Analisis Wacana Debat Pertama Capres dan Cawapres Pemilu 2019

Nur Salamah, Sumarlam Sumarlam

Abstract

Abstract: Elections are a means of implementing people's sovereignty to directly elect political leaders. The election in 2019 is very interesting and special because it combines the five processes of political leadership election. Among the five simultaneous electoral processes, the election of the president and vice president became a very important election process that attracted attention.One form of campaign carried out by presidential candidates is through debate. In a debate participant need to express their ideas or ideas well in order to attract an audience. Therefore, a discourse analysis from a review of cohesion and coherence in the 2019 president and vice-presidential debate is interesting. This study discusses (1) the grammatical aspects of the first presidential and vice-presidential debate in 2019, (2) the grammatical aspects of the 2019 president and vice president's first debate discourse, and (3) the context and cultural context of the 2019 presidential and vice-presidential discourse. The agih method is used as the data analysis method. The results showed that the grammatical tools used were reference, ellipsis, recovery, and sequencing; and lexical repetition, synonymy, antonymy, and collocation tools. Contexts surrounding discourse can be known based on locational interpretation, personal interpretation, and temporal interpretation.

Abstrak: Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpin politik secara langsung. Pemilu pada 2019 sangat menarik dan istimewa karena menggabungkan lima proses pemilihan pimpinan politik.  Di antara lima proses pemilu serentak tersebut, pemilihan presiden dan wakil presiden menjadi proses pemilihan yang sangat penting sehingga menarik perhatian. Salah satu bentuk kampanye yang dilakukan oleh calon  presiden adalah melalui debat. Dalam suatu debat peserta perlu  mengungkapkan  ide atau gagasan-gagasannya dengan baik agar menarik audiens. Oleh karena itu analisis wacana dari tinjauan kohesi dan koherensi debat presiden dan wakil presiden 2019 menarik dilakukan. Penelitian ini membahas (1) aspek gramatikal wacana  debat pertama presiden dan wakil presiden 2019, (2) aspek gramatikal wacana  debat pertama presiden dan wakil presiden 2019, dan (3) konteks situasi dan budaya wacana  debat pertama presiden dan wakil presiden 2019. Metode analisis data yang dipakai ialah metode agih. Hasil penelitian menunjukkan alat gramatikal yang digunakan ialah pengacuan, elepsis, penyulihan, dan peangkaian; dan alat leksikal repetisi, sinonimi, antonimi, dan kolokasi.Konteks yang melingkupi wacana dapat diketahui berdasarkan penafsiran lokasional, penafsiran personal, dan penafsiran temporal.

Keywords

Grammatical aspects; lexical aspects; context; first debate of the president and vice president

Full Text:

PDF

References

Brown, Gillian dan George Yule. (1983). Discourse Analysis. Cambridge: Press Sindycate of the University of Cambridge.

Emilia, Emi, Habibi, Nurfitri dan Bangga, Lungguh Ariang. (2018). An Analysis of Cohesion Of Exposition Texts: An Indonesian Context. Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol. 7 No. 3, January 2018: 515-523.

Farokhah, Fiqih Aisyatul, Habsari, Sri Kusumo, Mugijatna. (2018). Pseudo-Beauty in Indah Hanaco’s The Curse of Beauty (A Study of Critical Discourse Analysis). LINGUA Vol. 13, No. 1, Juni 2018:1-11.

Halliday, M. A. K., & Hasan, R. (1976). Cohesion in English. London: Longman.

Kemendikbud. (2016). KBBI Daring.

Kridalaksana, Harimurti. (2009). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Nurpaddilah, Veni. (2007). Wacana Kepemimpinan: Analisis Makna Konotasi dalam Teks Pidato Perdana Presiden Jokowi (Leadership Work: Consumer Meaning Analysis In Primary Property Text Principle Jokowi). Jala Bahasa Volume 13, Nomor 1: 83-92.

Rahardjo, Mudjia. (2007). Bahasa sebagai Alat Komunikasi Publik dan Pembangunan Wacana. LINGUA, Vol 2, No 1 (2007):59-69.

Ricky, Heru .(2015). Perbandingan Retorika Prabowo Subianto dan Joko Widodo Dalam Debat Calon Presiden 2014.

Rosyana, Ellya. (2016). Negara Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia. Jurnal TAPIs Vol.12 No.1 Januari-Juni 2016: 37-53.

Rukmana, Yoga. (2019). Jusuf Kalla: Pemilu 2019 akan Menjadi Pemilu Terumit di Dunia. .

Saddhono, Khundharu. Wijana, I Dewa Putu. (2011). Wacana Khotbah Jumat di Surakarta: Suatu Kajian Linguistik Kultural. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011:434-446.

Setiana, Anggun., Munaris, dan Muhammad Fuad. (2015). Aspek Kebahasaan Jokowi pada Debat Calon Presiden dan Kegunaannya dalam Pembelajaran. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya: 1-12.

Subroto, Edi. (2007). Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press.

Subroto, Edi. (2011). Pengantar Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sudaryanto. (1990). Aneka Konsep Kedataan Lingual dala Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Konsep Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sumarlam. (2003). Analisis Wacana: Teori dan Praktik. Surakarta: Pustaka Cakra.

Sumarlam. (2013). Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Buku Kata.

Tulung, Freidi H., (2013). Bangga Menjadi Pemilih Muda. Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

Wiratno, Tri. (2018). Pengantar Ringkas Linguistik Sistemik Fungsional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wirawan, Denik. (2015). Analisis Wacana Naskah Drama Esok, di Neraka. Indonesian Language Education and Literature, Vol 1. No. 1 (2015): 1-14.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.