Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Geriatri Wanita Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2017

Athifah salsabil Adil, Wisnu Kundarto

Abstract

Tingginya ISK pada geriatri wanita disebakan oleh beberapa faktor yaitu anatomi tubuh wanita yang memiliki uretra lebih pendek, faktor usia menyebabkan penurunan urusan perawatan diri khususnya organ intim, produksi hormon estrogen turun dan pH cairan vagina naik menyebabkan perkembangan mikroorganisme pada vagina. Untuk mendukung keberhasilan pengobatan dibutuhkan terapi yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien geriatri wanita ISK di instalasi rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu pasien geriatri wanita terdiagnosis ISK dan mendapatkan terapi antibiotik. Kriteria ekslusinya yaitu pasien pulang paksa dan meninggal.  Pemilihan obat dan dosis dianalisis kesesuaiannya berdasarkan Guideline on Urological Infections 2015 dan Antibiotic Guidelines 2015-2016 untuk pasien Gagal Ginjal. Hasil penelitian diperoleh 31 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu seftriakson (57,6%).  Pada penelitian ini, hasil analisis terapi antibiotik dinyatakan tepat indikasi (100%), tepat pasien (100%), tepat obat (90,9%), tepat dosis dan frekuensi (84,9%).

Full Text:

PDF

References

Baziad, A. (2003). Menopause dan Andropause. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

BNF 54. (2007). British National Formulary 54ͭ ͪ edition. BMJ Publishing Group, London.

BPOM. (2008). Informatorium Obat Nasional Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Colgan, R. dan Williams, M. (2011). Diagnosis and Treatment of Acute Uncomplicated Cystitis. American Family Physician, 771-776.

Connors, K.P., Kuti, J.L. dan Nicolau, D.P. (2013). Optimizing Antibiotic Pharmacodynamics for Clinical Practice. Pharmaceutica Analytica Acta, (4):1-8.

Coyle, E.A. dan Prince, R.A. (2005). Urinary Tract Infection and Prostatitis, dalam Dipiro J, T., et al. (Eds.). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Appoach, 5ͭ ͪ Edition, The Mc Graw Hill Company, New York.

Czock, D. dan Rasche, F.M. (2005). Dose Adjustment of Ciprofloxacin in Renal Failure: Reduce the Dose or Prolong the Administration Interval. Eur J Med, 10: 145-148.

Debellis, B., Smith, P. dan Cawley (2000). Drug Dosing in Critically Ill Patients with Renal Failure: A Pharmacokinetic Approach. Journal of Intensive Care Medicine, Vol. 16, No. 6.

Eko, T. (2013). Terapi Farmakologi Nyeri Neuropatik pada Lanjut Usia. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 44( 4): 37-43.

Goldstein, I. dan Alexander, J.L. (2005). Practical Aspects in the Management of Vaginal Atrophy and Sexual Dsyfunction in Perimenopausal and Postmenopausal Women. J Sex Med, 2 : 154-165.

Gunawan, G.S. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi V. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta.

Ilmawati, E.M. (2015). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Geriatri di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Istiantoro, Y.H. dan Gan, V.H.S. (2005). Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik Betalaktam Lainnya, dalam Ganiswarna, S.G. (Eds.), Farmakologi dan Terapi. Edisi 4, 622 – 625, Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 8, diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Empat, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2011a). Modul Penggunaan Obat Rasional, 3-8, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Lisni, I., Iriani, S.O. dan Sutrisno, E. (2015). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis di Suatu Rumah Sakit di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Galenika, 02(01):43-52.

Marcum, Z.A., Amuan, M.E., Hanlon, J.T., Aspinal, S.L., Handler, S.M., Ruby, C.M. dan Pugh, M.J.V. (2012). Prevalence of Unplanned Hospitalizations Caused by Adverse Drug Events in Older Veterans. Journal of the American Geriatrics Society, 60: 34-41.

Marwazi, S. dan Alvarino, E. (2014). Perbandingan Levofloxacin dengan Ciprofloxacin dalam Menurunkan Leukosituria Sebagai Profilaksis ISK pada Katerisasi di RSUP dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.

Medica, D. (2018). Cefoperazone sulbactam. http://www.dexa-medica.com/our-product/searchs/Cefoperazone-Sulbactam. 23 Juli 2018.

Medica, D. (2018a). Ciprofloxacin infus. http://www.dexa-medica.com/our-product/searchs/Ciprofloxacin%20Infus. 9 Juni 2018.

Medicine J.H. (2016). Antibiotic Guidelines 2015-2016. Johns Hopkins Medicine, USA.

Paterson, I.K., Hoyle, A., Ochoa, G., Austin, C.B. dan Taylor, N.G.H. (2016). Optimising Antibiotic Usage to Treat Bacterial Infections. Nature.

Priyanto. (2008). Farmakologi Dasar, 86-100. Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi, Jakarta.

Ramakrishnan, K. dan Scheid, D. (200). Diagnosis and Management of Acute Pyelonephritis in Adults. American Family Physician, 933-942.

Suharyanto, T. dan Abdul, M. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan, 108-109. Trans Info Media, Jakarta.

Sukandar, E. (2007). Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa, Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi IV. Pusat Penerbit IPD FK UI, Jakarta.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya, edisi VI. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Yunir, E. (2015). Risiko ISK Penderita Diabetes Melitus. Semijurnal Farmasi & Kedokteran, Ethical Digest, 133: 56-57.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.