Peningkatan Kapasitas Pokdarwis dalam Pengelolaan Ecokarst Tourism Sungai Maron

Pipit wijayanti, Rita Noviani, Rahning Utomowati

Abstract

Sebanyak 80% masyarakat Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan berprofesi sebagai petani. Desa Dersono secara geologis berada dikawasan Karst Gunungsewu. Kawasan karst identik sebagai kawasan yang kering dan tandus dikarenakan didominasi pelorongan batuan karbonat sehingga air hujan yang jatuh kepermukaan mudah diloloskan kelapisan bawah lebih dari 50 meter. Sehingga mengakibatkan hasil pertanian disana kurang optimal. Meskipun kawasan karst identic kering dan tandus, perannya sebagai pengatur iklim dengan fungsi penyerapan karbon dioksida atmosfer dan keindahan morfologinya menjadi keunggulan yang tidak ditemukan pada kawasan lain. Salah satu potensi keindahan morfologi kawasan karst di Desa Dersono ialah keberadaan Sungai Maron yang dijadikan sebagai objek pariwisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat selain dari hasil pertanian. Namun disatu sisi, pemanfaatan kawasan karst untuk aktivitas pertanian maupun pariwisata berpeluang merusak ekosistem kawasan karst, sehingga fungsi vital maupun keindahannya terganggu. Perlu dilakukan pengelolaan kawasan karst berkelanjutan sehingga kegiatan pariwisata yang menunjang perekonomian masyarakat dapat dijalankan dan kelestarian lingkungan juga tetap terjaga. Pemahaman mengenai pengelolaan pariwisata kawasan karst yang berkelanjutan dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama Pokdarwis Sungai Maron dan perangkat Desa Dersono. FGD diawali dengan pemberian materi terkait ekosistem kawasan karst dan pengelolaan pariwisata alam berkelanjutan. Kemudian dilanjutkan diskusi dengan anggota Pokdarwis dan perangkat desa yang hadirGuna mengukur ketercapaian dilakukan pre test dan post test berkaitan dengan pemahaman pengelolaan kawasan karst. Anggota Pokdarwis dikategorikan kedalam kelas pamahaman sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi. Hasil pre test menunjukkan 3% termasuk kategori sangat rendah, 13% rendah, 22% cukup, tinggi 25% dan sangat tinggi 37%. Kemudian dari hasil post test menunjukkan tidak ada anggota Pokdarwis yang masuk kategori sangat rendah dan rendah, kategori cukup berkurang menjadi 7.5%, kategori tinggi naik menjadi 30% dan kategori sangat tinggi naik menjadi 62.5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pokdarwis Sungai Maron sudah meningkat pemahamannya mengenai pengelolaan pariwisata kawasan karst bekelanjutan

References

Amalia, W., Samekto, A., & Prihatin, E. (2016). Perlindungan Hukum Kawasan Karst Terhadap Kegiatanpertambangan Kaitannya Dengan Pengelolaan Lingkungan (Studi Kasus Penambangan Batu Gamping Di Kawasan Karst Gombongselatan, Kebumen, Jawa Tengah). Law Reform, 12(1). Ariseno, I. A., & Anna, A. N. (2019). Pengaruh Kesadahan Terhadap Biodiversitas Makrozoobentos di Sungai Maron Kabupaten Pacitan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Asriadi, Aa., Akib, E., & Asrini Bakri, R. (2021). Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Pedayung Perahu Jolloro Di Objek Wisata Rammang-Rammang Maros. 4(2). https://doi.org/10.31604/jpm.v4i2.696-706 Asy’ari, R., Dienaputra, R. D., Nugraha, A., Tahir, R., Rakhman, C. U., & Putra, R. R. (n.d.). Kajian Konsep Ekowisata Berbasis Masyarakat Dalam Menunjang Pengembangan Pariwisata: Sebuah Studi Literatur. http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index Cahyadi, A. (2014). Ekologi Lingkungan Kawasan Karst Indonesia: Menjaga Asa Kelestarian Kawasan Karst Indonesia. Cahyadi, A. (2016). Peran Telaga Dalam Pemenuhan Kebutuhan Air Kawasan Karst Gunungsewu Pasca Pembangunan Jaringan Air Bersih. Geomedia, 14(14). Eko, O. :, Tjahyo, H., & Adji, N. (2017). Geomorfologi Dan Hidrologi Karst Bahan Ajar. Jauhari, A. (2017). Fungsi Karst Sebagai Penyangga Kehidupan-Karst Watuputih Rembang. Jayanti, U., Firmazelin, A., Nuha, N., & Fazrisina, P. (2023). Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Kesadaran Akan Kepedulian Lingkungan Di Daerah Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area. Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 9(2), 71–79. Nugroho, J., Zid, M., & Miarsyah, M. (2020). Potensi sumber air dan kearifan masyarakat dalam menghadapi risiko kekeringan di wilayah karst (Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta). JPLB, 2020(1), 438–447. http://www.bkpsl.org/ojswp/index.php/jplbJPLB,4 Paramita, I. (2022). Determinasi Pola Berwisata Baru Pada Masa Pandemi: Penyiapan Dan Realisasi Pada Desa Wisata Di Desa Les Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. CARAKA, 2(1). Permadi, R., Rachwibowo, P., & Hidayat, W. K. (2014). Potensi Situs-Situs Warisan Geologi Di Area Kars Gunung Sewu Sebagai Pendukung Dan Peluang Pengembangan Geopark Di Indonesia Untuk Aset Geowisata Kreatif. Prasodjo, T. (2017). Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif Pelayanan Publik. In Jurnal Office (Vol. 3, Issue 1). Simamora, R. K., Rudi, D., & Sinaga, S. (2016). Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara. In Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik (Vol. 4, Issue 1). http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma Sunarto, H. (2020). Strategi Branding Pengembangan Industri Pariwisata 4.0 melalui Kompetitif Multimedia di Era Digital. Journal of Tourism and Creativity, 4(1). Susilawati. (2008). Pengembangan Ekowisata Sebagai Salah Satu Upaya. Utama, W., Wijaya, K., Aldi, R., Farida, H., Budi, & Suto. (2016). Inventarisasi Potensi Kawasan Karst Pemekasan, Madura Utara. Geosaintek, 2(3). Wijayanti, P., Noviani, R., & Adi Tjahjono, G. (2015). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Imbangan Air Secara Meteorologis Dengan Menggunakan Metode Thornthwaite Mather Untuk Analisiskekritisan Air Di Karst Wonogiri (Vol. 13). Wijayanti, P., & Zamani, M. Z. (2022). Analysis Of The Potential Attraction Of Eco-Karst Tourism Of Maron River, Dersono Village, Pringkuku District Pacitan RegencY. 8(2), 207–219.

DOI: https://doi.org/10.20961/semar.v13i1.79136

Refbacks

  • There are currently no refbacks.