ANALISIS POTENSI DEMAND BATIK SOLO TRANS KORIDOR 2 PADA FUNGSI GUNA LAHAN PERTOKOAN DAN ANALISIS ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)
Abstract
Kebutuhan akan transportasi pada saat ini terus meningkat dan hal ini mengakibatkan kemacetan jika tidak ditangani denga baik. Salah satu cara yang ideal adalah dengan menyediakan angkutan umum massal seperti Batik Solo Trans (BST). Penambahan demand merupakan faktor penting dalam pengembangan angkutan umum massal tersebut. Selain itu, penentuan tarif juga harus memperhitungkan kemampuan dan kesediaan dari demand agar mereka tertarik dan mau beralih pada angkutan umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi demand serta analisis ATP dan WTP dari potensi demand tersebut pada rute BST koridor 2 pada fungsi guna lahan pertokoan. Data penelitian diperoleh dengan penyebaran kuisioner kepada pegawai dan pengunjung yang berada pada fungsi guna lahan pertokoan. Kemudian data dianalisis untuk mengetahui besarnya potensi demand dan mengetahui nilai ATP dan WTP untuk membayar tarif BST. Hasil analisis data menunjukkan potensi demand BST koridor 2 pada fungsi guna lahan pertokoan adalah 10.714 orang, yaitu 59,65% dari total 17.961 populasi. Nilai ATP dan WTP dibagi menjadi tiga kategori,yaitu umum, pegawai dan pengunjung. Nilai ATP kategori umum sebesar Rp 2.287,59, nilai ATP kategori pegawai sebesar Rp 2.157,50, dan nilai ATP kategori pengunjung sebesar Rp 2.509,24. Sedangkan nilai WTP untuk kategori umum sebesar Rp 4.035,27, nilai WTP kategori pegawai sebesar Rp 3.966,67, dan nilai WTP kategori pengunjung sebesar Rp 4.131,87. Kondisi tersebut menunjukan nilai ATP lebih rendah daripada nilai WTP dan masih di bawah nilai tariff yang berlaku saat ini yaitu sebesar Rp 4.500,00.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.