ANALISIS PROBABILISTIK BAHAYA GEMPA PADA BENDUNGAN WADASLINTANG
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara dengan dengan tingkat intensitas kegempaan yang cukup tinggi, terlihat dari lokasinya yang berdekatan dengan sumber-sumber gempa diantaranya, zona subduksi, sesar (fault) yang aktif, dan cinicin api pasifik (gunung berapi) yang tersebar di sepanjang negara kepulauan ini. Diantara beberapa pulau di Indonesia, Pulau Jawa menjadi salah satu pulau dengan aktivitas seismik yang tinggi. Pulau dengan jumlah penduduk paling banyak, sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan industri menjadikan Jawa mempunyai tingkat resiko kerusakan bangunan dan infrastruktur yang cukup tinggi. Salah satu bangunan yang mempunyai tingkat resiko tinggi adalah bendungan urugan. Penelitian ini akan mengevaluasi bahaya gempa pada salah satu bendungan besar Indonesia yaitu Bendungan Wadaslintang. Bendungan ini terletak di perbatasan 3 kabupaten besar yaitu Kabupaten Kebumen, Purworejo dan Wonosobo. Bendungan ini dibangun pada tahun 1982 sampai 1987, dengan tinggi 116 m. Mengingat usia bendungan yang mencapai 31 tahun serta potensi gempa yang cukup tinggi, maka perlu adanya evaluasi terbaru mengenagi resiko gempa di Bendungan Wadaslintang. Analisis ini menggunakan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dengan bantuan software R-Crisis 2018. Hasil analisis PSHA menunujukkan nilai percepatan tanah maksimum di lokasi tinjuan dengan periode ulang 500, 2.500, dan 10.000 tahun sebesar 0,22 g; 0,35 g dan 0,52 g. Hasil dari proses deagregasi menunjukkan besaran dan jarak gempa yang paling berpengaruh terhadap Bendungan Wadaslintang sebesar 6,87 – 7,13 Mw dan jarak 0-33 km. Hasil pencarian ground motion, didapatkan bahwa Gempa Irpinia, Italia (1980) mempunyai kriteria yang sama dengan lokasi tinjuan sesuai hasil deagregasi.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.