Analisis Interviu Guru Terhadap Siswa: Kajian Linguistik Forensik

Alaina S, Aceng Ruhendi Syaifullah

Abstract

Abstract:  The purpose of this study was to analyze the form of the teacher's questions in interviewing students.  Most of the previous studies described the phenomenon of student language.  But on the contrary, this study describes the phenomenon of teacher language in the form of questions when interviewing students with problems at school using forensic linguistic studies.  To reveal the honesty and truth behind the students' language, it is necessary to build a comfortable pattern of interaction between teacher and students.  Teacher questions that seem to corner, accuse, threaten, and offend make students feel uncomfortable and result in students being dishonest.  The method used in this research is descriptive qualitative.  The data collection technique was carried out randomly through a google form questionnaire from several teachers spread across several regions of Indonesia. The data analysis technique was carried out in three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.  The data analysis is based on the Leech politeness principle.  The result of the analysis show that the teachers’s questions mostly use wisdom maxims and politeness scales which are considered impolite, such as the use of direct interrogative sentences research, did not use of greeting words, so the students are considered to be opressive. It make the students uncomfortable so they avoid conversations and give incorrect answers.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk pertanyaan guru dalam meginterviu   siswa. Sebagian besar penelitian sebelumnya mendeskripsikan fenomena kebahasaan siswa. Namun sebaliknya pada penelitian ini mendeskripsikan fenomena kebahasaan guru dalam bentuk pertanyaan ketika menginterviu siswa yang bermasalah di sekolah menggunakan kajian linguistik forensik. Untuk mengungkap kejujuran dan kebenaran dibalik bahasa siswa perlu dibangun pola interaksi yang nyaman antara guru dan siswa. Pertanyaan guru yang terkesan menyudutkan, menuduh, mengancam, dan menyinggung. membuat siswa merasa tidak nyaman dan mengakibatkan siswa tidak jujur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan secara acak melalui angket google form dari beberapa guru yang tersebar dibeberapa wilayah Indonesia. Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis data pertanyaan guru didasarkan pada  prinsip kesantunan Leech. Hasil analisis menunjukkan pada pertanyaan guru cenderung menggunakan maksim kebijaksanaan dengan skala kesantunan yang dianggap kurang sopan, seperti penggunaan kalimat tanya yang bersifat langsung, tidak menggunakan kata sapaan, sehingga terkesan menekan dan memojokkan. Hal tersebut memungkinkan siswa merasa tidak nyaman sehingga siswa cenderung menghindari percakapan dengan memberikan jawaban yang tidak tepat dan berbelit-belit.

Keywords

analysis; forensic linguistics; interview

Full Text:

PDF

References

Brown, P., & S, C. L. (1978). Politness. New York: Cambridge University Press.

Gibbons, J., & Turrel, T. (2008). Dimensions of Forensic Linguistics. Amsterdam: John Benjamins.

Hasin, K. I., Amir, J., & Juanda. (2020). Implikatur Percakapan terhadap Siswa Pelanggar Aturan Sekolah ( Kajian Linguistik Forensik interogasi). Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1): 1-7.

Leech, G. (1983). Principles of Pragmatics. New York : Longman.

Leech, G. (1993). Prinsip Prinsip Pragmatik Terjemahan MDD Oka. Jakarta: Universitas Indonesia.

Nawawi, H. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Olsson, J. (2004). Forensic Linguistics: An Introduction to the Language, crime and th Law. London: Continuum.

Olsson, J. (2004). Forensic Linguistics: An Introduction to the Lnguage, Crime and the Law. London: Continuum.

Olsson, J., & Luchjenbroers, J. (2014). Forensic Linguistics. New York: Bloomsbury Publishing Plc.

Rahadi, K. (2005). Pragmatik: kesantunan imperatif bahasa indonesia. jakarta: erlangga.

Rahadi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rahadi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Saeed, J. I. (2016). Semantics. Malden: Blackwell Publisher.Inc.

Saifullah, A. R. (2018). Semantik dan Dinamika Pergulatan Makna. Jakarta Timur: Bumi Aksara.

Schollum, M. (2005). Investigative Interviewing: The Literature. Wellington: Office of the Commissioner of Police.

Solihatin, E. (2019). Linguistik Forensik dan Kejahatan Berbahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumampouw, N. E., Otgaar, H., Rooy, D. L., & Ruiter, C. d. (2020). The Quality of Forensic Child Interviewing in Child Sexual Abuse. Journal of Police and Criminal Psychology. Germany: University and research Institutions in Germany, (33): 170-181.

Susanto, & Nada, D. s. (2020). Dimensi Analisis Bahasa dalam Linguistik Forensik. IJFL(international Journal of Forensic Linguistics: Ejournal Marwadewa: 1(1);.

Susanto, & Nada, D. S. (2020). Dimensi Analisis Bahasa dalam Linguistik Forensik. . IJFL (International Jurnal of Forensic Linguistics). Ejournal Marwadewa, 1(1): 17-22.

Susanto, A. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana.

Waljinah, S. (2016). Linguistik Forensik Interogasi: Kajian Implikatur Percakapan dari Perspektif Makna Simbolik Bahasa Hukum. Prosiding Prasasti. International Seminar Prasasti III: Current Research in Linguistics. Solo: Unieversitas

Muhammadiyah Surakarta, (1): 740-744.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.(2005). Jakarta: KoangKlede Putra Timur.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.