Analisis kesiapan komponen pariwisata dalam pengembangan Geopark Kebumen

Dhimas Endriyanto, Nur Miladan, Mochamad Primasakti Satyagraha

Abstract

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yang mengakibatkan Indonesia memiliki geodiversity di mana hal ini menjadi salah satu dari tiga pilar pengembangan geopark (taman bumi). Geopark mengadopsi konsep pengembangan wilayah secara berkelanjutan melalui pariwisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Dalam melakukan analisis terkait pariwisata, terdapat komponen-komponen pariwisata yang harus diperhatikan, seperti attraction, accessibility, amenities, dan ancillary. Pemerintah Indonesia memiliki keyakinan bahwa geopark ini akan bermanfaat untuk konservasi serta membantu pertumbuhan pariwisata Indonesia di masa depan, salah satunya terjadi pada Geopark Kebumen yang diusulkan menjadi UNESCO GlobalGeopark. Namun, perkembangan Geopark Kebumen masih belum sejalan dengan konsep konservasi geologi karena marak terjadi aktivitas pertambangan batuan sebagai mata pencaharian penduduk yang di mana hal ini memberi dampak buruk terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan komponen pariwisata Geopark Kebumen sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Hasil skoring menggunakan skala Guttman menunjukkan bahwa komponen pariwisata Geopark Kebumen masih dinyatakan belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan peningkatan komponen pariwisata agar dapat mencapai kondisi yang optimal sehingga akan memberi dampak kepada kemajuan pariwisata, peningkatan lapangan pekerjaan, serta meningkatnya ekonomi masyarakat lokal.

Keywords

Geopark Kebumen; Komponen Pariwisata; Tingkat Kesiapan

Full Text:

PDF

References

[1]Aling FAN, Ketut Mahardika, Ni Komang Sixma Dewi, Gusti Ngurah Yoga Semadi. Strategi Pengembangan Pariwisata Melalui Komponen 4A Pada Desa Buahan,Payangan,Gianyar,Bali. MSJ Major Sci J 2023;1:27–33. https://doi.org/10.61942/msj.v1i1.7.

[2]Dewandaru B, Rahmadi AN, Susilaningsih N. Pengaruh Attraction, Accesibility, Amenity Dan Ancillary Terhadap Kepuasan Wisatawan Pada Kawasan Wisata Besuki Kediri. Conf. Econ. Bus. Innov., Malang: Conference on Economic and Business Innovation; 2021, p. 498–508.

[3]Kurniawati R, Marlena N. Analisis SWOT Sebagai Dasar Perencanaan Strategi Pemasaran Pada Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar. J Manaj DAN BISNIS Indones 2021;6:191–203. https://doi.org/10.32528/jmbi.v6i2.3255.

[4]Ahdiati T. Kearifan Lokal dan Pengembangan Identitas untuk Promosi Wisata Budaya di Kabupaten Banyumas. J Pariwisata Terap 2020;4:25. https://doi.org/10.22146/jpt.50417.

[5]Syarifuddin D. Pasar Tradisional dalam Perspektif Nilai Daya Tarik Wisata. J Manaj Resort Leis 2018;15:19–32. https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jurel.v15i1.11266.

[6]Kusumahbrata Y. Konservasi Geologi: Permasalahan Pengembangannya Di Indonesia. Pros. Pertem. Ilm. Tah. Iagi Ke-37, Bandung: 2008, p. 640–53.

[7]Komoo I. Geopark sebagai Peraga Pembangunan Lestari Wilayah. Akademika 2010;80:9–18.

[8]Rahmasari I, Parameswari P. Strategi Pemerintah Indonesia untuk Memperoleh Pengakuan UNESCO sebagai UNESCO Global Geopark: Studi Kasus: Kawasan Gunung Rinjani 2013-2018. Balcony 2020;4:183–94.

[9]Ansori C, Kumoro Y, Hastria D, awan Widiyanto K. Panduan Geowisata: Menelusuri Jejak Dinamika Bumi pada Rangkaian Pegunungan Serayu dan Pantai Selatan Jawa. Jakarta: LIPI Press; 2016.

[10]Farsani NT, Coelho C, Costa C. Geotourism and Geoparks as Novel Strategies for Socio-Economic Development in Rural Areas. Int J Tour Res 2011;13:68–81. https://doi.org/10.1002/jtr.800.

[11]Hose TA. 3G’s for Modern Geotourism. Geoheritage 2012;4:7–24. https://doi.org/10.1007/s12371-011-0052-y.

[12]Al-Barack MA. Efektifitas Interpretasi Wisata Alam di Jalur Pendakian Resort Sembalun Taman Nasional Gunung Rinjani. Universitas Hasanuddin, 2022.

[13]Bakti I, Sumartias S, Damayanti T, Nugraha AR. Pengembangan Model Komunikasi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Geopark Pangandaran. J Kaji Komun 2018;6:217. https://doi.org/10.24198/jkk.v6i2.18459.

[14]Ariyanto. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: 2005.

[15]Aj M. Kepariwisataan dan perjalanan. 2nd ed. Jakarta: Rajawali Press; 2009.

[16]Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark). Indonesia: 2019.

[17]Sugiama AG. Ecotourism: Pengembangan Pariwisata berbasis Konservasi Alam. Bandung: Guardaya Intimarta; 2011.

[18]Puspita Sari EL, Widiyastuti D. Peran Masyarakat dalam Pengembangan Kampung Wisata Rejowinangun Kotagede Yogyakarta. J Bumi Indones 2020;9.

[19]Nugroho PS, Purwani O, Winarto Y, Triratma B, Setyaningsih W. Connectivity and Integration Analysis of Karst Tourism Objects in Wonogiri with Space Syntax Method. IOP Conf Ser Earth Environ Sci 2023;1180:012036. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1180/1/012036.

[20]Sherlia S, Jordan NA, Syafitri ED. Space Syntax Analyses in Defining the Connection of Development Centers in Balikpapan. Dimens (Journal Archit Built Environ 2021;48:1–8. https://doi.org/10.9744/dimensi.48.1.1-8.

[21]Nuraeni BS, Ferdinand AT, Sufian S. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Kunjung Ulang Wisatawan Museum Ranggawarsita Semarang. Diponegoro University, 2013.

[22]Susianto B, Johannes J, Yacob S. Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Amenitas terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan pada Desa Wisata Kabupaten Kerinci. J Ilmu Manaj Terap 2022;3:592–605.

[23]Anggela MM, Oka Karini NM, Sofia Wijaya NM. Persepsi dan Motivasi Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Jembong di Kabupaten Buleleng. J IPTA 2018;5:76. https://doi.org/10.24843/IPTA.2017.v05.i02.p01.

[24]Putri SM. Kolaborasi Pengembangan Kawasan Geopark dalam Mewujudkan Destinasi Pariwisata Berkelas Dunia di Provinsi Jawa Barat. Responsive J Pemikir Dan Penelit Adm Sos Hum Dan Kebijak Publik 2019;2:33–9.

[25]Hutabarat LF. Pengembangan Geopark Nasional Indonesia menuju UNESCO Global Geopark sebagai Diplomasi Geotourism Indonesia. J Ilm Hub Int 2023;19:94–106. https://doi.org/10.26593/jihi.v19i1.6000.94-106.

[26]Geopark Kebumen. History of Geopark Kebumen 2013. https://geoparkkebumen.id/history/.

[27]Yulianto. Pengembangan Wisata Geopark Berbasis Gumuk Pasir dan Konservasi Penyu Di Pantai Kaliratu Kebumen. J Semarak Kabumian 2024;2:38–52.

[28]Budaya JDS. Tragedy of the Commons di Kawasan Geopark: Faktor Penyebab dan Solusi. J Din Sos Budaya 2023;25:160–70.

[29]Fuertes-Gutiérrez I, Fernández-Martínez E. Geosites Inventory in the Leon Province (Northwestern Spain): A Tool to Introduce Geoheritage into Regional Environmental Management. Geoheritage 2010;2:57–75. https://doi.org/10.1007/s12371-010-0012-y.

[30]Oktariadi O, Andiani. Geowisata: Model Pariwisata Berkelanjutan 2021.

[31]Ngatikoh S. Geopark Kebumen: Budaya dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Menuju Kancah Dunia. J Semarak Kabumian 2023;1.

[32]Walpole RE. Pengantar statistika 1995.

[33]Sugiyono PD. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. vol. 225. Bandung: 2017.

[34]Istijanto MM. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama; 2005.

[35]Ulvianti F, Anindita A. Integrasi dan Konektivitas Ruang Terbuka Publik di Kampung Kota (Analisis Space Syntax di Kawasan Pasar Simpang Dago). Pros. Temu Ilm. IPLBI 2018, Bandung: Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia; 2018, p. D020–6. https://doi.org/10.32315/ti.7.d020.

[36]Siregar JP, Surjono, Rukmi WI, Kurniawan EB. Evaluating Accessibility to City Parks Utilizing a Space Syntax Method. A Case Study: City Parks in Malang City. IOP Conf Ser Earth Environ Sci 2021;916:012015. https://doi.org/10.1088/1755-1315/916/1/012015.

[37]Vestal BE, Carlson NE, Ghosh D. Filtering Spatial Point Patterns using Kernel Densities. Spat Stat 2021;41:100487. https://doi.org/10.1016/j.spasta.2020.100487.

[38]Latue, Philia C, Manakane SE, Rakuasa H. Analisis Perkembangan Kepadatan Permukiman di Kota Ambon Tahun 2013 dan 2023 Menggunakan Metode Kernel Density. Blend Sains J Tek 2023;2:26–34. https://doi.org/10.56211/blendsains.v2i1.272.

[39]Botev ZI, Grotowski JF, Kroese DP. Kernel Density Estimation Via Diffusion. Ann Stat 2010;38. https://doi.org/10.1214/10-AOS799.

[40]Hirsan FP. Model Konstruksi Ruang Kecamatan Sekarbela Berdasarkan Interaksi Ruang Menggunakan Near Neighbourhood Analysis & Space Syntax. Geodika J Kaji Ilmu Dan Pendidik Geogr 2022;6:163–74. https://doi.org/10.29408/geodika.v6i2.6080.

[41]Riadhi AR, Aidid MK, Ahmar AS. Analisis Penyebaran Hunian dengan Menggunakan Metode Nearest Neighbor Analysis. VARIANSI J Stat Its Appl Teach Res 2020;2:46. https://doi.org/10.35580/variansiunm12901.

[42]Sinambela LP. Metodologi Penelitian Kuantitatif. 1st ed. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014.

[43]Badan Pengelola GK. Dossier For UNESCO Global Geopark 2023 2023.

[44]Ginting N, Siregar N. Geotrail Development to Connect the Dots in Muara Caldera Toba, Indonesia. IOP Conf Ser Earth Environ Sci 2018;126:012169. https://doi.org/10.1088/1755-1315/126/1/012169.

[45]Cooper C. Tourism: Principles and Practice. Pearson education; 2008.

[46]Sasmita A. Kajian Aspek Fasilitas Wisata Berdasarkan Konsep Geotourism pada Kawasan Wisata Desa Silalahi, Kaldera Toba 2017.

[47]PRATAMA D. Tingkat Keterjangkauan Objek Wisata Terhadap Fasilitas Penunjang Wisata Berbantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Pringsewu. 2023.

[48]Dowling RK. Geotourism’s Contribution to Local and Regional Development. Geotourism Local Dev 2009:15–37.

[49]Hastuti KP, Aristin NF, Saputra AN, Setiawan FA. Perancangan Tourism Display Board untuk Objek Wisata Pasar Terapung Lok Baintan. J Pengabdi ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) 2022;2:282. https://doi.org/10.20527/ilung.v2i2.6110.

[50]Rusmiati D, Malihah E, Andari R. Peran Pemandu Wisata dalam Pariwisata Pendidikan. J Inov Penelit 2022;3:4765–74.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.