Analisis ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat

Firsta Rekayasa Hernovianty, Nana Novita Pratiwi, Dhea Adventia

Abstract

Ketidakmerataan proses pembangunan dapat mengakibatkan kesenjangan antar daerah. Secara administratif, Kabupaten Sekadau adalah daerah tingkat kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki masalah ketimpangan wilayah. Penyebaran penduduk yang tidak merata, cakupan wilayah yang luas dan keterbatasan infrastruktur sosial merupakan faktor penyebab ketimpangan di Kabupaten Sekadau. Perkembangan penduduk yang cenderung terkonsentrasi di pusat kabupaten menjadikan daerah pedalaman semakin tertinggal. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan analisis skoring untuk mengukur tingkat ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau dengan mempertimbangkan indikator pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, kesehatan masyarakat, dan tenaga kerja. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau termasuk tingkat ketimpangan tinggi. Adapun faktor yang mempengaruhi ketimpangan sosial adalah pertumbuhan penduduk dimana persentase pertumbuhan penduduk kabupaten lebih besar dibandingkan persentase pertumbuhan penduduk setiap kecamatan. Selain itu, kepadatan penduduk setiap kecamatan juga lebih rendah dibandingkan kepadatan penduduk kabupaten dan jumlah penduduk yang bekerja di setiap kecamatan di Kabupaten Sekadau lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia kerja.

Keywords

Kabupaten Sekadau; Ketimpangan Sosial; Ketimpangan Wilayah

Full Text:

PDF

References

[1] Todaro MP. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga; 2000.

[2] Sirojuzilam. Regional Planning and Development (Kasus Medan). J Perenc Pengemb Wil Wahana Hijau 2005;1:10–4.

[3] Ika Wahyuntari L, Pujiati A. Disparitas Pembangunan Wilayah Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah. Econ Dev Anal J 2018;5:296–305. https://doi.org/10.15294/edaj.v5i3.22153.

[4] Adisasmita R. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah Yogyakarta. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.

[5] Simbolon TR. Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera. Semin. Nas. Multidisiplin Ilmu 2017, Asahan: Center for Open Science; 2017. https://doi.org/10.31227/osf.io/xzmr9.

[6] Rosmeli. Dampak Infrastruktur Terhadap Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah di Provinsi Jambi. J Sains Sosio Hum 2018;2:79–84. https://doi.org/10.22437/jssh.v2i1.5284.

[7] Mopangga H. Analisis Ketimpangan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo. Trikonomika 2011;10:40–51.

[8] Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta; 2017.

[9] Ghozali I. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2006.

[10] Sitinjak TJR, Sugiarto. Lisrel. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2006.

[11] Mundir. Statistik Pendidikan: Pengantar Analisis Data Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jember: STAIN Jember Press; 2012.

[12] Tambunan TTH. Perekonomian Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia; 2003.

[13] Todaro MP, Smith SC. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga; 2006.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.