MENGUNAKAN EMULGATOR TEXAPON DITINJAU DARI KONSENTRASI KEROSIN DAN WAKTU MIXING FASE PADAT
Abstract
Pembangunan prasarana jalan yang berkelanjutan menuntut ketersediaan aspal yang memenuhi jumlahnya. Kebutuhan aspal di Indonesia 1,2 juta ton per tahun tetapi hanya 50% yang dapat dipenuhi dalam negeri, sisanya dicukupi dengan impor yang memerlukan biaya tinggi. Indonesia sebenarnya memiliki cadangan aspal yang melimpah di pulau Buton tetapi belum banyak dipakai untuk bahan baku perkerasan jalan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis berusaha mengolah asbuton agar dapat dimanfaatkan secara mudah dan biaya yang murah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi asbuton emulsi campuran dingin, hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar larutan bitumen, hubungan waktu mixing fase padat terhadap berat jenis, dan hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar air. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencampur antara fase padat dan fase cair ke dalam mesin ekstraksi selama 15 menit. Fase padat terdiri dari asbuton 42% terhadap berat campuran dan kerosin sebagai bahan peremaja dengan variasi kadar kerosin 8,33%, 8,96%, 9,58%, 10,21%, 10,83% yang dicampur menggunakan mixer dengan variasi waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit. Fase cair terdiri dari Texapon sebagai bahan pengemulsi sebesar 1,25%, air RO 47,5% dan HCl 0,63% terhadap berat total campuran. Kemudian dilakukan pengujian kadar larutan bitumen, berat jenis dan kadar air RO. Hasil analisis, komposisi yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi adalah Asbuton Tipe 5/20 42 %, Kerosin 10,21 %, Air RO 47,5 %, Texapon 1,25 %, dan Asam Klorida (HCl) 0,63 %, terhadap berat total. Semakin lama waktu mixing fase padat maka persentase bitumen akan semakin meningkat, berat jenis rata-rata asbuton emulsi semakin menurun dan kadar air RO akan semakin mengalami peningkatan.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.