SAKRALITAS RUMAH ADAT BANUA SUKU TORAJA MAMASA DALAM MEMBENTUK KONEKTIVITAS DAN KOLEKTIVITAS
Abstract
Traditional houses are attached to life because they are the space and place where indigenous people live. Generally, traditional houses in the Toraja tribe are known as tongkonan. Meanwhile, there is also another traditional house from the Toraja Mamasa tribe (West Toraja) as a sub-tribe of Toraja that has a special traditional house called banua. For the Toraja Mamasa people, the meaning of a traditional house is more than that. In fact, banua is not just a place to live, but a space that contains religious values within it. Indigenous people have beliefs about banua as a sacred traditional house. The purpose of this research is to argue the sacredness of the banua traditional house of the Toraja Mamasa tribe in shaping the connectivity and collectivity of indigenous peoples with local beliefs. This research used a qualitative approach with a realist ethnography research type. Data collection was conducted using interview techniques and documents, including the use of books and scientific articles. The results showed that the sacredness of the banua traditional house and the kitchen space (lombon) in particular became the basis for the formation of their connectivity and collectivity as indigenous peoples with local beliefs. The most sacred part is the kitchen. The sacredness of the banua socio-theologically functions to construct their communal identity and religiosity related to connectivity and collectivity.
Keywords: Banua, Toraja Mamasa, Traditional House, Sacredness
Abstrak
Rumah adat melekat dengan kehidupan karena menjadi ruang dan tempat tinggal masyarakat. Umumnya, rumah adat di wilayah suku Toraja lazim dikenal dengan nama tongkonan. Sedangkan, terdapat juga rumah adat lain dari suku Toraja Mamasa (Toraja Barat) sebagai sub-suku Toraja yang memiliki rumah adat khusus yang disebut banua. Bagi masyarakat Suku Toraja Mamasa, makna rumah adat lebih dari itu. Faktanya, banua bukan sekadar tempat tinggal, tetapi ruang yang mengandung nilai religi di dalamnya. Masyarakat adat memiliki keyakinan tentang banua sebagai rumah adat yang sakral. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengargumentasikan sakralitas rumah adat banua suku Toraja Mamasa dalam membentuk konektivitas dan kolektivitas masyarakat adat dengan kepercayaan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis riset etnografi realis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumen, termasuk penggunaan buku dan artikel ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sakralitas rumah adat banua dan ruang dapurnya (lombon) secara khusus menjadi dasar pembentukan konektivitas dan kolektivitas mereka sebagai masyarakat adat dengan kepercayaan lokal. Adapun bagian yang paling dianggap sakral ialah dapur. Sakralitas banua secara sosio-teologis berfungsi mengonstruksi identitas dan religiositas komunal mereka terkait konektivitas dan kolektivitas.
Kata Kunci: Banua, Toraja Mamasa, Rumah Adat, Sakralitas.
Full Text:
PDFReferences
Abidah, Andi. 2017. “Symbols of Social Strata Border in Traditional House Architecture (Case Study: Saoradja Lapinceng and Banua).” Hal. 227–29 in Proceedings of the 2nd International Conference on Education, Science, and Technology (ICEST 2017). Atlantis Press.
Adon, Mathias, dan Martinus Renda. 2022. “Umma Kalada Sebagai Ruang Sakral Dan Media Pendidikan Moral Suku Kalindakana Weelewo Katodalobo Sumba Barat Daya Menurut Pemikiran Mircea Eliade.” Harmoni 21(2):278–99. doi: 10.32488/harmoni.v21i2.590.
Albantani, Azkia Muharom, dan Ahmad Madkur. 2018. “Think Globally, Act Locally: The Strategy of Incorporating Local Wisdom in Foreign Language Teaching in Indonesia.” International Journal of Applied Linguistics and English Literature 7(2). doi: 10.7575/aiac.ijalel.v.7n.2p.1.
Aldana, Maulana Yuan, dan Sunarmi Sunarmi Sunarmi. 2021. “Exploration Aesthetic Values and Meaning Local Wisdom of Tongkonan Traditional Houses as Identity Toraja Tribe Society.” Pendhapa 12(2):83–95. doi: 10.33153/pendhapa.v12i2.4042.
Alfathan, Fajar, dan Tri Cahyo Kusumandyoko. 2021. “Perancangan Infografis Video Animasi 3 Dimensi Rumah Adat Banua Layuk.” Barik 2(2):180–89.
Anindita, Maria Tara Kirana, dan Lintu Tulistyantoro. 2019. “Studi Makna Kosmologi Pada Hunian Tradisional Mamasa ‘Banua.’” Intra 7(2):181–88.
Ansaar. 2011. Arsitektur Tradisional Daerah Mamasa. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Buijs, Kees. 2009. Kuasa Berkat dari Belantara dan Langit: Struktur dan Transformasi Agama Orang Toraja di Mamasa, Sulawesi Barat. Makassar: Ininnawa.
Buijs, Kees. 2016. Personal Religion and Magic in Mamasa, West Sulawesi: The search for powers of blessing from the other world of the gods. Leiden: Brill.
Buijs, Kees. 2017. Agama Pribadi dan Magi di Mamasa, Sulawesi Barat: Mencari Kuasa Berkat dari Dunia Dewa-Dewa. Makassar: Ininnawa.
Buijs, Kees. 2018. Tradisi Purba Rumah Toraja Mamasa, Sulawesi Barat: Banua sebagai Pusat Kuasa Berkat. Makassar: Ininnawa.
Bura, Pascarianto, dan Tetsuya Ando. 2023. “Evaluation of the Orobua settlement as a historical heritage in West Sulawesi, Indonesia.” Journal of Asian Architecture and Building Engineering 22(3):1582–97. doi: 10.1080/13467581.2022.2090366.
Bura, Pascarianto Putra, dan Tetsuya Ando. 2024. “Study on the settlements composition of Tana Toraja and Mamasa Toraja in Sulawesi, Indonesia.” Journal of Asian Architecture and Building Engineering 23(5):1826–39. doi: 10.1080/13467581.2023.2278457.
Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darong, Hieronimus Canggung, Yosefina Helenora Jem, dan Erna Mena Niman. 2021. “Character Building: the Insertion of Local Culture Values in Teaching and Learning.” JHSS (Journal of Humanities and Social Studies) 5(3):252–60. doi: 10.33751/jhss.v5i3.4001.
Djumadin, Hawiah. 2023. “Makna Rumah Adat Pu’ulele: Sebuah Tinjauan Semiotika.” Innovative: Journal Of Social Science Research 3(5):5797–5811.
Durkheim, Emile. 2013. The Division of Labour in Society. diedit oleh S. Lukes. Basingstoke: Palgrave Macmillan.
Durkheim, Émile. 2008. The Elementary Forms of Religious Life. Oxford: Oxford University Press.
Dyastika, Patricia Agrivina, Scholastica Lista Febriantari, dan Ratika Setyawati. 2022. “Eksplorasi Etnomatematika pada Arsitektur Banua Layuk di Daerah Mamasa Sulawesi Barat.” Hal. 442–50 in PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika.
Ellwood, Robert. 2014. “Eliade: Essentialist or Postmodern? The Sacred and an Unseen Order.” in Mircea Eliade: Myth, Religion, and History, diedit oleh N. Babuts. Abingdon: Routledge.
Ellwood, Robert S. 2014. “Mircea Eliade.” in Encyclopedia of Psychology and Religion, diedit oleh D. A. Leeming. New York: Springer.
Frans, Stephanie Melinda, dan Laksmi Kusuma Wardan. 2015. “Makna Simbolik pada Banua Layuk Rumah Tradisional Mamasa, Sulawesi Barat.” Dimensi Interior 13(1):11–20. doi: https://doi.org/10.9744/interior.13.1.11-20.
Jainuddin, Ival Iman, dan Abdurrachman Rahim. 2023. “Etnomatematika Geometri Ukiran Dan Banua Toraya Nosu (Suku Toraja).” Jurnal MSA (Matematika dan Statistika serta Aplikasinya) 11(1):20–25. doi: 10.24252/msa.v11i1.32145.
Kholilah, Anni, Niko Andeska, dan Muhammad Ghifari. 2019. “Kajian Estetika Timur Pada Rumah Adat Sopo Godang Mandailing.” Gorga: Jurnal Seni Rupa 8(2). doi: https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.14711.
Lullulangi, Mithen, dan Bakhrani A. Rauf. 2022. “Built Environment Mamasa Traditional Architecture.” Proceedings of the 1st World Conference on Social and Humanities Research (W-SHARE 2021) 654:243–47. doi: 10.2991/assehr.k.220402.052.
Manu, Yoggy Hermondi, dan Tony Tampake. 2023. “Tarian Kebalai Kematian Sebagai Ruang Publik Solidaritas Sosial Masyarakat Rote Ndao.” Indonesian Journal of Religion and Society 5(1):70–81. doi: https://doi.org/10.36256/ijrs.v5i1.329.
Mulyadi, Yadi, dan Iswadi A. Makkaraka. 2017. “Potensi Ancaman Pada Bangunan Cagar Budaya Banua Layuk Rambu Saratu di Mamasa Sulawesi Barat.” Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur 11(2):35–45. doi: https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i2.174.
Nabilunnuha, Muhammad Bintang, dan Didit Novianto. 2022. “Prinsip Keberlanjutan dan Ketahanan Lingkungan pada Rumah Tongkonan Toraja.” Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia 11(1):28–38. doi: https://doi.org/10.32315/jlbi.v11i01.79.
Nole, Otniel Aurelius. 2023. “Hidup adalah Kasih: Perjumpaan antara Karya Yesus Kristus dan Orang Mamasa.” Pengarah: Jurnal Teologi Kristen 5(2):109–18. doi: https://doi.org/10.36270/pengarah.v5i2.175.
Nole, Otniel Aurelius. 2024. “Balinese Actions and Solidarity Regarding Ogoh-Ogoh in Banjar Untal-Untal: A Sociology of Religion Perspective.” Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies 8(1):116–24. doi: https://doi.org/10.25078/vidyottama.v8i1.3584.
Nole, Otniel Aurelius, dan Yusak Budi Setyawan. 2024. “Pengaruh Alkitab terhadap Natal dan Implikasi Realitas Bisnis di Indonesia.” Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi) 10(1):73–84. doi: https://doi.org/10.18784/smart.v10i1.2214.
Nurfauziah, dan Aan Putra. 2022. “Systematic Literature Review: Etnomatematika pada Rumah Adat.” Jurnal Riset Pembelajaran Matematika 4(1):5–12. doi: https://doi.org/10.55719/jrpm.v4i1.351.
Oktarina, Yeni, Rita Inderawati, dan Ismail Petrus. 2022. “Developing Local Culture-Based EFL Reading Materials for the 21st-Century Learning.” Studies in English Language and Education 9(3):1128–47. doi: 10.24815/siele.v9i3.24660.
Pals, Daniel L. 2015. Nine Theories of Religion. New York: Oxford University Press.
Pickering, W. S. F. 2009. Durkheim’s Sociology of Religion: Themes and Theories. Cambridge: James Clarke & Co.
Pratama, Hilba Yoga, dan Agung Budi Sardjono. 2023. “Kajian Budaya Pada Arsitektur Rumah Tradisional Joglo Bucu Di Kabupaten Ponorogo.” Nature: National Academic Journal of Architecture 10(1):1–14. doi: 10.24252/nature.v10i1a1.
Rinoza, Renal, dan Risman Buamona. 2019. Bumi dan Manusia Mamasa: Sebuah Ihwal tentang Perubahan Sosial-Ekologi di Dataran Tinggi Sulawesi. Yogyakarta: Tanah Air Beta Grafika.
Saragih, Jhon T. A., M. Nawawiy Loebis, dan Dwi Lindarto. 2021. “Space dalam Arsitektur Batak Karo.” Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia 10(1):1–8. doi: https://doi.org/10.32315/jlbi.v10i1.17.
Savin-Baden, Maggi, dan Claire Howell Major. 2023. Qualitative Research: The Essential Guide to Theory and Practice. London: Routledge.
Setyaningrum, Naomi Diah Budi. 2018. “Budaya Lokal Di Era Global.” Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni 20(2):102–12. doi: 10.26887/ekse.v20i2.392.
Stepanus, Izak Lattu, dan Tony Tampake. 2019. “Mebulle Bai: Ritual, Ruang Bersama, dan Rekonsiliasi Masyarakat Lokal di Mamasa, Sulawesi Barat.” Religió: Jurnal Studi Agama-agama 9(2):170–96. doi: https://doi.org/10.15642/religio.v9i2.1204.
Stepanus, Izak Lattu, dan Tony Tampake. 2020. “Ritual Merenden Tedong sebagai Penyelesaian Konflik Masyarakat Mamasa.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 5(2):123–35. doi: https://doi.org/10.24114/antro.v5i2.14392.
Syamsurizal. 2021. “Leksikon Rumah Aadat dan Masakan Tradisional Suku Rejang: Kajian Etnolinguistik.” Sawerigading 27(1):1–17.
Tambaru, Elis, Resti Ura’, dan Mustika Tuwo. 2023. “Diversity of Herbal Medicine in Mamasa District, West Sulawesi, Indonesia.” BIODIVERSITAS: Journal of Biological Diversity 24(4):2013–22. doi: https://doi.org/10.13057/biodiv/d240410.
Tampake, Tony, dan Janhard Katampuge. 2022. “Sakralitas Kue Adat Tamo Untuk Inklusivitas Keagamaan Masyarakat di Sanger, Sulawesi Utara.” Indonesian Journal of Religion and Society 4(2):69–79. doi: 10.36256/ijrs.v4i2.231.
Udju, Anita A. Hege, dan Yakobus Adi Saingo. 2022. “Filosofi Bangunan Rumah Adat Komunitas Sabu (Ammu Ae Nga Rukoko Do Hawu).” Jurnal PATRA 4(2):82–90. doi: 10.35886/patra.v4i2.316.
Uphoff, Johanneke. 2021. “Dit boec heft gegeven: Book Donation as an Indicator of a Shared Culture of Devotion in the Late Medieval Low Countries.” in Religious Connectivity in Urban Communities (1400–1550): Reading , Worshipping , and Connecting through the Continuum of Sacred and Secular, diedit oleh S. Folkerts. Turnhout: Brepols.
Wasilah, dan Andi Hildayanti. 2019. “Transformation form in Banua Layuk Mamasa based on linguistic analogy.” in ICOST 2019: 1st International Conference on Science and Technology.
Wong, Alicia Anatasha, Rosazman Hussin, dan Gusni Saat. 2022. “Fungsi Sosiobudaya Rumah Adat Tongkonan Suku Toraja Di Lalikan Pangala’, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Indonesia.” Journal of Borneo Social Transformation Studies (JOBSTS) 8(1):88–103. doi: https://doi.org/10.51200/jobsts.v8i1.4165.
Yuliastuti, Nany, dan Annisa Mu’Awanah Sukmawati. 2020. “Creative urban kampung based on local culture, a case of kampung bustaman Semarang.” Journal of Architecture and Urbanism 44(2):128–37. doi: 10.3846/jau.2020.11450.
Refbacks
- There are currently no refbacks.