Taman kota aktif di Kota Magelang: Ramah anak?
Abstract
Anak-anak sebagai bagian dari penduduk perkotaan sering mengalami ketidakadilan spasial terutama pada pemenuhan kebutuhan ruang publik. Salah satu bentuk upaya pemenuhan hak anak atas ruang publik adalah dengan menyediakan ruang terbuka ramah anak yang aktif. Kondisi taman kota di Magelang sebagai ruang publik acapkali tercampur dengan pemanfaatan lainnya seperti zona komersil. Selain itu, beberapa taman kota lainnya belum memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian taman kota aktif di Kota Magelang sebagai ruang publik ramah anak. Penelitian ini menggunakan penelitian secara kuantitatif melalui pendekatan deduktif dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis skoring dengan metode pengukuran Guttman melalui pendekatan statistik deskriptif. Temuan menunjukkan bahwa tiga dari lima taman kota aktif di Kota Magelang mendapatkan nilai sesuai sebagai ruang publik ramah anak, sementara sisanya mendapatkan nilai kurang sesuai sebagai ruang publik ramah anak di Kota Magelang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
[1]Jamaludin AN. Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya. 2nd ed. Bandung: CV Pustaka Setia; 2017.
[2]Chua BH, Edwards N. Public Space: Design, Use and Management. SIngapore: Singapore University Press; 1992.
[3]Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik. Profil Anak Indonesia Tahun 2019 2019.
[4]Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Peraturan Menteri Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 2011.
[5]Urban95. A Good Start for All Children 2019. https://bernardvanleer.org/solutions/urban95/ (accessed April 19, 2021).
[6]Manurung P. Kepadatan Permukiman dan Ketersediaan Ruang Bermain Anak. Jurnal Koridor 2017;8:149–53. https://doi.org/10.32734/koridor.v8i2.1342.
[7]Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ruang Bermain Ramah Anak Dorong Terwujudnya Kabupaten/Kota Layak Anak 2019.
[8]Putra RSG. Pemkot Magelang Siapkan Kota Ramah Anak. 2021.
[9]Carr S, Francis M, Rivlin LG, Stone AM. Public Space. United State of America: Cambridge University Press; 1992.
[10]Carmona M. Principles for Public Space Design, Planning to Do Better. Urban Design International 2019;24:47–59. https://doi.org/10.1057/s41289-018-0070-3.
[11]Veitch J, Flowers E, Ball K, Deforche B, Timperio A. Exploring Children’s Views on Important Park Features: A Qualitative Study Using Walk-Along Interviews. Int J Environ Res Public Health 2020;17. https://doi.org/10.3390/ijerph17134625.
[12]Maria CR, Pandelaki E, Suprapti A. Prinsip-Prinsip Taman Ramah Anak Berdasarkan Sudut Pandang Pengguna. Region : Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif 2021;16:291. https://doi.org/10.20961/region.v16i2.37913.
[13]Aji HS, Budiyanti RB, Djaja K. The Development of Child-Friendly Integrated Public Spaces in Settlement Areas as an Infrastructure of Jakarta, 2016, p. 13–24. https://doi.org/10.2495/SDP160021.
[14]Baskara M. Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak Di Ruang Publik. Jurnal Lanskap Indonesia 2011;3.
[15]Lynch K. Growing Up in Cities. Cambridge: MIT Press; 1977.
[16]Marcus CC, Francis C. People Places: Design Guidlines for Urban Open Space. John Wiley & Sons; 1997.
[17]Widyastuti S, Hardiana A, Putri RA. Kesesuaian Taman Kota di Surakarta Berdasarkan Konsep Kota Layak Anak. Region: Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif 2017;12:194. https://doi.org/10.20961/region.v12i2.14906.
[18]Hernowo E, Navastara AM. Karakteristik Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bahari di Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Jurnal Teknik ITS 2017;6. https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.25293.
[19]Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta; 2015.
[20]Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak. Pedoman Standar Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA). Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia; 2021.
[21]Lueder R, Rice VJB. Ergonomics for Children: Designing Products and Places for Toddler to Teens. CRC Press; 2007.
[22]Asosiasi Toilet Indonesia. Pedoman Standar Toilet Umum Indonesia 2016:4–10.
[23]Mustapa ND, Maliki NZ, Hamzah A. Repositioning Children’s Developmental Needs in Space Planning: A Review of Connection to Nature. Procedia Soc Behav Sci 2015;170:330–9. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.043.
[24]Wolch JR, Byrne J, Newell JP. Urban Green Space, Public Health, and Environmental Justice: The Challenge of Making Cities ‘Just Green Enough.’ Landsc Urban Plan 2014;125:234–44. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2014.01.017.
[25]Bartlett S. Children’s Rights and the Physical Environment. Save the Children Sweden 2002.
[26]Gulati N. Public Space on Wheels: Kids on Public Transit. Child In The City 2018. https://www.childinthecity.org/2018/05/03/public-space-on-wheels-kids-on-public-transit/?gdpr=accept (accessed October 20, 2022).
[27]Teeuwen RFL, Psyllidis A. Easy as Child’s Play? Co-designing a Network-Based Metric for Children’s Access to Play Space. Proceedings of the 18th International Conference on Computational Urban Planning and Urban Management (CUPUM 2023, 2023. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/6YR5V.
[28]Miyakawa E, Oguchi T. Family Tourism Improves Parents’ Well-Being and Children’s Generic Skills. Tour Manag 2022;88:104403. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2021.104403.
Refbacks
- There are currently no refbacks.