Membangun Sense Of Belonging Masyarakat Melalui Pemanenan Air Hujan Dalam Telaah Ecology Citizenship
Abstract
Tulisan ini beranjak dari pencermatan destruksi lingkungan yang berbentuk kekeringan, banjir, penurunan muka air tanah yang terus mengalami peningkatan, kualitas penurunan air tanah, kebutuhan air yang meningkat, kebakaran hutan yang terus berlangsung. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan seluruh makluk hidup. Krisis air memaksa manusia untuk meredefinisi ulang implementasi konsep keadilan antar generasi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Krisis air memaksa munculnya sebuah gerakan masyarakat secara ” pentahelijk” untuk menemukan alternatif sumber air bagi kebutuhan hidup. Gerakan itu disebut dengan Gerakan Memanen Hujan yang sudah eksis dan berkembang diberbagai daerah di Indonesia. Tujuan tulisan : Membangun sense of belonging masyarakat melalui pemanenan air hujan dalam telaah ecologi citizenship. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelusuran data kepustakaan , yang didukung dengan dokumentasi, wawancara dan observasi. Sumber data adalah Pendiri dan pengurus Komunitas Pemanenan Air Hujan ”Banyu Bening” di Sleman. Pembahasan : Gerakan memanen air hujan merupakan kegiatan untuk menampung air hujan, memanfaatakan secara maksimal,meresapkan kedalam tanah dan mengalirkannya kembali. Kegiatan ini merupakan salah satu alternatif dalam mitigasi lingkungan, dalam telaah Ecological Citizenship diistilahkan dengan “memikirkan kewarganegaraan dengan cara-cara agak baru” yang dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara dalam mencapai lingkungan yang bersih dan sehat.
Kata kunci: rekonstruksi, air hujan, ecologi.
Full Text:
PDFReferences
Aditjondro, G. (2003). Pola-pola gerakan Lingkungan:refleksi Untuk Menyelamatkan Lingkungan dari Ekspansi Modal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anantharaman, M. (2014). Networked Ecological Citizenship,The Middle Classes and The Provisioning Sustinabe waste Management in Bangalore,India. Cleaner Production.
Assshiddiqie, J. (2009). Green Constitution Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Rajawali Press.
Buttel, F. H. (2010). Social Institution and Enviromental Change. Cheltenham: Edward Elgar Publising .
Curtin, D. (2002). Ecological Citizenship,Handbook of Citizenship Studies. New delhi: SAGE.
D, H. (2009). Environemntal and Ecological Citizenship in Civil Society. International Spectator.
Fernandez Manzanal, R. C. (2007). Evaluation of Environmental Attitudes:Analysis and Result of a scale Applied to University Student. Science education.
FK, K. (2011). Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.
Jagers, e. a. (2014). Ecological Citizenship:A Driver of Pro-Environmental Behaviour?Environmental Politics.
Kent, R. E. (2008). The New Environmental Paradigm. Journal of Environmental Education, 19-28.
Kilbourne, W. E. (2007). The Dominant Social Pradigm,Consumption and Environmental attitudes: Can Macromarketing Education Help? Macromarketing, 106-121.
Maryono, A. (2020, Juni 12). Multi Purposes of Rainwater Harvesting. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Riley Dunlap&Catton, W. J. (1979). Environmental Sociology. pp. 243-273.
Saddono, S. S. (2013). Cognive Behaviour Has Replaced The Javanesse Traditional values in Global Era. Asian Journal of Management Sciences and Education, 156-162.
Smith&Pangsapa, M. J. (2008). Environment and Citizenship Integrating Justice,Responsibility and Civic Engagement. London: Zed Books.
https://www.mongabay.co.id/2018/04/22/menyelamatkan-bumi-yang-satu-lewat-perilaku-pro-lingkungan/
Refbacks
- There are currently no refbacks.