‘Aja Tokleh’ dalam Bahasa dan Kebudayaan Jawa Terkait Pemaknaan Ujaran Terkait Simbol Penawaran, Penolakan, dan Penerimaan

Melinda Sariningsih

Abstract

Abstract: Indonesia is a country with a diversity of ethnics and languages. One of them is Javanese culture and language. Javanese culture has a wealth of signs and symbols. Language is a complex sign system in Javanese culture. Javanese society has the proposition of 'aja tokleh' as one of the principles in social life. Therefore, the Javanese community in submitting questions or offers becomes complicated. The way of offering, accepting, and rejecting has complexities. The interpreting of a speech about it also becomes very complex. The meaning of the sign considers not only the textual but also the context. Based on this, this study will provide an explanation of the offer and answer using Austin's speech act theory and Roland Barthes' semiotic theory.

Abstrak: Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman suku bangsa dan bahasa. Salah satunya adalah budaya dan bahasa Jawa. Budaya Jawa memiliki kekayaan tanda dan simbol. Bahasa merupakan salah satu sistem tanda dalam budaya Jawa yang bersifat kompleks. Masyarakat Jawa memiliki proposisi 'aja tokleh' sebagai salah satu prinsip dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, masyarakat Jawa dalam menyampaikan kalimat tanya, menawarkan, atau menolak tawaran menjadi rumit. Cara menawarkan, menerima, dan menolak memiliki kompleksitas. Dalam menafsirkan suatu tuturan tentang hal tersebut juga menjadi sangat kompleks. Pemaknaan tanda tidak hanya mempertimbangkan unsur tekstual saja, tetapi juga konteksnya. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini akan memaparkan penjelasan tentang tawaran dan jawaban dengan menggunakan teori tindak tutur Austin dan teori semiotik Roland Barthes.

Keywords

pragmatic; Javanese; culture; semiotic.

Full Text:

PDF

References

Augostinos, Martha and Walker. (1995). Social Cognition. An Integrated Introduction. London: Sage Publication.

Austin, J.L. (1962). How To Do Things With Words. London: Oxford University Press.

Darmojo, K. W. (2016). Tinjauan Semiotika Terhadap Eksistensi Keris dalam Budaya Jawa. Brikolase: Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa, 8(2).

Hendro, E. P. (2018). Membangun Masyarakat Berkepribadian di Bidang Kebudayaan dalam Memperkuat Jawa Tengah sebagai Pusat Kebudayaan Jawa. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(2), 149-165.

Herwendo, R. (2014). Analisis Semiotika Representasi Perilaku Masyarakat Jawa dalam Film Kala. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 13(3), 230-245.

Hoed, Benny H. (2014). Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Kramsch, Claire. (1998). Language and Culture. New York: Oxford UniversityPress.

Leech, Geoffrey. (2014). The Pragmatics of Politness.London: Oxford Unoversity Press.

Nöth, Winfried. (1995). Handbook of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

Searle, John. (1969). Speech Act An Essay in The Philosophy of Language. New York: Cambridge University Press.

Yuliaswir, P., & Abdullah, A. (2019). Representasi Budaya Jawa dalam Video Klip Tersimpan di Hati (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce). Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi, 1(5), 336-345.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.