Keragaman Genetik Araucaria Cunninghamii Sumber Asal Benih Kepulauan Papua pada Pertumbuhan Di Tingkat Semai

Dedi Setiadi

Abstract

Araucaria cunninghamiiadalah jenis dari famili Araucariaceae yang tersebar secara alami di kepulauan Papua. Jenis ini oleh para pelaksana Hutan Tanaman Industri (HTI) ditanam dengan tujuan untuk menghasilkan bahan baku industri kayu, moulding, papan partikel dan pulp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik pertumbuhan bibit Araukaria dari berbagai sumber asal benih di kepulauan Papua umur 6 bulan pada tingkat semai. Rancangan percobaan yang digunakan pada tikat semai adalah Rancanagan Acak Lengkap (CRD) dengan 5 sumber asal benih dari kepulauan (Serui, Wamena, Manokwari, Jayapura dan Fak-fak) yang terdiri dari 64 famili, dengan  3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber asal benih berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan sifat tinggi dan diameter bibit pada tingkat semai. Pertumbuhan rata-rata tinggi dan diameter semai berkisar antara 37, 51 cm - 43,19 cm ; 5,66 mm - 6,49 mm, siftat tinggi dan diameter semai terbaik dicapai sumber asal benih Fak-fak dan Manokwari, dengan rata-rata nilai kekokohan semai tergolong tinggi berkisar antara 6,43-7,47.

Keywords

A. cunninghamii, keragaman genetik, pertumbuhan, sumber benih, tinggkat semai

Full Text:

PDF

References

Cahyono.A.D.K. (1999).Pemanfaatan Serasah LantaiHutan Mangium Sebagai Bahan Alternatif Media Semai Tanaman Hutan. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta

Dermayanto. 1994. Pengaruh Media Gambut, Sekam

Padi, Arang Sekam Padi dan Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan Acacia mangium dan Parasienthes falcataria di HTI Perawang Sukses Perkasa Industri Provinsi Riau. Skripsi Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak diterbitkan.

Dieters, M.J., Nikles, D.G. & Keys, M.G. 2007. Achievements in forest tree improvement in Australia and New Zealand 6: Genetic improvement and conservation of Araucaria cunninghamii in Queensland. AustralianForestryVol.70 No.2 (75-85).

Haase, D.L. 2008. Understanding forest seedling quality: measurements and interpretation.

TreePlanters’ Notes. 52(2): 24-30.

Harjanto, L. (2009). Keragaman Genetik Cendana (Santalum album Linn.) di Kebun Konservasi Ex SituWatusipat, Gunung Kidul dengan Penanda Izozim.Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 3(3): 127-138.

Harjanto, L., Prastyono & Ismail, B. (2011). Keragaman genetic empat populasi Arenga piñata Merr. Berdasarkan Penanda Izozim.

Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 5(1):

-21.

Hartati,D.,Rimbawanto, A., Taryono, Sulistyaningsih, E., & Widyatmoko, A.Y.P.B.C. (2007). PendugaanKeragaman Genetik di dalam dan Antar Provenan Pulai ( Alstonia scholaris (L.) Br.) Menggunakan Penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 1(2): 89-98.

Jaenicke H. 1999. Good Tree Nursery Practises: Practical Guidelines for Research Nurseries. ICRAF, Nairobi, Kenya.

Kapisa, N. 2002 Natural distribution of Araucaria cunninghamii in Kebar, Manokwari, Papua, Indonesia.Proceedings of the International Conference on Advances in Genetic Improvement of Tropical Tree Species. Yogyakarta, Indonesia, 1-3 October 2002. Centre for Forest Biotechnology and Tree Improvement, Yogyakarta. (99-103).

Mashudi &Susanto, M. (2013).Kemampuan Bertunas

Stool Plants Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq) Dari Beberapa Populasi Di

Kalimantan.Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 7(2), 119-132. 75-84.

Mashudi &Adinugraha, H.A. (2014). Pertumbuhan Tanaman Pulai Darat (Alstonia angustiloba Miq.) dari Empat Populasi pada Umur Satu Tahun di Wonogiri, Jawa Tengah.Jurnal Penelitian Kehutan Wallacea, 3(1), 75-84.

Mashudi & Cahyono, D.D. (2015). Variasi Pertumbuhan Bibit Meranti Tembaga (Shorea leprosula) Asal Cabutan Untuk

Pembangunan Tanaman Pangkas. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman,12(1), 51-61.

Rimbawanto, A. dan Widyatmoko, AYPBC.2006. Keragaman Genetik Empat Populasi Intsia bijuga Berdasarkan Penanda RAPD dan Implikasinya Bagi Program Konservasi Genetik. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol.3 No.3 (149-154).

Rimbawanto, A., Widyatmoko, A.Y.P.B.C., & Harkingto (2006).Keragaman Populasi Eusideroxylon zwageri Kalimantan Timur Berdasarkan Penanda RAPD.Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 3(3): 201-208.

Setiadi, D. & Susanto, M. (2012).Variasi Genetik pada Kombinasi Uji Provenan dan Uji Keturunan Araucaria cunninghamii di Bondowoso, Jawa Timur.Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 6(3), 157- 166.

Surmaini, E., Runtunuwu, E., & Las, I. (2011). Upaya

Sektor Pertanian dalam Menghadapi PerubahanIklim. Jurnal Litbang Pertanian. 30(1): 1-7.

SNI.01-5006.1-1999. Mutu Bibit (Akasia, Ampupu, Gemlina, Sengon, Tusam, Meranti dan Tengkawang).Badan Standarisasi Nasional.

Yudohartono, T.P. dan Ismail, B. 2012.Variasi Genetik Uji Provenan Merbau sampai umur 3 tahun di Bondowoso, Jawa Timur. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vo.6. No.1. (27-

.

Yudohartono, T.P. (2008). Variasi Genetik Beberapa

Populasi Merbau (Insia bijuga O.Ktze) Berdasarkan Penanda Isoenzim.Jurnal

Penelitian Tanaman Hutan. 2(3):243-251. Widyatmoko, AYPBC.,Afritianti, R.D. Taryono & Rimbawanto, A. (2009. Keragaman Genetik

limaPopulasiGyrinops verstegii di Lombok

menggunakan penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan.3 (1): 1-10.

Widyatmoko, AYPBC., Lejo, E.S.P., Prasetyaningsih,

A & Rimbawanto, A. (2010). Keragaman Genetik Populasi Araucaria cunninghamii Menggunakan Penanda RAPD.Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 4 (2):63-77.

White T.L., Adams, W.T., and Neale, D.B. 2007. Forest Genetic.CAB.International. London Zobel, B. and Talbert J., 1984. Applied Tree Improvement.505 p. New York: John Wiley

& Sons, Inc.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.