Estetika Bahasa Berunsur Tasawuf dalam Serat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata

Mila Indah Rahmawati, Wakit Abdullah Rais, Prasetyo Adi Wisnu Wibowo

Abstract

Abstract: The use of language as a preaching tool in literary works is essential, so language aesthetics are necessary to consider. Language aesthetics are related to the style or style used by the author in conveying the message contained in literary works. Serat Bayanullah, as a Javanese literary work containing Islamic syllables arranged in the form of macapat songs, shows the lack of language sounds, archival diction, the use of figurative language, and images. The urgency that underlies the purpose of this research is to describe how the beauty of the Serat Bayanullah language is related to Sufism as a form of religious preaching. This research is a descriptive qualitative study with a stylistic approach. The research data is the form of lingual units containing linguistic expressions that support the beauty of Sufism in the Serat Bayanullah. The data source is the library data in the form of Serat Bayanullah text by Raden Panji Natarata published by the 1975 "Djojo Bojo" foundation in Surabaya. Data collection is done by listening and recording the contents of the document by the formulation of problem and research objectives. Data analysis was carried out through two stages, namely systematic linguistic analysis and interpretation of literary works as total meanings. The results of the study show that the language aesthetics in Bayanullah's Fiber by Raden Panji Natarata has its characteristics as a manifestation of the author's individuality. One of these characteristics manifested by the productive use of repetition, which is the aesthetic characteristic of Javanese literary works. Therefore, as a tremendous and high-value literary work, the artistic use of language in Serat Bayanullah can represent the author's ideas or thoughts on the expected delivery of Islamic preaching.

Abstrak: Pemanfaatan bahasa sebagai sarana syiar di dalam karya sastra sangat diperlukan, sehingga estetika bahasa menjadi penting untuk diperhatikan. Estetika bahasa terkait dengan gaya atau style yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan pesan yang tertuang di dalam karya sastra. Serat Bayanullah sebagai karya sastra Jawa berisi syiar Islam yang disusun dalam bentuk têmbang macapat menunjukkan adanya keruntutuan bunyi-bunyi bahasa, diksi arkais, pemanfaatan bahasa figuratif, dan citraan. Urgensi yang mendasari tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana keterkaitan keindahan bahasa Serat Bayanullah dengan unsur tasawuf sebagai bentuk dari syiar keagamaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan stilistika. Data penelitian berupa satuan lingual yang mengandung ekspresi kebahasaan yang mendukung keindahan bahasa berunsur tasawuf dalam Serat Bayanullah. Adapun sumber data penelitian adalah data pustaka berupa teks Serat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata yang diterbitkan oleh yayasan “Djojo Bojo” tahun 1975 di Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak dan mencatat isi teks sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu analisis sistematis linguistik dan interpretasi terhadap karya sastra sebagai makna total. Hasil penelitian menunjukkan estetika bahasa dalam Serat Bayanullah Karya Raden Panji Natarata memiliki ciri khas tersendiri sebagai wujud dari individualitas pengarang. Salah satu ciri khas tersebut diwujudkan dengan adanya keproduktifan pemanfaatan repetisi yang merupakan ciri khas estetika karya sastra Jawa. Oleh karena itu, sebagai sebuah karya sastra yang agung dan bernilai tinggi, pemanfaatan bahasa yang estetis di dalam Serat Bayanullah ini dapat mewakili gagasan atau pemikiran pengarang terhadap penyampaian syiar Islam yang dimaksudkan.

Keywords

Stylistics; language aesthetics; Islamic preaching; Serat Bayanullah

Full Text:

PDF

References

Abrams. (1981). A glossary of literary term. New York: Holt Rinehart and Winston.

Al Ma’ruf, A. I. (2012). Dimensi Sufistik dalam Stilistika Puisi “Tuhan, Kita Begitu Dekat” Karya Abdulhadi W.M. TSAQAFA, 1(1), 101–118.

Jamil, Abdul, D. (2000). Islam dan budaya Jawa. Yogyakarta: Gama Media.

Keraf, G. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. (1995). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Padmoesoekotjo, S. (1955). Ngengrengan kasusastran djawa I & II. Djokdja: Hien Hoo Sing.

Pamungkas, O. Y. & S. (2016). Gaya Ungkap Ranggawarsita dalam Puisi-puisinya (Suatu Tinjauan Stilistika, Sintaksis, dan Semantik). Jurnal Bahasa dan Sastra, 3(2), 103–109. LPPM STKIP PGRI Ponorogo.

Pradopo, R. D. (2010). Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Simuh. (1995). Sufisme Jawa: Transformasi islam pada masyarakat Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Simuh. (1999). Sufisme Jawa. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Subroto, D. E. (2009). Dimensi linguistik dalam memahami karya sastra. Purnanto, Dwi., & Saddhono, K. (Ed.), Panorama Pengkajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya: Persembahan 65 Tahun Usia Prof. Dr. D. Edi Subroto. Surakarta: Pascasarjana & FSSR UNS.

Subroto, E. (2013). Kajian stilistika teks bahasa pedalangan wayang purwa gaya Surakarta. Bahasa dan Seni, 41(2), 143–158.

Sumarlam, dkk. (2018). Stilistika teori kajian dan pembelajaran. Solo: BukuKatta.

Sutopo, H. B. (1996). Metode penelitian kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Turner, G. W. (1977). Stylistic. Great Britain: Hazal Watson Viney Ltd.

Ulum, B. (2014). Islam Jawa: Pertautan islam dengan budaya lokal. Jurnal Pusaka, 3(1), 28–42.

Wibisono, S. (2009, August 8). Selisik budaya Jawa menuju kebangkitan. Superkoran. Diambil dari http://www.apakabar.ws

Wibowo, M.A.K., Satoto, Soediro, & S. (2017). Pemanfaatan bunyi bahasa dalam serat wulang reh karya Pakubuwana IV (Kajian Stilistika). THAQÃFIYYÃT, 18 No. 1, 21–48

Refbacks

  • There are currently no refbacks.