KAJIAN KONDISI ATMOSFER SAAT KEJADIAN HUJAN EKSTREM DI PADANG SUMATERA BARAT (STUDI KASUS TANGGAL 14 FEBRUARI 2018)
Abstract
Abstract: Padang's West Sumatra region has an equatorial rain pattern, where every year there are two peaks of rain. On February 14, 2018, there has been extreme rain in the Padang area, West Sumatra reaching 193 mm / day. In this extreme rain study using ECMWF reanalysis data, HIMAWARI -8 satellite data, and observation data on the Minangkabau Meteorological Station, Padang. The data is processed using tables, and images then analyzed descriptively. Based on the results of the analysis, it was found that the extreme rainfall occurring in the Padang region of West Sumatra was due to the pattern of closed angina seen around the area around West Sumatra, the highest humidity values were wet to 200 mb, cloud cover patterns that support extreme rainfall, and is supported by divergence and vertical velocity as well as unstable air conditions in the West Sumatra region and beyond. The lowest cloud top temperature reaches -74.5° C, it is indicated that the clouds formed at the time of the incident are convective clouds that are multi-cell.
Abstrak: Wilayah Sumatera Barat tepatnya Padang memiliki pola hujan ekuatorial, dimana setiap tahun terdapat dua puncak hujan. Pada tanggal 14 Februari 2018, telah terjadi hujan ekstrem di wilayah Padang, Sumatera Barat mencapai 193 mm/hari. Dalam penelitian hujan ekstrem ini menggunakan data reanalysis ECMWF, data satelit HIMAWARI -8, serta data observasi permukaan Stasiun Meteorologi Minangkabau, padang. Data tersebut diolah dengan menggunakan tabel, dan gambar kemudian dianalisa secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa kejadian hujan ekstrem yang terjadi di wilayah Padang, Sumatera Barat tersebut dikarenakan adanya pola angin tertutup yang terlihat di sekitar wilayah sekitar Sumatera Barat, nilai kelembaban relatif tinggi yakni basah hingga lapisan 200 mb, pola tutupan awan yang mendukung untuk untuk terjadinya hujan ekstrem, dan didukung oleh divergensi dan kecepatan vertikal juga kondisi udara yang labil di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Suhu puncak awan terendah mencapai -74,5o C, diindikasikan bahwa awan-awan yang terbentuk pada saat kejadian adalah awan konvektif yang bersifat multi sel.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BMKG. (2010). Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, dan Desiminasi Informasi Cuaca Ekstrim. Indonesia,KEP.009.
Fadholi, A. (2013) . Pengolahan Data Citra Satelit MTSAT Menggunakan Aplikasi Sataid (Sattelite Animations And Interactive Diagnosis). Jurnal Informatika dan Komputasi STMIK Indonesia Jakarta. Vol.7 No.1.
Zakir, A. (2006). Training Workshop Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk Media Jasa dan Pengguna Jasa. BMKG,Bogor.
http://www.bom.gov.au/products/IDX0514.shtml diakses pada tanggal 1 November 2018.
http://geospasial.bnpb.go.id/ diakses pada tanggal 1 November 2018.
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/09/09/ow0bhx-diguyur-hujan-deras-5-jam-padang-dikepung-banjir diakses pada tanggal 1 November 2018.
Refbacks
- There are currently no refbacks.