Representasi Leksikon Bahasa Jawa Dalam Ranah Batik Pekalongan Terkait Mitos Dewi Lanjar Di Desa Bojong Kabupaten Pekalongan

Mushoffiana Audina, Wakit Abdullah, F.X. Sawardi

Abstract

Abstract:  There are some Ethnolinguistics researches studying Javanese lexicon related to Batik Pekalongan. However none of them, relate the results with local `myth as the ethnological background behind the phenomena they study. Dewi Lanjar is a well known myth in Pekalongan. This research aims at elaborating the representation of the myth of Dewi Lanjar through Javanese lexicon related to Batik Pekalongan. One research problems formulated namely  The representation of Dewi Lanjar Myth through the local wisdom of Bojong village. The study finds There are 5 cultural meanings reflecting society’s culture. The villagers’ beliefs toward the sacredness of certain Batik patterns Among the sacred patterns, Jlamprang is the most sacred one; it is mostly believed by the villagers that Dewi Lanjar (mythical superstitious fairy) lives in it. This pattern therefore becomes one of the offerings devoted in Upacara Sedekah Bumi (An annual tradition held by Pekalongan citizens as the expressions of gratefulness toward the prosperity they obtain).

Abstrak: Penelitian kajian etnolinguistik mengenai leksikon batik pekalongan telah banyak dilakukan. Namun dalam ranah kajian etnolinguistik yang mengaitkan leksikon bahasa Jawa dalam ranah batik pekalongan dengan sebuah mitos daerah setempat belum banyak dilakukan. Tulisan ini akan membahas leksikon bahasa Jawa dalam ranah batik Pekalongan di desa Bojong yang mereprestasikan kearifan lokal terkait mitos Dewi Lanjar. Sebagai kajian etnolinguistik, rumusan masalah yang dikaji dalam tulisan ini yakni Bagaimanakah representasi kearifan lokal terkait batik pada masyarakat di Desa Bojong terhadap mitos Dewi Lanjar. Dari penelitian tersebut didapatkan: (1) Ada 5 makna kultural leksikon batik yang merepresentasikan kebudayaan Desa Bojong (2) Kepercayaan masyarakat desa Bojong terkait kesakralan beberapa motif Batik. Salah satunya motif Jlamprang. Motif Jlamprang masih dipercaya sebagai tempat berdiamnya Dewi Lanjar. Sehingga batik motif Jlamprang menjadi ubarampe wajib disetiap upacara adat sedekah bumi.

Keywords

Cultural Meaning; Dewi Lanjar Myth; Lexicon in Batik Industry

Full Text:

PDF

References

Abdullah, W. & Handayani, S. L. (2007). Bahasa Jawa Kuna: Sejarah, Struktur dan Leksikonnya. Surakarta: UNS Press.

Abdullah, W. (2014). Etnolinguistik: teori, metode dan aplikasinya. Surakarta: UNS Press.

Abdullah, W. (2017). Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Budaya Jawak: studi kasus masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen Jawa Tengah (Kajian Etnolinguistik). Surakarta: UNS Press.

Alwi, Hasan dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Badan Statistik Kota Pekalongan. (1997). Kotamadya Pekalongan Dalam Angka.

Djajasudarma, T. (1993). Metode linguistik: ancangan metode penelitian dan kajian. Bandung: Eresco.

Foley, W. (1997). Anthropological linguistics: an introduction. UK: Blackwell Publishers Ltd.

Hamzuri. (1994). Batik Klasik. Jakarta: Penerbit Djambatan.s

Kridalaksana, H. (2011). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pemda Pekalongan. (2015). Mengenal Kecamatan Daerah Tingkat II Pakalongan. Pekalongan: Badan Perancang Pernbangunan Kabupaten.

Santoso, R. (2017). Metode Penelitian Kualitatif Kebahasaan. Surakarta: UNS Press.

Subroto. (1992). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uhlenback, E.M. (1972). The Language of Java and Madura dalam Thomas, A. (ed). Current Treands in Linguistics. Paris: The Hague.

Wierzbicka, A. (1997). Understanding cultures through their key words English, Russian, Polish, German, And Japanese. New York: Oxford University Press.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.