Kebertahanan faktor produksi Klaster Industri Jenang Kaliputu-Kudus

Hilda Norya Husna, Winny Astuti, Hakimatul Mukaromah

Abstract

Klaster industri merupakan sistem konsentrasi geografis industri yang saling terkait dan bersifat komplementer. Kebertahanan merupakan kemampuan sebuah sistem untuk bangkit dan beradaptasi sebagai bentuk respon terhadap ancaman yang muncul. Klaster sebagai sebuah sistem Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) dapat mencapai kebertahanan ketika memiliki kemampuan interkoneksi dan responsivitas pada setiap unsur pembentuknya. Klaster industri jenang Kaliputu sebagai wilayah pengembangan Produk Unggulan Daerah (PUD) Kabupaten Kudus memiliki potensi penyerapan tenaga kerja lokal serta berdaya saing. Akan tetapi, klaster yang terletak di Desa Kaliputu Kecamatan Kota ini eksistensi pengembangannya mengalami keterancaman dari segi faktor produksi. Beberapa ancaman tersebut di antaranya, adanya fenomena industrialisasi yang mengancam pasokan SDM tenaga kerja, rendahnya minat masyarakat lokal dalam mengembangkan usaha, persaingan produk jenang dari luar desa, skala usaha yang masih kecil serta sulitnya perusahaan memasarkan produk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebertahanan klaster industri jenang Kaliputu dilihat dari faktor produksi. Berdasarkan metode deskriptif kualitatif dengan analisis data model Miles and Huberman didapat hasil bahwa kebertahanan faktor produksi klaster industri jenang Kaliputu berada dalam kondisi kebertahanan terlemah (high movability and low adaptability). Kebertahanan faktor produksi klaster industri jenang Kaliputu didukung oleh kedekatan akses dan ketersediaan minat pada komponen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam meneruskan tradisi usaha klaster jenang, sementara empat komponen lainnya, yaitu sumber daya fisik/peralatan produksi, kelembagaan klaster, permodalan, serta infrastruktur penunjang belum mampu menunjang kebertahanan faktor produksi klaster industri jenang Kaliputu.

Keywords

Faktor Produksi; Kebertahanan; Kebertahanan Klaster; Klaster Industri; Kualitatif

Full Text:

PDF

References

[1] USDRP. Acuan Penerapan Pengembangan Ekonomi Lokal untuk Kota dan Kabupaten. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum; 2012.

[2] Prasetyaningsih EDW, Widjonarko. Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Komoditas Salakdi Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara. J Tek PWK (Perencanaan Wil Kota) 2015;4:514–29.

[3] Schmitz H. Collective Efficiency: Growth Path For Small Scale Industry. J Dev Stud 1995;31:529–66. https://doi.org/10.1080/00220389508422377.

[4] Susanty A, Handayani NU, Jati PA. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Klaster Batik Pekalongan (Studi Kasus Pada Klaster Batik Kauman, Pesindon Dan Jenggot). J@Ti Undip J Tek Ind 2013;8:1–14. https://doi.org/10.12777/jati.8.1.1-14.

[5] Bank Indonesia. Kajian Identifikasi Indikator Sukses Klaster 2015.

[6] CAPCOG. Five Centers For Regional Innovation: Industry Clusters In Local Economic Develeopment. USA: Capital Area Council Of Governments; 2015.

[7] Menteri Perindustrian. Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 137/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Prioritas Industri Kecil dan Menengah Tertentu Tahun 2010-2014 2009.

[8] Istiqomah, Andriyanto I. Analisis SWOT dalam Pengembangan Bisnis (Studi pada Sentra Jenang di Desa Kaliputu Kudus). BISNIS J Bisnis Dan Manaj Islam 2017;5:363–82. https://doi.org/10.21043/bisnis.v5i2.3019.

[9] Muin A. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Klaster Batik Laweyan-Surakarta Menuju Ekonomi Lokal Berkelanjutan. J Wil Dan Lingkung 2013;1:79–90. https://doi.org/10.14710/jwl.1.1.79-90.

[10] Handayani NU, Prastawa H, Fithriana MH. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Potensi Pengembangan Klaster Industri Batik Lasem Di Kabupaten Rembang. Pros. SNST ke-5, Semarang: Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim; 2014, p. 7–12.

[11] Haji VAP, Soedwiwahjono, Hardiana A. Kesesuaian Klaster Industri Anyaman Bambu Terhadap Indikator Keberlanjutan di Desa Walen Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Arsitektura 2017;15:206–14. https://doi.org/10.20961/arst.v15i1.12164.

[12] Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta; 2016.

[13] Rotterdam G. Rotterdam Resilience Strategy. Rotterdam: Gemeente Rotterdam; 2015.

[14] Frantzeskaki N. Urban Resilience, A concept for co-creating cities of the future. Netherland: Europan Union; 2016.

[15] Folke C. Traditional knowledge in social–ecological systems. Ecol Soc 2004;9:7.

[16] Thieme TA. A Reflection on Resilient Urban Economies. London: British Academy; 2016.

[17] Porter M. Clusters and The New Economics of Competition. Harv Bus Rev 1998;76:79–90.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.