PERAN BARUGA SEBAGAI RUANG PUBLIK SOSIAL DAN POLITIK DALAM MASYARAKAT SUKU PAMONA: STUDI KASUS DI DESA PANDIRI KECAMATAN LAGE, KABUPATEN POSO

Chrysti Yessika Karatu, Tony Tampake, Izak Y.M Lattu

Abstract

This research aims to analyze the function of baruga as a social public sphere for traditional communities in Poso. Baruga is used as a sphere for social meetings and also a sphere for settlements by the community in the Poso, the implementation of which is led by the traditional council. Social space is understood as a sphere where people gather and carry out social interactions. This research also looks at the function of baruga as a space for the reconciliation of conflicts that occur between communities in a certain area. The community uses baruga as a gathering place and also holds meetings related to the community's social life. This research used qualitative case study approach. Primary data was collected through interviews with several traditional leaders, village leaders, and local communities, other data was obtained through observations and written documents owned by village officials and traditional councils. The findings from this research are that the baruga, as a traditional house for the local community of the Pamona tribe, is useful as a public sphere for the village of the Pandiri community in Poso Regency. In baruga, the community often holds meetings related to the interests of the village community. Apart from that, Baruga also functions as a social and political space for the Pandiri village community.

 

Keywords: Baruga, Public Sphere, Social Space, Poso Community

Abstrak         

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi baruga sebagai ruang public sosial masyarakat tradisional di kabupaten Poso. Baruga digunakan sebagai ruang untuk pertemuan-pertemuan sosial dan juga ruang untuk penyelesaian oleh masyarakat yang ada di kabupaten Poso, yang mana pelaksanaannya dipimpin oleh dewan adat. Ruang sosial dipahami sebagai ruang di mana masyarakat berkumpul dan melakukan interaksi sosial. Penelitian ini juga melihat fungsi baruga sebagai ruang rekonsiliasi konflik yang terjadi antarmasyarakat di suatu wilayah tertentu. Masyarakat menggunakan baruga sebagai tempat untuk berkumpul dan juga melakukan pertemuan-pertemuan berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui wawancara beberapa tokoh adat, pimpinan desa dan juga masyarakat setempat, data lainnya didapatkan melalui hasil observasi dan dokument-dokumen tertulis yang dimiliki oleh perangkat desa maupun dewan adat. Temuan dari penelitian ini adalah baruga sebagai rumah adat masyarakat lokal suku Pamona berguna sebagai ruang publik masyarakat desa Pandiri di Kecamatan Lage Kabupaten Poso, di baruga ini masyarakat kerap kali melakukan pertemuan berkaitan dengan kepentingan masyarakat desa. Selain itu, baruga juga berfungsi sebagai ruang sosial dan politik masyarakat desa Pandiri.

 

Kata kunci: Baruga, Ruang Publik, Ruang Sosial, Masyarakat Poso

Full Text:

PDF

References

Carr, Stephen dkk. (1992). Public Space. New York: Press Syndicate of the University of Cambridge.

Curran, James. (2000). Rethinking Media and Democracy, in James Curran and Michael Gurevitch, Mass Media and Society, Third Edition. Third. New York: Arnold London and Oxford University Press.

Faisal, Andi. (2020). Refleksi Kritis Budaya Politik Kontemporer Bugis Makssar: Dari Ruang Publik Kultural ke Ruang Publik Politis. Asian Journal of Environment, History and Heritage 4(2). Hal 71-84.

Golten, Elin. (2019). Public Libraries as Place and Space-New Services, New Visibility. Paper Presented at: IFLA WLIC 2019-Athens, Greece-Libraries: dialogue for change in Session s09-Management and Marketing. In: Recruiting.and Managing the New Generation of Employees to Attract New Markets and Create New Service, 22-23 August 2019, Pythagoreion, Samos, Greece. Hal 1-8.

Hakim, R dan Utomo, H. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartono, Dedi., & Noer Aziza. (2020). Peran Ruang Publik Pada Kantor Rukun Warga Terhadap Aktivitas Masyarakat di Kelurahan Kebon Pala Jakarta Timur. Jurnal Arsitektur, 3(2), Hal 44-52.

Kalleberg, R. (2015). Ytringsfrihet, Demokratiteori Og Demokratiet Som Uferdig Prosjekt. Sosiologi I Dag, 45(4). Hal 11-37.

Kusumastuti, Retno Dyah dan Airlangga Surya Kusuma. (2022). Angkringan Sebagai Ruang Publik dan Sarana Interaksi Sosial di Kota Bogor. Jurnal Pustaka Komunikasi 5(1). Hal 91-105.

Pabeta, Kristian dkk. (2014). Tipologi Balai Pertemuan ‘Baruga’ Di Kabupaten Poso, Media Matrasain. Media Matrasain 11(2). Hal 12-20.

Putra, Goustanjiwani Adi.,& Daim Triwahyono. (2020). Ruang Temporer Sosial Sebagai Salah Satu Bentuk Ruang Sosial dan Aspirasi Masyarakat dalam Pemenuhan Kebutuhan Ruang Publik Kota. PAWON : Jurnal Arsitektur 4(1), Hal 77-88.

Suwendra, I Wayan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dalam ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan. Bandung: Nilacakra.

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.

Ulummudin, Naufal Ihya’ dkk. (2022). Membongkar Budaya Patriaki Madura: Studi Fenomenologi Pasar Tradisional di Desa Labang Sebagai Ruang Publik Perempuan Madura. Jurnal Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa 6(2). Hal 142-158.

West, Richard dan Turner, Lynn H. (2017). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

“https://profil.digitaldesa.id/pandiri-posokab/berita/rumah-adat-modern-nto-pamona-pertama-dan-eko-wisata-budaya-berhasil-dibangun-di-desa-pandiri.”

“https://profil.digitaldesa.id/pandiri-posokab/infografis.”

Refbacks

  • There are currently no refbacks.