Strategi Ketidaksantunan Positif Dalam Film The Raid Dan The Raid 2: Berandal

Jemima Jannah Darla Putri

Abstract

Abstract: This research aims to describe the use of positive impoliteness strategy found in The Raid and The Raid 2: Berandal movies. The type of this research is descriptive qualitative research. The data in this research are in the form of dialogue in which there are utterances that contain positive impoliteness strategy in The Raid and The Raid 2: Berandal movies. The collecting data method in this research is observation method along with the use of download technique and taking notes technique. The data analysis was carried out with a pragmatic approach to determine the use of positive impoliteness strategies that used in the movies. The result showed that ignore the other is the most widely used of positive impoliteness substrategy by The Raid and The Raid 2: Berandal movies characters. In other hand, use inappropiate identity markers has become the least used substrategy. The factors that influence the use of positive impoliteness strategies are dominated by power from the speakers towards their hearer.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan ini mendeksripsikan penggunaan strategi ketidaksantunan positif yang ditemukan dalam film The Raid dan The Raid 2: Berandal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbentuk deskriptif. Data berupa dialog yang di dalamnya terdapat tuturan tokoh yang mengandung strategi ketidaksantunan positif dalam film The Raid dan The Raid 2: Berandal. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik unduh dan teknik catat. Adapun analisis data dilakukan dengan pendekatan pragmatik untuk mengetahui penggunaan strategi ketidaksantunan yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengabaikan orang lain merupakan substrategi ketidaksantunan positif yang paling banyak digunakan oleh tokoh-tokoh film The Raid  dan The Raid 2: Berandal. Sementara itu, menggunakan julukan yang bersifat menghina menjadi substrategi yang paling sedikit digunakan. Faktor yang memengaruhi penggunaan strategi ketidaksantunan positif didominasi power atau kekuasaan yang lebih tinggi dari penutur terhadap mitra tuturnya.


Keywords

impoliteness, positive impoliteness strategy, substrategy, movies

Full Text:

PDF

References

Culpeper, J. (1996). Toward an anatomy of impoliteness. Journal of Pragmatics, 25(3), 349-367. doi: https://doi.org/10.1016/0378-2166(95)00014-3

Culpeper, J. (2008). Reflections on impoliteness, relational work and power. In D. Bousfield & M. A. Locher (Eds.), Impoliteness in language: Studies on its interplay with power in theory and practice (pp. 17-44) Mounton de Gruyter. doi: https://doi.org/10.1515/9783110208344

Mirhosseini, M., Mardanshahi, M., & Dowlatabadi, H. (2017). Impoliteness strategies based on Culpeper’s model: An analysis of gender differences between two characters in the movie Mother. Journal of Applied Linguistics and Language Research, 4(3), 221-238. Retrieved from http://www.jallr.com/index.php/JALLR/article/view/579/pdf579

Rahardi, R. K., Setyaningsih, Y., & Dewi, R. P. (2018). Pragmatik: Fenomena ketidaksantunan berbahasa. Jakarta: Erlangga.

Wijayanto, A. (2014). Ketidaksantunan berbahasa: Penggunaan bahasa kekerasan di sinetron bertema kehidupan remaja [Prosiding]. Seminar Nasional “Ketidaksantunan Berbahasa dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakter”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/4367

Zhong, W. (2018). Linguistic impoliteness strategies in Sina Weibo comments. International Journal of Linguistics and Communication, 6(2), 33-46. doi: https://doi.org/10.15640/ijlc.v6n2a4

Refbacks

  • There are currently no refbacks.