STRATEGI KETIDAKSANTUNAN NEGATIF DALAM REALITY SHOW 86 DI NET TV

Katrina Larasati Utami

Sari

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi ketidaksantunan negatif yang digunakan oleh anggota polisi dan masyarakat dalam reality show 86 di NET TV. Data pada penelitian ini berupa dialog yang mengandung strategi ketidaksantunan yang diambil dari 10 video dari tayangan reality show 86 pada bulan Agustus 2018. Analisis data didasarkan pada teori strategi ketidaksantunan Culpeper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi ketidaksantunan negatif yang ditemukan dalam reality show 86 terdapat tujuh substrategi yang meliputi: (i) menakut-nakuti, (ii) mencemooh/mengejek, (iii) meremehkan, (iv) meragukan, (v) menuduh, (vi) mengancam, (vii) memaksa. Substrategi yang paling menonjol dan paling sering digunakan dalam reality show 86 tersebut adalah meragukan. Adanya faktor perbedaan kekuasaan memunculkan tuturan yang mengandung strategi ketidaksantunan negatif.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Ahmad, J. (2016). Ketidaksantunan Berekspresi dan Daya Pragmatik dalam Wacana Haters Politik dan Implementasinya sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia di SMA. Tesis. Surakarta: Pascasarjana Universitas Muhammadiyah.

Bousfield, D. (2008). Impoliteness in The Struggle for Power. (Editor, Derek Bousfield dan Miriam A. Locher). Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York: Mounton de Gruyter.

Culpeper, J. (1996). Towars an Anatomy of Impoliteness (Journal of Pragmatics). United Kingdom: Elsevier.

Culpeper, J. 2008. Reflection on Impoliteness, Relational, and Power. (Editor, Derek Bousfield dan Miriam A. Locher). Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York: Mounton de Gruyter.

https://id.wikipedia.org/wiki/86_(acara_televisi) (diakses tanggal 20 Mei 2019pukul 14.00).

https://www.youtube.com/channel/UCkjCVt4XfWH_S_2_ayNTTIA/video (diakses tanggal 29 September 2018 pukul 19.44).

Locher, M. A. dan Bousfield, D. (2008). Introduction: Impoliteness and Power in Language. (Editor, Derek Bousfield dan Miriam A. Locher). 2008. Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York: Mounton de Gruyter.

Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Rahardi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif BahasaIndonesia.Jakarta: Erlangga.

Setiawan, E. (2019). Reality Show, Reality TV atauDrama Reality?. https: //www.kompasiana. com/ kopangkapi/ 5500e46ba3331153725126b4/ reality-show-reality-tv-atau-drama-reality. (Diakses tanggal 22 Mei 2019 pukul 09.30).

Subroto, D. E. (1992). Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Terkourafi, M. (2008). Toward a Unified Theory of Politeness, Impoliteness, and Rudeness. (Editor, Derek Bousfield dan Miriam A. Locher). Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York: Mounton deGruyter.

Wijayanto, A. (2014). Ketidaksantunan Berbahasa: Penggunaan Bahasa Kekerasan di Sinetron Bertema Kehidupan Remaja. Prosiding. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Yuliastuti, E. R. (2013). Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik Berbahasa antara Guru dan Siswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.