Tingkat keterkaitan fisik kota inti dan kota satelit di kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN (Pekanbaru, Siak, Kampar, Pelalawan)

Teuku Ichsan Nurrady, Dewanti Dewanti, Yori Herwangi

Abstract

PEKANSIKAWAN merupakan konsep kawasan metropolitan yang mengintegrasikan tiga wilayah kabupaten di Provinsi Riau yang ditujukan agar sektor strategis daerah dapat dikembangkan. Dalam konsep ini terjadi interaksi wilayah antara wilayah kota inti (Pekanbaru) dan delapan kota satelit disekitarnya yang meliputi Minas, Kandis, Siak Sri Indrapura, Perawang, Bangkinang, Petapahan, Lipat Kain dan Pangkalan Kerinci. Salah satu isu strategis yang terdapat dalam pengembangan konsep ini adalah pelayanan insfrastruktur fisik (prasarana pendukung). Tujuan dari penelitian ini adalah menemukenali tingkat keterkaitan fisik kota inti dan kota satelit di kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN. Metode skoring dan pembobotan digunakan untuk melihat tingkat keterkaitan fisik kota satelit dan kota inti yang dilakukan terhadap tujuh indikator yang telah ditentukan. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan kota satelit Bangkinang, Pangkalan Kerinci dan Minas memiliki keterkaitan fisik yang cenderung lebih baik (dibandingkan dengan kota satelit lain) dengan kota inti Pekanbaru. Hal ini disebabkan karena ketiga kota satelit tersebut terhubung langsung dengan jaringan penghubung utama Sumatera yang menghubungkan Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau dengan provinsi-provinsi lain di Sumatera. Selain itu, kuatnya keterkaitan fisik tersebut juga menjadikan Bangkinang, Pangkalan Kerinci, Minas, dan Kota Pekanbaru merupakan wilayah terintegrasi lebih baik dibandingkan wilayah lain di PEKANSIKAWAN.

Keywords

Interaksi antar Wilayah; Keterkaitan Fisik; Kota Inti; Kota Satelit; Metropolitan

Full Text:

PDF

References

Katherina L K 2016 Kebutuhan Kerjasama Antar Daerah dalam Pembangunan Wilayah Diakses dari http://kependudukan.lipi.go.id/id/kajian-kependudukan/desa-kota/322-kebutuhan-kerjasama-antar-daerah-dalam-pembangunan-wilayah pada 11-06-2017

Yudohusodo S 1988 Pembangunan Kota Baru dan Kota Satelit Seminar Nasional Kota Baru dan Kota Satelit Semarang, 29 Oktober 1988

Kasikoen K M 2011 Keterkaitan Antar Wilayah (Studi Kasus: Kabupaten Cilacap) Jurnal Planesa 2 pp 146-53 Diakses dari https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/planesa/article/view/548 pada 28-12-2019

Daljoeni N 1992 Geografi Baru: Organisasi Keruangan dan Teori dan Praktek (Bandung: Alumni)

Adisasmita R 2015 Analisis Kebutuhan Transportasi (Yogyakarta: Graha Ilmu)

Rondinelli 1985 Applied Methods of Regional Analysis (United State of America: Praeger Publisher)

Bendavid-Val A 1991 Regional and Local Economic Analysis for Practitioners: Fourth edition (London: Praeger)

Sholahuddin M 2015 Sig Untuk Memetakan Daerah Banjir Dengan Metode Skoring Dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara) Diakses dari http://eprints.dinus. ac.id/14957/ pada 10-10-2018

Sihotang D S 2016 Skoring dan Metode Fuzzy dalam Penentuan Zona Resiko Malaria di Pulau Flores JNTETI 5 pp 302-8 Diakses dari http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JNTETI/article/view/278 pada 10-10-2018

Sihotang D S 2012 Sistem Pemilihan Rute Perjalan Berbasis SIG Dengan Menggunakan Metode Skoring dan Metode Fuzzy Tesis (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada)

Munawar A 2005 Dasar-Dasar Teknik Transportasi (Yogyakarta: Beta Offset)

Rodrigue J P, Comtois C, dan Slack B 2006 The Geography of Transport System (New York: Routledge)

Bhat C, et al 2002 Development of an Urban Accessibility Index: Formulations, Aggregation, and Application Center for Transportation Research The University of Texas Diakses dari https://ctr.utexas.edu/wp-content/uploads/pubs/4938_4.pdf pada 10-10-2018

Refbacks

  • There are currently no refbacks.