Implementasi lokalitas berkelanjutan pada perencanaan ruang terbuka: Kasus “Nosintuvu” pada Huntap Balaroa
Abstract
Dalam perencanaan berkelanjutan pada aras lokal, diperlukan partisipasi masyarakat yang aktif terlibat dalam setiap proses pelaksanaannya. Dalam penelitian ini, masyarakat tersebut adalah penduduk lokal yang tinggal di daerah terdampak bencana likuefaksi di Kampung Balaroa. Mereka direlokasi ke Hunian Tetap Balaroa (Huntap) dan mendapatkan bantuan dana stimulan untuk pemulihan dan kesejahteraan. Pasca bencana likuefaksi, terbentuk ikatan yang kuat dan keterlibatan yang majemuk pada masyarakat dan mendorong partisipasi masyarakat untuk saling bahu-membahu dan bekerja sama. Fenomena interaksi antar kerabat, maupun rasa keterikatan tersebut ternyata sudah terjadi sejak leluhur dengan filosofi “Nosintuvu”. Namun, bermasyarakat dalam Huntap Balaroa memunculkan beberapa dilema seperti tidak adanya ruang bersama untuk berkumpul (Tanalapa) untuk menciptakan rasa nyaman dan kekeluargaan. Upaya pemerintah dan lembaga donor untuk mewujudkan hal ini menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan partisipatif melalui focus group discussion. Hasil dari penelitian ini menghasilkan proses perencanaan ruang publik dan taman atau lapangan (Tanalapa) di Huntap Balaroa yang sesuai dengan filosofi Nosintuvu.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
[1]Teguh Sulistiyani A, Tsania Zulfa M. Smong: Kearifan Lokal Sebagai Bentuk Warisan Budaya Mitigasi Bencana Masyarakat Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam. JDKP Jurnal Desentralisasi Dan Kebijakan Publik 2023;4:145–60. https://doi.org/10.30656/jdkp.v4i2.7406.
[2]Sulsalman Moita, Damsid, Syaifuddin Suhri Kasim, Sarmadan. Model Penanggulangan Bencana Berbasis Sinergi Modal Sosial Dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Di Kabupaten Konawe Sultra. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) 2019;2:1–8. https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.636.
[3]Hidayat R, Arymurthy AM, Dewantara DS. Disaster Impact Analysis Uses Land Cover Classification, Case study: Petobo Liquefaction. 2020 3rd International Conference on Computer and Informatics Engineering (IC2IE), IEEE; 2020, p. 432–6. https://doi.org/10.1109/IC2IE50715.2020.9274573.
[4]Satriawan AP, Mansur S, Ambo N. Pengelolaan Logistik dalam Upaya Penangangan Pasca Bencana Alam Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu. Jurnal Kolaboratif Sains 2023;6:1068–77.
[5]HERTANTO L. Kolaborasi BPBD Kota Palu dan Media Siber Studi Kasus Komunikasi Penanganan Pascabencana Likuifaksi. Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana , 2021.
[6]BeritaSatu. “Modero” Massal, Warga Sulteng Padati Bundaran HI. BeritasatuCom 2015.
[7]Suherningtyas IA, Permatasari AL, Febriarta E. Pemetaan Partisipatif dalam Mitigasi Kebencanaan Banjir dan Longsor di Kelurahan Pringgokusuman Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Geografi 2022;27:26–37. https://doi.org/10.17977/um017v27i12022p26-37.
[8]Irwan I, Nakoe MR. Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat melalui Pendekatan Partisipatif. JPKM : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat 2021;2:73–83. https://doi.org/10.37905/jpkm.v1i2.10312.
[9]Septiwiharti D, Maharani SD, Mustansyir R. The Concepts of Nosarara Nosabatutu in the Kaili Community : Inspiration for Religious Harmony in Indonesia. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya 2019;4:222–31. https://doi.org/10.15575/jw.v4i2.6622.
[10]Bintoro DB, Purwantiasning AW. Kajian Konsep Partisipatif pada RPTRA Sungai Bambu. PURWARUPA Jurnal Arsitektur 2019;3:169–74.
[11]Low SM, Altman I. Place Attachment. Place Attachment, Boston, MA: Springer US; 1992, p. 1–12. https://doi.org/10.1007/978-1-4684-8753-4_1.
[12]Scannell L, Hodgson M, García Moreno Villarreal J, Gifford R. The Role of Acoustics in the Perceived Suitability of, and Well-Being in, Informal Learning Spaces. Environ Behav 2016;48:769–95. https://doi.org/10.1177/0013916514567127.
[13]Ujang N. Place Attachment and Continuity of Urban Place Identity. Procedia Soc Behav Sci 2012;49:156–67. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.07.014.
[14]Rapoport A. Human Aspects of Urban Form: Towards a Man—Environment Approach to Urban Form dnd Design. Elsevier; 2013.
[15]John F. Planning in the Public Domain. From Knowledge to Action 1987.
[16]Poerwandari EK. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia (edisi 3). Jakarta: LPSP3 UI 2005.
[17]Irdinal Arief, Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, Syam Rachma Marcillia. The Value of Katuvu in Residential Spaces in the Kaili Ledo Community, Central Sulawesi, Indonesia. International Society for the Study of Vernacular Settlements 2023;10:272–84. https://doi.org/10.61275/ISVSej.2023-10-09-19.
[18]Hermon D. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi: Banjir, Lonsor, Ekologi, Degradasi Lahan, Puting Beliung, Kekeringan. UNP Press; 2012.
[19]Pemerintah Kota Palu. Dokumen Rencana Pengadaan Tanah Pembangunan Hunian Tetap Satelit Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Draft) 2021.Refbacks
- There are currently no refbacks.