KOMUNITAS SATOE ATAP: PRODUKSI RUANG SOSIAL BAGI ANAK JALANAN DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG

Ardhiatama Purnama Aji, Bagas Yusuf Kausan

Abstract

The growth of Semarang City to the “modern” direction has left any contrast pictures. The building of hotels and shopping centres are increasing. In other side, the street children and urban poor still exist. Consequently, the scramble of space cannot be denied. The street children and urban poor, with their finite capital, losed in the scramble. Inevitably, that losing has called Komunitas Satoe Atap to help them. The purpose of this research is to know the way Komunitas Satoe Atap provides playgrounds and learning spaces for street and urban poor children at Simpang Lima area in Semarang. The most part of the thought framework was using Henri Lefebvre’s idea about the production of space. Furthermore, the method in this research is qualitative method, consists of field observation, interview and literatur review. Due to get the detail datas and informations, this method has been used. Furthermore, descriptive approach is used in this research. The result of this research denotes that in the process of modernisation at Simpang Lima area, Komunitas Satoe Atap still steadily provides the alternative space at front of Karang Kidul headman office, Central Semarang, Semarang City. As the time goes, the activities and communications of this community with the street children are getting more difficult to be done. Nevertheless, they are always ready to help the street children in education sector on Friday.

 

Keywords: Satoe Atap Community, The production of space, The street children, The urban poor, Simpang Lima area.

 

Abstrak

Perkembangan Kota Semarang menuju ke arah “modern” menyisakan gambaran kontras. Satu sisi, bangunan hotel dan pusat perbelanjaan kian banyak. Namun sisi lain, anak jalanan dan kaum miskin kota tetap eksis. Alhasil perebutan ruang tak terhindarkan. Dengan keterbatasan kapital, anak jalanan dan kaum miskin kota kalah dalam perebutan ruang tersebut. Tak pelak, kekalahan itu mengundang Komunitas Satoe Atap untuk membantu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Komunitas Satoe Atap menyediakan ruang bermain dan belajar bagi anak jalanan dan kaum miskin kota di Kawasan Simpang Lima. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagian besar menggunakan gagasan Henri Lefebvre tentang produksi ruang. Selain itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang terdiri atas observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka. Metode ini digunakan untuk memperoleh data serta informasi secara detail. Sementara itu, pendekatan deskriptif dipakai dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tengah derap modernisasi di sekitar Kawasan Simpang Lima, Komunitas Satoe Atap tetap rutin menyediakan ruang alternatif di teras Kantor Kelurahan Karang Kidul, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Namun seiring berjalannya waktu, komunitas ini semakin sulit untuk melakukan kegiatan, bahkan berkomunikasi dengan anak jalanan. Sekalipun mereka senantiasa menyediakan waktu pada tiap Jumat untuk membantu anak jalanan di bidang pendidikan.

 

Kata kunci : Komunitas Satoe Atap, Anak jalanan, Kaum miskin kota, Kawasan Simpang Lima, Produksi ruang.

Full Text:

PDF

References

Apriliani, W. dan Yusuf, A. 2015. “Kebiasaan Belajar Anak Jalanan Kawasan Simpang Lima Kota Semarang Binaan Komunitas Satoe Atap”. Journal of Non Formal Education and Community Empowerment NFECE 4 (1).

Astri, H. 2014. “Kehidupan Anak Jalanan di Indonesia: Faktor Penyebab, Tatanan Hidup dan Kerentanan Berperilaku Menyimpang”. Aspirasi Vol. 5 No. 2.

Darling, E. 2017. “Lecture 2: Production of Urban Space”. Youtube: London. Diakses pada 4 November 2019. (https://www.youtube.com/watch?v=-WnQYqtETKw)

Fahmi, M. 2019. “Keberadaan Anak Jalanan Ditekan”. Suaramerdeka.com: Semarang. Diakses pada 4 November 2019. (https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/162329/keberadaan-anak-jalanan-ditekan)

Fibrianto, A. dan Yuniar A. 2019. “Memupuk Produktifitas Kerja Komunitas Difabel di Yogyakarta Indonesia”. Jurnal Analisa Sosiologi 8 (2).

Haryanti, D. 2008. Kajian Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Kawasan Bundaran Simpang Lima Semarang. Tesis. Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro: Semarang.

Hidayati, D. 2012. “Aktivitas Waktu Luang (Leisure) Anak Jalanan di Sekitar Simpang Lima Kota Semarang (Studi Anak Jalanan Binaan Yayasan Setara)”. Journal of Non-Formal Education and Community Empowerment NFECE 1 (2).

Kertati, I. 2013. “Analisis Kemiskinan Kota Semarang berdasarkan Data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS)”. Riptek Vol. 7 No. 1.

_______. 2018. “Deformasi Kebijakan Penanganan Anak Jalanan Kota Semarang”. Riptek Vol. 12 No. 1.

Kusumo, R. 2012. “Pembangunan Fisik Sebuah Kota: Menipisnya Public Space?”. VITASPHERE Volume II.

Lefebvre, H. 2009. State, Space, World. Minneapolis: University of Minnesota.

__________. terj. Nicholson-Smith, D. 1991. The Production of Space. Oxford: Basil Blackwell Ltd.

Noviyanti. 2016. “Komunitas Satoe Atap Semarang, Kumpulan Anak Muda yang Peduli dengan Anak Jalanan”. Inspiratorfreak.com: Semarang. Diakses pada 4 November 2019. (https://inspiratorfreak.com/komunitas-satoe-atap-semarang-kumpulan-anak-muda-yang-peduli-dengan-anak-jalanan/)

Nurul, A. 2016. “Komunitas Satoe Atap: Rangkul Anak-Anak Miskin dan Jalanan di Semarang”. Komunita.id: Semarang. Diakses pada 4 November 2019. (https://komunita.id/2016/03/24/komunitas-satoe-atap-rangkul-anak-anak-miskin-dan-jalanan-di-semarang/).

Paramita, K., Rifai, A, dan Sumantri, T. 2018. “The Problem Based Character Education for Street Children in Satoe Atap Semarang Community”. Journal of Nonformal Education JNE 4 (2).

Pramudia, Y. 2013. “Sekolah Nonformal untuk Anak Jalanan di Yogyakarta”. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Diakses pada 16 Februari 2020 (http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/16/18).

Pratiwo. 2005. “The City Planning of Semarang 1900-1970”. Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Prasetyo, H. 2013. “Sociology of Space: Sebuah Bentangan Teoritik”. SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh Nomor 2.

Purwanto, E. 2014. “Privatisasi Ruang Publik dari Civic Centre Menjadi Central Business District (Belajar dari Kasus Kawasan Simpang Lima Semarang)”. Tata Loka Vol. 16 No. 3.

Satoe Atap. 2017. “About”. www.satoe-atap.com: Semarang. Diakses pada 4 November 2019. (http://www.satoe-atap.com/about)

Schmid, C. 2008. “Henri Lefebvre’s Theory of The Production of Space: Towards a Three Dimensional Dialectic”. Space, Difference, Everyday Life: Reading Henri Lefenvre. New York and London: Routledge.

Setiawan, A. 2017. “Produksi Ruang Sosial sebagai Konsep Pengembangan Ruang Perkotaan (Kajian atas Teori Ruang Henri Lefebvre)”. Haluan Sastra Budaya 33 (11).

Simanjuntak, A. & Kurniawan, R. 2014. “Produksi Ruang Ngamen pada Ruang Publik Kota: Studi Kasus Gelora Bung Karno dan GKI Kayu Putih Jakarta”. Depok: Universitas Indonesia. Diakses pada 10 November 2019. (https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiK78PBwfflAhV-xjgGHRRIDJsQFjAAegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Fwww.lib.ui.ac.id%2Fnaskahringkas%2F2016-06%2FS55399-Aprian%2520Wara%2520Torang%2520S&usg=AOvVaw2fEX9ZZOo6byLBR6X-pLpa)

Syahrul dan Wardana, A. 2017. “Analisis Kebijakan Pendidikan untuk Anak Jalanan di Kota Yogyakarta”. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 4, No. 2.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.