Induksi Embriogenesis Mikrospora Padi (Oryza sativa L.) Dengan Cekaman Starvasi Dan Suhu Tinggi

Siti Nurbaiti

Abstract

Untuk menghasilkan tanaman haploid ganda yang bersifat homozigot dan penting dalam pemuliaan tanaman. Penggunaan tahap perkembangan polen yang tepat menjadi faktor penting untuk efisiensi induksi embriogenesis mikrospora. Dalam penelitian ini dilakukan induksi embriogenesis mikrospora dengan mengamati karakter spikelet dan pengaruh nya terhadap potensi embriogenesis mikrospora padi varietas Fatmawati dan Ciherang melalui cekaman starvasi dan suhu tinggi. Malai padi yang masih tertutup daun pelindung dipanen dan disimpan pada suhu 4oC selama 4 hari sebagai praperlakuan. Tahap perkembangan polen diamati menggunakan mikroskop dengan menggerus antera segar pada gelas benda yang telah ditetesi medium B. Antera diisolasi dari spikelet dengan memotong sepertiga bagian dari dasar dan dikultur dalam medium B pada suhu 33oC selama 4 hari. Persentase mikrospora yang embriogenik dihitung dari mikrospora yang tumpah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa spikelet “muda” yang tampak transparan dengan warna putih kehijauan memiliki populasi polen pada tahapan uninukleat tengah hingga akhir atau vacuolated microspore, sedangkan spikelet “tua” yang berwarna lebih hijau dan tebal memiliki lebih banyak polen dewasa yang ditandai dengan warna gelap. Pada kedua varietas, persentase mikrospora embriogenik, yang memiliki diameter lebih besar dan menunjukkan fragmentasi sitoplasma, dihasilkan lebih tinggi oleh spikelet “muda” dibandingkan spikelet “tua” yaitu 58,31% dan 35, 23% untuk IR 23, sedangkan Fatmawati yaitu 75,67% dan 34,64%. Diameter mikrospora embriogenik yaitu sekitar 50 µm sedangkan mikrospora non embriogenik 30 µm.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.