STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT KAMPUNG MERAK SITUBONDO DI ENCLAVE AREA
Abstract
This study aims to narrate the life of the people of Kampung Merak Situbondo in the enclave area. Using a phenomenological approach to express meaning in experience, this study takes a social setting in Kampung Merak, because this village is very representative as an isolated village both in terms of road access, infrastructure, social access, economy, education and especially this village has a dispute with the National Park. Baluran (TNB) is related to the area. This study uses a qualitative paradigm with a phenomenological approach. The technique of determining informants uses purposive techniques, with data collection methods using observation, and in-depth interviews. The results showed that the people who lived in this village were formerly workers at PT. Gunung Gumitir, where apart from working they are also building a social system in that location. When the PT's HGU contract expired, the workers were not terminated, but simply left. The workers then continue to build social life, both settlements, agricultural land, livestock, religion and other supporting social systems. The existence of those who have been uprooted from their original place of residence prevents them from returning to their origin. The development of businesses both in the agricultural and livestock sectors has made them more attached to Kampung Merak. Although vehicle access to the village has been closed by TNB, it is difficult for them to send agricultural and livestock products. This includes regulations regarding the construction of houses which are limited by not being allowed to build permanent houses. This does not make them discouraged from continuing to build a life in Merak Village by implementing several survival strategies as farmers, rowdy cattle breeders, as fishermen and strategies to build networks.
Keywords: Kampung Merak, Situbondo, Baluran National Park, Survival Strategy, Enclave Area
AbstrakPenelitian ini bertujuan menarasikan kehidupan masyarakat Kampung Merak Situbondo di enclave area. Menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengungkapkan pemaknaan dalam penafsiran pengalaman, penelitian ini mengambil setting sosial di Kampung Merak, dikarenakan kampung ini sangat representatif sebagai kampung yang terisolir baik secara akses jalan, sarana prasarana, akses sosial, ekonomi, pendidikan dan terutama kampung ini masih bersengketa dengan pihak Taman Nasional Baluran (TNB) terkait dengan kawasan. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive, dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di kampung ini dahulunya adalah pekerja di PT. Gunung Gumitir, dimana selain bekerja mereka juga membangun sistem sosial di lokasi tersebut. Ketika kontrak HGU PT habis, pekerja tidak diputus kontrak, namun ditinggalkan begitu saja. Para pekerja kemudian tetap membangun kehidupan sosial baik pemukiman, lahan pertanian, peternakan, keagamaan dan sistem sosial pendukung lainnya. Keberadaan mereka yang telah tercerabut dari tempat tinggal asal membuat mereka tidak kembali ke asalnya. Berkembangnya usaha baik dalam sektor pertanian dan peternakan membuat mereka semakin terikat dengan Kampung Merak. Meskipun akses kendaraan ke kampung tersebut telah ditutup oleh pihak TNB, sehingga mereka kesulitan untuk mengirim hasil pertanian maupun peternakan. Termasuk juga adanya peraturan mengenai pembangunan rumah yang dibatasi dengan tidak diperbolehkan membangun rumah permanen. Hal itu, tidak membuat mereka patah arang untuk tetap membangun kehidupan di Kampung Merak dengan menerapkan beberapa strategi bertahan hidup sebagai petani, peternak sapi gaduhan, sebagai nelayan dan strategi membangun jaringan.
Kata kunci: Kampung Merak, Situbondo, Taman Nasional Baluran, Strategi Bertahan Hidup, Enclave AreaFull Text:
PDFReferences
Abdullah, M., Abu Nasur, Stacey Natasha, Garnett S.T, dan Myers Bronwyn. 2016. Economic Dependence on Mangrove Forest Resources for Livelihoods in the Sundarbans, Bangladesh. Forest Policy and Economics, Elsevier, Vol:64;15-24.
Apriyanto, Tri Chandra. 2016. Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan Partisipasi Politik, Klaim, dan Konflik Agraria di Jember. Yogyakarta: STPN Press.
Arum, Rizki and Putu Rudy. 2019. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kognisi Spasial Masyarakat Kampung Merak Terhadap Bentuk Permukimannya.” 8 (2).
Bachriadi, Dianto (ed). 2012. Dari Lokal Ke Nasional Kembali Ke Lokal: Perjuangan Hak Atas Tanah Di Indonesia. cetakan pe. edited by D. Bachriadi. Agrarian Resource Center (ARC).
Chrysantini,Pinky. 2007. Berawal Dari Tanah: Melihat ke Dalam Aksi Pendudukan Tanah. Bandung: Yayasan AKATIGA.
Darmawan, A. H. (2007). Dinamika Sosio-Ekologi Pedesaan: Perspektif dan Pertautan Keilmuwan Ekologi Manusia, Sosiologi Lingkungan dan Ekologi Politik . Sadality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia, 1 - 40.
Farid, Muhammad. 2020. Fenomenologi Dalam Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta:Kencana.
Hernanda Reksi Septadinata. 2022. Blantik Sapi : Peran Blantik dalam Jaring Sosial Ekonomi Pasar Ternak. Skripsi: Universitas Jember.
Hidayah, Wulan, A. 2014. Motivasi Masyarakat Desa Wonorejo dalam Memanfaatkan Hutan Taman Nasional Baluran. Skripsi.FISIP,Sosiologi, Universitas Jember.
HP, Widhiana, Muhammad Mahsun. dan Valentina Arminah. 2013. Tumpang Tindih Pengelolaan Pertanahan di Kawasan Tapal Batas Kehutanan di Kab.Tasikmalaya, Jawa Barat. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.
Kuadang, A, Daniel D. Kameo, dan Wilson M.A.Therik. 2019. Life Survival Strategy Masyarakat Miskin Desa Sasur Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin.Vol:XXVIII No.1:1-10.
Kusumah, M. S. 2010. Preferensi Dan Bentuk Konflik Dalam Konflik Nelayan. Jurnal Humaniora dan Pendidikan, 2(1), 55-64.
Kusumah, M. S. 2010. Sumber Konflik Dan Pola Resolusi Konflik Nelayan Di Muncar Banyuwangi Dan Panarukan Situbondo. JSBP (Jurnal Sosial, Budaya dan Politik), No. 1(1), 1111-1128.
Kusumah, M. S. 2015. Perjuangan Nelayan Atas Laut (Studi Tentang Konstruksi Relasi Nelayan, Pelembagaan Nilai Konflik Dan Resiliensi Sosial-Ekologis Nelayan Muncar Banyuwangi), Malang: s.n.
Kusumah, M. S. 2016. Fishermen Struggle Over The Sea: a construction of fisherman social action respond to ecological degradation. Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman.
Kusumah, M. S. 2016. Kuasa Atas Laut: Perebutan Hak Atas Subsistensi Sebuah Politik Ekologi Pengelolan Laut. Surabaya, Universitas Hang Tuah.
Lexy. J. moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT. Remaja Posdayakarya.
Murthy, Radha Leela Krishna. 2022. Sapi Gaduhan: Sebuah Bangun Kultural dalam Ekonomi Tradisional di Karangtekok Sumberwaru Situbondo. Skripsi: Universitas Jember.
Ramadhanita, Rizki Arum dan Putu Rudy Satiawan. 2019. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kognisi Spasial Masyarakat Kampung Merak Terhadap Bentuk Permukimannya. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Sari, Laeli Indah Permata. 2022. Perempuan Perempuan Pengangon Sapi di Desa Sumberwaru Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo. Skripsi: Universitas Jember
Satmoko, S., Prasetyo, A.G, dan Pertiwi, Y.I. 2019. Strategi Penghidupan Masyarakat Desa Hutan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Vol:3(2):174-182.
Scott, James C. 1983. Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: PT. Dharma Aksara Pratama
Scott, James C. 2000. Senjata Orang-orang Yang Kalah: Bentuk Perlawanan Sehari-hari Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Subarudi. 2014. Analisis Kelayakan Sosial, Finansial dan Pasar Produk Hutan Tanaman Rakyat: Studi Kasus di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian SOsial dan Ekonomi Kehutanan. Vol:11 No.4:323-327.
Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung:Alfabeta
Suryono, Agus. 2020. Teori dan Strategi Perubahan Sosial. Jakarta Timur:PT. Bumi Aksara
Wahyudi, Fidela D. 2017. Petani Apel dan Perubahan Fungsi Lahan (Studi Deskriptif Petani Apel di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Skripsi,Universitas Airlangga.
W.Creswell, John. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wianti, Kristiani Fajar. 2014. “Land Tenure Conflict in the Middle of Africa van Java (Baluran National Park).” Procedia Environmental Sciences 20:459–67.
Wijayanto, H.W, Affandi, A, dan Soemarno. 2019. Pengaruh Livelihood Asset terhadap Livelihood Strategies Masyarakat Tepi Hutan di UB Forest Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. HABITAT: Vol: 30(2):54-61
Refbacks
- There are currently no refbacks.