Melatih Otot Bagi Lansia untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Latihan Beban secara Mandiri di Rumah
Abstract
Pertambahan usia akan memberikan banyak perubahan pada tubuh manusia. Salah satunya dalah penurunan massa otot yang dialami lansia. Penurunan massa otot pada lansia dapat menimbulkan gangguan otot rangka yang progresif dan terjadi secara menyeluruh. Pada kelompok lansia terjadi percepatan hilangnya massa otot dan fungsi gerak sehingga menyebabkan peningkatan risiko jatuh, penurunan fungsional, kelemahan, dan kematian. Sesuai rekomendasi WHO bahwa usia lansia yaitu diatas 65 tahun selain melakukan latihan fisik bersifat aerobik juga melakukan latihan penguatan otot berupa latihan beban yang dilakukan 2 hari dalam satu minggu. Namun, belum banyak kelompok lansia yang mengetahui dan mampu melakukan latihan beban. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok senam Prolanis Sehat Bugar Ceria di Kabupaten Karanganyar. Sehingga tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan pengenalan berbagai gerakan latihan beban yang dapat dilakukan secara mudah dan dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Dalam pengabdian masyarakat ini, didapatkan hasil peningkatan pengetahuan para lansia tentang manfaat dan cara latihan beban serta dapat mempraktekkan gerakan latihan beban yang baik dan benar.
Kata kunci : latihan beban; lansia; sarkopenia
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik RI. (2021). Statistik Penduduk Lanjut Usia, Badan Pusat Statistik, Jakarta
Budiartha, I. G. A. I. M., Aryana, I. S., Purnami, N. K. R., Putrawan, I. B., AStika, I. N., & Kuswardhani, R. T. (2019). Hubungan massa otot pada sarkopenia dengan status fungsional lanjut usia di desa Pedawa, kabupaten Buleleng, Bali. Jurnal Penyakit Dalam Udayana, 3(2), 37-39.
Clark, B. C., Clark, L. A., & Law, T. D. (2016). Resistance exercise to prevent and manage sarcopenia and dynapenia. Annual Review of Gerontology and Geriatrics, 36(1), 205-228.
Dinata, W. W. (2015). Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansiamelalui Senam Yoga. JORPRES (Jurnal Olahraga Prestasi), 11(2).
Seguin, R. A., Epping, J. N., Buchner, D., Bloch, R., & Nelson, M. E. (2002). Growing stronger: strength training for older adults.
Pratiwi, Y. S., Lesmana, R., Setiawan, S., & Purba, A. (2019). Tinjauan Pustaka: Autophagy dan Sarkopenia. Syifa'MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 10(1), 30-44.
Setiorini, A. (2021). Sarcopenia dan Risiko Jatuh pada Pasien Geriatri. Muhammadiyah Journal of Geriatric, 2(1), 10-16.
Setiorini, A. (2021). Kekuatan Otot pada Lansia. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 5(1), 69-74.
Vitriana, V., Defi, I. R., Irawan, G. N., & Setiabudiawan, B. (2016). Prevalensi sarkopenia pada lansia di komunitas (community dwelling) berdasarkan dua nilai cut-off parameter diagnosis. Majalah Kedokteran Bandung, 48(3), 164-170.
Wardhana, D. M., Widajanti, N., & Ichwani, J. (2020). Hubungan Komponen Comprehensive Geriatric Assessment dan Sarkopenia pada Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 6(4), 188-195.
Widodo, W., & Sumardino, S. (2016). Pemberdayaan kemampuan lansia dalam deteksi dini penyakit degeneratif. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(2), 230-237.
World Health Organization. (2020). WHO guidelines on physical activity and sedentary behaviour, WHO, Geneva
Refbacks
- There are currently no refbacks.