amanulloh, Rizky Dharmawan, Ekky Purnama Sari

Abstract

Kampung Heritage Kayutangan ditetapkan sebagai Kampung Wisata Kota Malang oleh Walikota Malang, sejak 22 April 2018. Penetapan kampung wisata ini merupakan salah satu upaya mewujudkan program “Beautiful Malang”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata Kota Malang serta meningkatkan perekonomian dan mengoptimalkan indigenous tourism Kampung Kayutangan. Kampung Kayutangan memiliki banyak produk wisata yang potensial untuk dikembangkan. Namun, semenjak diresmikan sebagai desa wisata masih belum terlihat dampak yang signifikan terhadap perekonomian. Belum banyak masyarakat yang terlibat langsung dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata ini. Banyaknya jumlah pengunjung tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai. Ini disebabkan kurang terkonsepnya model kampung wisata yang sesuai dengan potensi dan indigenous tourims yangdimiliki. Tujuan penelitian ini untuk: a). Menganalisis Implementasi Dynamic Governance dalam Pengembangan Indigenous Tourism dan menemukembangkan yang relevan dalam Pengembangan Indigenous Tourism di Kampung Wisata Heritage Kayutangan Kota Malang. Penelitian ini menemukan perbedaan model Dynamic Governance yang diterapkan saat ini di Kampung Heritage Kayutangan dengan model Dynamic Governance yang ideal. Berdasarkan perbedaan tersebut maka dikembangkan sebuah Model Dynamic Governance yang relevan dalam Pengembangan Indigenous Tourism dengan mengadopsi model Quadruple Helix di Kampung HeritageKayutangan.

Keywords

Dynamic Governance; Indegenous Tourism; Kampung Kayutangan

References

Aas C, Ladkin A & Fletcher J (2005) Stakeholder Collaboration and Heritage Management. Dalam: DJ Timothy (ed). Managing Heritage and Cultural Tourism Resources: Critical Essays. Farnham: Ashgate. 1-22.

Aat Ruchiat Nugraha, S. P. (2017). MODEL KOMUNIKASI PARIWISATA YANG BERBASISKAN KEARIFAN LOKAL (Studi Deskriptif Kualitatif di Wilayah Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Afonso, O., Monteiro, S., & Thompson, M. (2012).A growth model for the quadruple helix. Journal of Business Economics and Management, 13(5), 849–865.

Akwei, Cynthia A. “The Process of Creating Dynamic Capabilities.” British Journal of Management. 2008. .

Aminullah. (2015). Dynamic Governance (Kerangka Konseptual: Melembagakan Budaya, Kapabilitas, dan Perubahan). Jurnal Kebangsaan Volume 9 Nomor 1 Pasuruan : Universitas Yudharta Pasuruan.

Anwar, R. (2009). Pengembangan Model tentang Pengaruh Able People dan Agile

Atmoko, A.W. “Multimetodologi: Jembatan Praksis Ilmu Administrasi.” Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Vol. VI, No. 2. Maret- Agustus. 2006.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : suatu pendekatan prakti. ( Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Bezza, Bruno. “Dynamic Capabilities, Growth and Long-Term Competitiveness of European Firms: a Diagnosis and The Implications for EU Policies.” Faculty of Political Science. D.U. of Industrial Relations University of Florence.

Bappeda Kota Malang. Rencana Pembangunan Jangaka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang Tahun 2018-2023

Hatfield-Dodds, Steve., Nelson, Rohan., and Cook, David C. “Adaptive Governance: An Introduction, and Implications for Public Policy.” Paper presented at the ANZSEE Conference. Noosa Australia, 4-5 July 2007.

Johansena, T. E., & Mehmetoglu, M. (2011). Indigenous tourism from a visitor's perspective: an empirical examination of Valene L. Smith's 4Hs at a Sámi festival in Norway. Journal of Heritage Tourism, 6(2), 129–141.

Neo, Boon Siong., and Chen, Geraldine. (2007). Dynamic Governance – Embedding Culture, Capabilities and Change in Singapore. Singapore: World Scientific Publishing. Co. Pte.Ltd.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Porter, Michael E. (2007). Dynamic governance (Embedding Culture, Capabilities and Change in Singapore).Singapura : Jurnal World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd

Prato.1999..

Republik Indonesia. Undang undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Rudana, Nyoman. 2008. Strategi Pengembangan Pariwisata Bali. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Sukardi, 2016. Metode penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Sutopo.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.

Syafri, Wirman. (2011). Dynamic Governance dan Persfektif Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah http://wirman- syafri.ipdn.ac.id/Dynamic-governance-dan- perspektif-penyelenggaraan-pemerintahan- daerah/ tanggal 20 Agustus 2019

Tahir, Muchlas M. & Nahrudin, Zulfan. (2017). Kapabilitas Dynamic governance dalam Optimalisasi pengelolaan lahan terbuka hijau Di kota makassar. Jurnal : Universitas Muhammadiyah Makassar

Teece, D. J. (2009).Dynamic Capabilities and Strategic Management: Organizing for Innovation and Growth. New York: Oxford University Press.

Teece, D.J., Pisano, G and Shuen, A. (1997).Dynamic Capabilities and Strategic Management. Strategic Management Journal, 18, 509-533.

Wahyu, Fandri. (2014). Model Kerjasama Antar Stakeholders Dalam Pengembangan Wisata Budaya Dusun Sejo Kabupaten Pasuruan. Jurnal Administrasi Publik

Weaver D (2010) Indigenous tourism stages and their implications for sustainability. Journal of Sustainable Tourism 18(1):43-60.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.