Karakteristik Prosodi Werkudara dalam Wayang Purwa (Kajian Fonetik Akustik)
Abstract
Abstract: Puppet is a culture that has high quality and complex. Many special things in wayang performances have not yet been unraveled and clearly explained, one of which is the suprasegmental or prosody aspect of a puppet show. For this reason, this study would like to describe one of the special features of wayang performances, namely in terms of the antawacana prosody or 'the characteristics of the puppet characters'. One of the interesting figures to study in the antawacana prosody is the Werkudara figure. Werkudara has its characteristics in different discourse with other figures. From this, this study focuses on the characteristics of the antawacana prosody of Werkudara figures in various sentence modes. This research is important to explain the idiosyncrasy of prosody patterns which include tone, duration, and intonation of antawacana of Werkudara figures. This study uses an acoustic-phonetic approach with the Praat program as a data processor. The method used in this study is a qualitative descriptive method to describe in detail the patterns of Werkudara antawacana prosody. The results of this study include the prosody pattern of sentence mode (inquisitive emotions, angry emotions, irritated emotions, amazing emotions, and emotions of respect) in the antawacana Werkudara.
Abstrak: Wayang merupakan kebudayaan yang memiliki kualitas tinggi dan kompleks. Banyak hal istimewa dalam pertunjukan wayang yang belum terurai dan terpaparkan secara jelas, salah satunya adalah aspek suprasegmental atau prosodi dalam pertunjukan wayang. Untuk itu penelitian ini ingin memaparkan salah satu keistimewaan pertunjukan wayang, yakni dari segi prosodi antawacana atau ‘ciri khas tuturan tokoh wayang’. Salah satu tokoh yang menarik untuk dikaji prosodi antawacananya adalah tokoh Werkudara. Werkudara mempunyai ciri khas tersendiri dalam berantawacana berbeda dengan tokoh lainya. Dari hal tersebut maka penelitian ini berfokus pada ciri khas prosodi antawacana tokoh Werkudara dalam berbagai modus kalimat. Penelitian ini penting guna memaparkan keistimewaan pola prosodi yang meliputi nada, durasi, dan intonasi antawacana tokoh Werkudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik akustik dengan program Praat sebagai pengolah data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memaparkan secara detail pola prosodi antawacana Werkudara. Hasil dari penelitian ini meliputi pola prosodi modus kalimat (emosi ingin tahu, emosi marah, emosi jengkel, emosi kagum, dan emosi penghormatan) dalam antawacana Werkudara.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Halim, Amran. (1983). Intonation in Relation to Syntax in Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Nanda. (2010). Wayang. Bintang cemerlang: Yogyakarta.
Poedjoesoedarmo, dkk. (1986). Ragam Panggung dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Samsuri. (1983). Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Subroto, E. (2013). Kajian Stilistika Teks Bahasa Pedalangan Wayang Purwa Gaya Surakarta. BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 2, Agustus 2013
Sugiono. (2007). “Prosodic Markers of Statement-Question Contrast in Kutai Malay .” Leiden: LOT.
Sujamto. (1992). Wayang dan Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
Supriyono, dkk. (2008). Pedalangan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Suratno, dkk. (1995). Pengertian elemen-elemen estetika pedalangan kaitanya penilaian dalam sajian wayang. Surakarta: STSI.
Sutardjo, I. (2010). Keindahan Bahasa Pedalangan. Solo: FSSR Publishing.
Syarfina, T. (2008). Ciri Akustik Sebagai Pemarkah Sosial Penutur Bahasa Melayu Deli (Desertasi). Medan: Pascasarjana USU.terjemahan. Kajian Linguistik dan Sastra, 24(1), 39-57
Refbacks
- There are currently no refbacks.