Cost Effectiveness Analysis Jamu Saintifik Antihipertensi di Wisata Kesehatan Jamu Kalibakung dan Terapi Kombinasi Antihipertensi Konvensional di Puskesmas Kalibakung

Galar Sigit Prasuma, Didik Setiawan, Dina Ratna Juwita

Abstract

Hipertensi menjadi masalah utama bagi masyarakat di Indonesia dengan prevalensi mencapai 32,2%. Berbagai jenis terapi pengobatan sudah banyak direkomendasikan salah satu yang direkomendasikan dari JNC VIII adalah penggunaan kombinasi antihipertensi konvensional. Kementerian kesehatan melalui B2P2TOOT juga berhasil memproduksi jamu antihipertensi tersaintifikasi yang ditujukan sebagai terapi komplementer. Saat ini masalah efektivitas dalam mencapai target tekanan darah masih menjadi masalah untuk terapi antihipertensi konvensional maupun jamu saintifik. Selain itu besarnya biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing terapi juga menjadi pertimbangan bagi pasien dalam menentukan jenis terapi yang akan dipilih. Berdasarkan permasalah tersebut, makan akan di teliti cost effectiveness analysis antara jamu saintifik antihipertensi dengan kombinasi antihipertensi konvensional. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dan analisis data menggunakan metode Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) dan diinterpretasikan menggunakan Cost Effectiveness Plane (CEP). Pengambilan data biaya menggunkan perspektif provider sebagai penyedia layanan kesehatan. Responden sebanyak 44 pasien, terdiri dari 18 pasien dengan terapi kombinasi antihipertensi konvensional di Puskemas Kalibakung, dan 26 pasien dengan terapi jamu saintifik antihipertensi di Wisata Kesehatan Jamu Kalibakung. Hasil persentase efektivitas keberhasilan terapi kombinasi antihipertensi konvensional mencapai 47%, sedangkan persentase efektivitas keberhasilan terapi jamu saintifik antihipertensi mencapai 53,8%. Total biaya rata rata per pasien untuk terapi kombinasi antihipertensi konvensional sebanyak Rp 115.561, dan untuk terapi jamu saintifik antihipertensi sebanyak Rp 102.138. Data tersebut kemudian dianalsis dengan ICER dan didapatkan nilai ICER Rp -2.029/pasien. Interpretasi nilai ICER menggunakan CEP menyimpulkan bahwa terapi jamu saintifik antihipertensi lebih cost effective dibandingkan terapi kombinasi antihipertensi konvensional karena nilai ICER berada di area SouthEast.

Keywords

Cost Effectiveness Analysis (CEA); Hipertensi; Jamu saintifik antihipertensi; Kombinasi antihipertensi konvensional

Full Text:

PDF

References

Adam, Y.,Somchit, M.N.,Sulaiman, M.R.,Nasaruddin, A.A.,Zuraini, A.,Bustamam, A.A.,and Zakaria, Z.A. (2009). Diuretic properties of Orthosiphon stamineus Benth. Journal of Ethnopharmacology, 124(1): pp.154–158. 10.1016/j.jep.2009.04.014.

Adaramoye, O.A.,Anjos, R.M.,Almeida, M.M.,Veras, R.C.,Silvia, D.F.,Oliveira, F.A., Cavalcante, K. V.,Araújo, I.G.,Oliveira, A.P.,and Medeiros, I.A. (2009). Hypotensive and endothelium-independent vasorelaxant effects of methanolic extract from Curcuma longa L. in rats. Journal of Ethnopharmacology, 124(3): pp.457–462. 10.1016/j.jep.2009.05.021.

Atikasari, V.,Setiawan, D.,Prasuma, G.S.,and Sugiantoro, E.A. (2023). Analisis Efektivitas Biaya Jamu Saintifik Pada Pasien Osteoarthritis di Indonesia. JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 8(1): pp.129. 10.20961/jpscr.v8i1.59797.

Brankovi, S.,Radenkovi, M.,Veljkovi, S.,Kosti, M.,Miladinovi, B.,and Pavlovi, D. (2010). Hypotensive and Cardioinhibotory Effects of the Aqueous and Ethanol Extracts of Celery ( Apium Graveolens , Apiaceae ). Acta Medica Medianae, 49(1): pp.13–16.

Chen, Y. (2022). Health technology assessment and economic evaluation: Is it applicable for the traditional medicine? Integrative Medicine Research, 11(1): pp.100756. 10.1016/j.imr.2021.100756.

Gunawan (2007). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.

Hussaana, A.,Sarosa, H.,Indrayani, U.D.,Chodidjah, C.,Widiyanto, B.,and Pertiwi, D. (2016). Formula Jamu Antihipertensi and captopril are equally effective in patients with hypertension. Universa Medicina, 35(2): pp.81. 10.18051/univmed.2016.v35.81-88.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, (Hipertensi): pp.1–7. 10.1177/109019817400200403.

Kisa, A., Sabaté, E., Nuño-Solinís, R., and Karkashian, C. (2003). Adherence To Long-Term Therapies : Evidence for action. World Health Organization: Switzerland.

Nuzulia Farah Ardhila (2024). Systematic Review of Economic Evaluation Studies of Stroke Disease: Cost Effectiveness. Journal of Health Economic and Policy Research (JHEPR), 2(1): pp.27–34. 10.30595/jhepr.v2i1.110.

Saputri, F.C.,Mun’im, A.,Lukmanto, D., Aisyah, S.N.,and Rinandy, J.S. (2015). Inhibition of Angiotensin Converting Enzyme (Ace) Activity By Some Indonesia Edible Plants. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 6(3): pp.1054. 10.13040/IJPSR.0975-8232.6(3).1054-59.

Siswanto (2012). Saintifikasi Jamu sebagai Upaya Terobosan untuk Mendapatkan Bukti Ilmiah tentang Manfaat dan Keamanan Jamu. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15(2): pp.203–211.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., dan Dipiro, C. V. (2015). Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. United States of America: McGraw-Hill Companies, Inc.

World Health Organization (2012). World Health Statistic. Available from: https://www.who.int/docs/default-source/gho-documents/world-health-statistic-reports/world-health-statistics-2012.pdf. Diakses pada tanggal 11 Januari 2022.

Zhang, Y.H.,Park, Y.S.,Kim, T.J.,Fang, L.H.,Ahn, H.Y.,Hong, J.T.,Kim, Y.,Lee, C.K.,and Yun, Y.P. (2000). Endothelium-dependent vasorelaxant and antiproliferative effects of apigenin. General Pharmacology: Vascular System, 35(6): pp.341–347. 10.1016/S0306-3623(02)00113-1.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.