Kemampuan Tutupan Vegetasi RTH dalam Menyerap Emisi CO2 Sektor Transportasi di Kota Surakarta

Dara Sinta Nugraheni, Rufia Andisetyana Putri, Erma Fitria Rini

Abstract

Gas CO2 merupakan salah satu gas yang dapat menyumbang emisi terutama gas CO2 dari sektor transportasi. Ruang terbuka hijau khususnya tutupan vegetasi merupakan salah satu cara menangani emisi gas rumah kaca. Surakarta merupakan kota padat terdiri dari penduduk yang terus bertambah hal ini pun berbanding lurus dengan pergerakan atau kegiatan transportasi yang terus bertambah. Namun faktanya ketersediaan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Surakarta baru mencapai 12,74% pada tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder berupa penggunaan bahan bakar minyak di Surakarta yang kemudian dihitung emisinya menggunakan rumus dari IPCC. Serta digitasi citra satelit luas tutupan vegetasi menggunakan ArcGIS dan observasi lapangan. Emisi CO2 sektor transportasi di Surakarta tahun 2017 sebesar 343.195,63 ton/tahun sedangkan untuk emisi CO2 seluruh sektor kegiatan di Surakarta tahun 2017 1.309.906,98 ton/tahun. Daya serap tutupan vegetasi tahun 2017 di Surakarta adalah 416.193,63 ton/tahun. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa daya serap tutupan vegetasi untuk menyerap emisi CO2 sektor transportasi sudah mampu, namun untuk menyerap emisi CO2 seluruh sektor kegiatan di Surakarta belum mampu. Sisa emisi yang belum mampu diserap kemudian diarahkan penambahan luasan tutupan vegetasi dalam bentuk pohon berdasarkan skala prioritas di tiap dominasi guna lahan.

Kata Kunci: Emisi CO2, Transportasi, Tutupan Vegetasi

Full Text:

PDF

References

Aly, S. H. (2015). EMISI TRANSPORTASI Kuantitas Emisi Berdasarkan Marni Model. Jakarta: PENEBARplus+.

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2017. Kota Surakarta dalam Angka Tahun 2017. Surakarta.

Boer, R., Dewi, R. G., Siagian, U. W., Ardiansyah, M., Surmaini, E., Ridha, D. M., . . . Parinderati, R. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Buku I Pedoman Umum. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Boer, R., Dewi, R. G., Siagian, U. W., Ardiansyah, M., Surmaini, E., Ridha, D. M., . . . Parinderati, R. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Buku II-Volume 1 Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Kegiatan Pengadaan dan Penggunaan Energi. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

DLH. (2015, September 27). Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Retrieved from http://http://dlh.surakarta.go.id/new/?p=ss&id=23. Diakses tanggal 21 Oktober 2017

DLH. (2015). Penyusunan Dokumen Peta Tutupan Vegetasi dan Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Surakarta.

Fakuara, M. Y. (1987). Hutan Kota dan Permasalahannya. Jurnal Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, 60.

Gubernur Jawa Tengah. 2012. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 43 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2020. Jawa Tengah.

Gunawan, D., & Kadarsah. (2013). Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

IPCC. (2006). 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories Volume 2 Energy . United Kingdom and New York.

Joga, N., & Ismaun, I. (2011). RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kurdi, S. Z. (2008). Pengaruh Emisi CO₂ dari Sektor Perumahan Perkotaan terhadap Kualitas Lingkungan Global. Jurnal Permukiman, Vol. 3 No. 2.

Kusminingrum, N. (2008). Potensi Tanaman dalam Menyerap CO₂ dan CO untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global. Jurnal Permukiman , Vol. 3 No. 2.

Menteri Dalam Negeri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Jakarta.

Menteri Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta.

Menteri Pekerjaan Umum. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Jakarta.

Parlindungan, J. (2014). Tata Guna Lahan dan Pertumbuhan Kawasan. Malang: Universitas Brawijaya.

Patra, A. D. (2002). Faktor Tanaman dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kemampuan Tanaman dalam Menyerap Polutan Gas NO₂. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pradiptyas, D., Assomadi, A. F., & Boedisantoso, R. (2011). Analisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau sebagai Penyerap Emisi CO₂ di Perkotaan Menggunakan Program Stella. Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Purnomohadi, N. (2006). Ruang Terbuka Hijau sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Jakarta: Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum.

Sajow, H. S., Rondonuwu, D. M., & Makainas, I. (2016). Perubahan Fungsi Lahan di Koridor Segitiga Mapanget-Talawaan. Universitas Sam Ratulangi Manado, VOL 3 NO 2.

Samiaji, T. (2009). Upaya Mengurangi CO₂ di Atmosfer. Berita Dirgantara , Vol. 10 No. 3 92-95.

Walikota Surakarta. 2012. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031. Kota Surakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.